Monday, October 04, 2010

Palestina - Joe Sacco

Begini kata2 Goenawan Mohamad, dalam mengomentari komik Joe "ada api yang terpendam dalam goresan-nya, kasar, dengan efek yang berubah ubah, antara lucu dan marah, antara suram dan jeli, antara menghujam dan menampik.



Bukan hanya Goenawan, melainkan juga Edward Said "Buku (baca komik) ini adalah sebuah karya politis dan estetis dengan orisinalitas luar biasa, tidak seperti yang lain-nya, dalam perdebatan panjang, rumit, dan terdistorsi, yang telah menyibukkan warga Palestina, Israel, dan pendukung masing masing, dengan pengecualian, satu atau dua novelis dan penyair, tak ada seorang pun yang pernah menggambarkan keadaan mengerikan ini lebih baik daripada Joe Sacco".

Komik ini memang antik, bukan hal yang sederhana menggambarkan situasi di Palestina di akhir 1991 dan 1992, saat Joe menghabiskan waktu selama 2 bulan, untuk menggambarkan komik dengan teknik reportase saksi serta mampu menggali situasi rumit di Palestina dengan muatan emosi yang kental dan goresan goresan yang kasar sekaligus menghanyutkan.

Kini saat nya komik unjuk peran yang lebih tinggi daripada sekedar menggambarkan dunia tidak ideal yangmengandalkan satu dua super hero untuk menyelesaikan semua masalah.

Siapa Joe Sacco ?, beliau adalah komikus kelahiran Malta, dan merupakan alumni Oregon University, yang memeroleh "American Book Award" di 1996. Bukan cuma ini karya beliau melainkan juga komik lain "Safe Area Gorazde" yang mendapat penghargaan "Will Eisner Award" di 2001.

Buku Pengetahuan Paling Jorok Sedunia - Yim Sook Young dan Kim I Rang

Judul buku ini sama sekali tidak seperti iklan kecap nomor satu,saya sangat setuju kalau buku ini benar benