Tuesday, November 27, 2007

Rafael Bittencourt Guitar Clinic

Malam itu 11/nov/2007 hujan turun dengan deras, tapi karena sudah niat mau nonton bagaimana gitaris sekaligus pendiri angra ini bermain, saya bela2in bersama istri dan kedua anak untuk ikut menjadi saksi. Lokasinya sendiri cukup unik, yaitu ex gedung braga sky, yang merupakan sub bagian dari gedung asia afrika. Jadi bayangkan suatu bangunan tua yang berdiri di jalan braga no 1, di salah satu sudut suram Bandung lama.

Dari tempat mobil diparkir sudah terdengar suara gitar elektrik melengking diiringi drum midi dari keyboard yamaha, ternyata salah seorang panitia yang sedang melakukan pemanasan. setelah masuk kedalam ruangan yang gotik, gelap dan suram, tak berapa lama bondan prakoso muncul dengan basa basi sejenak, lantas langsung memainkan beberapa track dari "fade to black" not bad buat kuping saya, meski menurut doi alirannya berbau funk, akan tetapi lucu juga mengingat nama "fade to black" yang mengingatkan saya akan metallica.

Tak berapa lama rafael pun muncul, dan langsung memainkan gitar yamaha terbaru RGXA2, permainannya cukup cepat dan rapi meski terkesan agak out of tune, sayang imho kok kelihatannya dia gak nyaman dengan produk yamaha terbaru tsb dan sepintas terlihat kecil dibanding posturnya. Btw yang bikin kaget suara doi cukup mantaff (tak heran di beberapa track angra kita sering mendengar koor dari mereka), istri dan anak perempuan saya ikut bersenandung ketika dia membawakan beberapa hit angra.

Di akhir sesi doi, mengganti gitar dengan yamaha customs, nah disini baru terlihat bagaimana dengan nyamannya dia memainkan lagu agresif dan diakhiri dengan jam session bersama bondan yang malam itu juga membawa bass gitar yamaha produk terbaru RBX4 A2.

Akhir kata, cukup puas melihat doi membawakan total 10 track dengan sekitar 3 track slow, 1 track blues dan 5 track progmet, diselingi dengan kata2 dalam bahasa indonesia, pada sesi tanda tangan anak saya dengan bangga menunjukkan tanda tangan rafael di kartu pos. Dan surprise juga mendengar pengakuan dia tentang David Gilmour sebagai idola. Meski demikian dimata saya, kiko masih lebih baik, apalagi setelah mendengar kiko main jazz di album terbarunya, juga permainan kiko di album "no gravity" yang menurut saya bahkan masih lebih baik dibanding "suspended animation"-nya petrucci.


np pink floyd "comfortably numb"

Thursday, November 22, 2007

Dan Brown

Membaca berbagai opini yang cukup kontroversial mengenai karya Da Vinci Code, membuat saya tertarik untuk membacanya secara langsung, kemudian dilanjutkan dengan membaca Angel and Demons, Deception Point serta Digital Fortress.

Da Vinci Code, bercerita tentang kepercayaan yang selama berabad abad mencoba melindas interprestasi yang berbeda dan akhirnya terbuka pada masa kini, cerita ini bergerak dengan dramatis melintasi waktu, kota2 bersejarah dengan segala land mark yang menyimpan misteri hingga kini. Salah satunya Paris, saya jadi ingat komentar Kirk Hammet, gitaris metallica, salah satu yang sangat menikmati Paris dan menemukan bagaimana dunia kini (baca modern) dapat berdiri sejajar dengan bangunan2 berusia ratusan tahun.

Angel and Demons, merupakan cerita awal dari Da Vinci Code dan masih dengan tokoh yang sama (Robert Langdon) serta zat anti materi yang merupakan salah satu kemungkinan fisika yang belum dieksplorasi secara total dikombinasikan lagi lagi dengan otoritas katolik. kalau Da Vinci Code seakan akan kisah nyata, Angel and Demons lebih terasa nuansa fiktifnya.

Deception Point, bercerita tentang kehidupan luar angkasa yang dipadu dengan konspirasi politik tingka tinggi untuk menyelamatkan NASA, saya jadi ingat kontroversi tentang benar tidaknya penjelajahan Amerika di Bulan, karena sejak Neil Armstrong menginjakkan kaki di bulan sebagai langkah kecil sorang Neil namun merupakan langkah besar bagi ras manusia, kita tidak lagi pernah mendengar adanya eksplorasi serupa.

Digital Fortress, bercerita tentang network security dan bagiamana nihilitas enkripsi kode yang tak dapat dipecahkan.

Menarik bagi saya bagaimana Dan Brown menyusun suatu cerita, bagaimana satu adegan dengan adegan lain berjalan paralel, dan baru dapat dirangkaikan di akhir cerita, bagaimana bab tidak lagi merupakan kesatuan dari sejumlah halaman, melainkan dapat saja terdiri hanya dari satu lembar atau bahkan cukup diwakili beberapa kalimat saja. Sambil membaca saya dapat membayangkan adegan per adegan seakan-akan divisualisasikan sebagai rangkaian gambar-gambar film.

Untuk detil, Dan, bahkan sudah menyamai sang maestro detil yaitu Frederick Forsyth (Dogs of War, Day of The Jackal dll) . Sebagaimana Sang Maestro dan melibatkan berbagai pakar dan riset yang sebenarnya untuk merangkai setiap cerita, sehingga meski masih bisa diperdebatkan tapi situasi yang dibangun sangat nyata.
Np Mike Oldfield "Platinum"

ESQ

Pernah baca buku ESQ ?, ya saya sudah pernah baca sekali, menarik namun serba tanggung, dibilang buku agama tidak juga, dibilang buku "science" juga gak pas, berbeda dengan buku Maurice Bucaille yang lebih terlihat sebagai karya ilmiah, atau sekalian buku Abu Fatih Al Adnani yang lebih kental muatan agamanya, buku ESQ ini lebih kearah implementasi praktis agama sebagai tuntunan hidup sehari-hari.

Tapi, setelah saya ikut training-nya langsung, barulah terasa bagaimana isi buku ini menjadi sesuatu yang benar2 mengubah diri kita. Dengan layar sangat besar, sound system yang berdentum kita seakan dibawa ke alam maha dahsyat ciptaan Allah SWT, dibawa ke luar angkasa dan melihat bagaimana kecilnya diri kita, dibawa ke neraka dan merasakan kengerian disekeliling kita, peserta yang menjerit histeris, pengakuan dosa dan penyesalan menyadari semuanya terlambat. Kesemua faktor ini membuat buku tersebut menjadi berbeda.

Setelah membaca untuk kedua kali, mata saya sering berkaca-kaca, menyadari bagaimana kita menyia-nyiakan kesempatan hidup didunia dan melupakan misi yang dipercayakan Allah Sang Maha Pencipta pada kita ketika wujud kita dikirim ke dunia.

Baca bukunya, akan tetapi lebih baik ikuti training-nya, hilangkan keangkuhan dengan Zero Mind Process dan resapi makna hidup, iA anda akan menjadi manusia yang berbeda.
Np Ozric Tentacles - Shima Koto

A Child Called It

Sudah pernah baca "A Child Called It", tadinya saya beli satu, kemudian buku kedua "The Lost Boy" dan akhirnya buku ketiga "A Man Named Dave ", luar biasa, ini cerita nyata dari biografi David Pelzer, yang hidup dengan seorang ibu pemabuk Catherine Roerva dengan pola pengasuhan anak yang sama sekali salah.

Tapi yang hebat adalah, si anak berhasil dewasa meski dengan luka2 psikologis masa lalu yang dahsyat dan nyaris menghancurkan masa depannya. Dan malah berbalik menjadi aktivis anak yang sangat peduli dengan "Child Abuse".

Salah satu buku yang sangat inspiratif, dan menyadarkan kita bahwa orang tua sering kali tidak siap mempunyai anak, dan ketika situasi menjadi semakin tidak terkendali, anak2 lah yang menjadi korban, disini diceritakan bagaimana david kecil disemprot dengan amoniak, direndam di air sedingin es, dianiaya secara fisik, dilap dengan pempers basah saudaranya, serta sampai harus makan kotoran anjing karena kelaparan.

Ini kisah yang benar2 menggugah dan nyaris sulit berpaling ketika kita membacanya. Ironis mengingat anak2 tidak pernah minta untuk dilahirkan, tapi orang tua yang tidak siap, seringkali menjadikan mereka sebagai korban dan pelampiasan.
Np Magellan "A Social Marginal"

Friday, November 09, 2007

Element of Persuasion - James La Brie

Apa yang kita harapkan dari side project "dt" member, masih sangat "dt" atau menawarkan sesuatu yang lain ? Bagi gw pribadi setelah mendengar album ini sekitar 7x, gw menganggap album ini lebih tepat dianggap sebagai another dt album, meski tak ada petrucci, permainan virtuoso baru marco sfogli (gitaris italia) di album ini bener2 gak bisa dianggap dibawah petrucci, meski secara sound tak ada yang baru dengan-nya.

Setelah mendengar the jelly jam - proyeknya john myung atau album 4NYC dari proyek jordan rudess dan suspended animation (proyek petrucci yang mirip sang virtuoso satriani, minus vokal dan dipenuhi dengan akrobat gitar) ataupun osi dan transatlantic (proyek mike portnoy), yang secara jujur bisa disimpulkan kehilangan sebagian besar unsur ala dream theater, di album ini james la brie membuktikan potensi doi sebagai song writer yang baik dan uniknya sangat berbau "dt" meski song writer "dt" justru didominasi petrucci dan portnoy.

terdiri dari 12 track, dari awal kita sudah digempur dengan track mengigit "crucify", gak salah ketika octavarium masih belum muncul, sepintas orang mengira ini adalah album dream theater terbaru.

1.Crucify - 6:03 (****) Didahului dentingan gitar, kemudian ejeg-ejeg distorsi dengan tempo sedang, lantas melodi menyayat dengan scale gitar sangat petrucci, lalu tempo berubah menjadi lebih cepat dan berubah menjadi ejeg-ejeg ala metallica, track ini langsung mengigit, track ini benar2 sangat dt di menit 4:30 an, marco langsung beraksi dengan permainan maut sahut menyahut dengan sound yang berbeda seakan-akan ada dua gitaris mantaf dan cepat.

2.Alone - 5:36 (***) Track ini dimulai dengan efek echo, kemudian bunyi2an dengan sampling ala linkin park, secara umum track ini tidak begitu prog, mengingatkan gw akan gaya yang rada ngelinkin park di album POS scarsick. Meski demikian lagi2 melodi yang diusung marco membuat kita lupa akan linkin park dan menyelamatkan track ini secara keseluruhan.

3.Freak - 5:38 (***) Diawali dengan synthesizer, dan suara2 berbisik lalu track pun dimulai dengan dentuman bass dan drum, namun mengawali menit pertama, kembali bass dan drum senyap, dan suara synthesizer, kembali muncul, lantas la brie masuk dengan setengah berbisik, bau prog di track ini cukup kental, meski tidak didukung solo2 indah, marco sempat unjuk gigi dengan trill cepat dan bersih dia akhir lagu..

4.Invisible - 5:42 (****) Diawali suara mendengung 20 detik, kali ini mike mangini yang memimpin dengan ketukan cepat dari drum-nya, track ini juga masih sangat "dt", dengan tempo lambat dan mendayu-dayu dan suara labrie yang setengah mendesah, ini salah satu track yang bisa dijagokan, untuk track ini permainan bass bryan beller lebih traktif melebihi track2 lain. begitu mulai menit ke empat, telinga kita mendadak dimanjakan kembali oleh marco selama hampir 45 detik dengan solo melodius membius yang bisa sejajarkan dengan petrucci, lalu track ini mendadak terhenti

5.Lost - 3:41 (****) Diawali dengan suara pria berbicara lalu drum dan peran bass yang seakan melupakan fungsi ritem, track ini dikendalikan sepenuhnya oleh dentingan piano matt guillory, ini salah satu track terindah dialbum ini.

6.Undecided - 5:30 (*****) Track ini lagi2 membuktikan betapa album solo la brie ini memang layak disebut sebagai true prog, elemen2 bunyi2an yang kaya salah satu buktinya. track ini ini tergolong slow, tp penuh dengan lolongan penuh perasaan seorang la brie. selain lost ini juga merupakan salah satu track indah. disini lagi2 marco memainkan melodi yang sangat petrucci. dengan nada2 indah dan melodius disusul ritem rapat dan unison dengan keyboard matt guillory. gw menganggap ini track terbaik album la brie.

7.Smashed - 5:31 (****) Smashed mirip dengan lost dan slightly out of reach (3 track terlembut dialbum ini) , dipenuhi dengan dentingan piano guillory dari awal sampai akhir, kalau marco permainannya sangat petrucci, sebaliknya dengan guillory, lebih mirip dengan gaya kevin moore yang manis, dan tidak complicated seperti rudess. Disini melodi dimainkan dengan gitar akustik dengan bending menyayat, untuk pertama kali marco dalam album ini bermain dengan gaya yang berbeda dengan petrucci. Sementara pada keseluruhan track, la brie nyaris berbisik.

8.Pretender - 5:36 (****) Langsung digebrak dengan ritem berat dan berderap, la brie menjerit bagaikan robert plant di communication breakdown, ini track asyik dengan tempo semi cepat. disini permainan marco menunjukkan kematangan doi memainkan style ala steve morse dengan sound ala petrucci.

9.Slightly Out of Reach - 5:51 (***) Ini juga track asyik, meski nada2nya agak sering berulang.., la brie bernyanyi setengah berbisik dan setengahnya menjerit..

10.Oblivious - 5:20 (***) Ini track dengan tempo semi cepat dengan dengan ritem rapat dan distorsi tebal, iramanya berderap ala metallica, ditengah track la brie, berteriak cepat dengan efek suara seperti speaker toa, disini marco memainkan tapping ala holdsworth dengan scale yang biasa dimainkan petrucci.

11.In Too Deep - 6:56 (****) Ini track terpanjang dalam album ini, meski bau prog cukup kental dialbum ini tapi unsur tersebut lebih ditemukan karena ragam bunyi yang dimainkan serta perubahan beat dan bukan karena panjangnya track (sebagai salah satu ciri prog), dalam track ini la brie seakan-akan ada 2, yang satu bernyanyi dengan nada tinggi dan yang lain dengan nada yang lebih rendah. Trick ini mengingatkan saya akan beberapa track dari album pink floyd. Diakhir lagu tempo berubah menjadi lambat tanpa drum dan hanya diiringi piano serta string section synthesizer, marco bermain penuh perasaan.

12.Drained - 5:14 (***) Kembali dimulai dengan bunyi2an ala sampler synthesizer guillory dan gitar marco yang berderap, ini merupakan track terakhir album solo la brie. Meski bukan track jelek (bagi gw ini track paling ngepas di album ini, dan lebih cocok sebagai bonus), rasanya akan lebih indah kalau album ini diakhiri oleh lost, smashed ataupun slightly out of reach. Meski demikian tanpa terpengaruh kualitas track, marco tetap bermain prima dan dahsyat
Permainan matt guillory - keyboards, bryan beller - bass dan mike mangini - drums, meski tidak bisa dibilang istimewa tetapi juga sama sekali tidak jelek, pada beberapa track permainan mereka betul2 kompak, mengesankan seakan sudah ada chemistry diantara mereka, yang biasanya baru muncul pada album kesekian.


Khusus marco sfogli, gw meramalkan gitaris muda italia ini akan menjadi gitaris papan atas dalam waktu singkat, dengan permainan yang dingin dan mantap, serta melodi cerdas, ini petrucci muda yang bakal menggoyang jagad prog. Disamping itu karena doi pernah mendalami drum, mirip dengan van halen idolanya ketukannya sangat akurat dan pas. Kita tunggu saja album solonya.

Akhir kata, bagi penggemar "dt" gw rekomendasikan album ini sebagai side project terbaik "dt" member, setingkat diatas "suspended animation", dan jika dibandingkan dengan album "dt" meski tidak sehebat album "scene..." tapi jelas lebih baik sedikit dari "awake" atau "six degrees..". dan jauh diatas "a change of..." :)

kind regards and keep prog on....
Husni I. Pohan
np James La Brie " Crucify" taken from "Element of Persuasion"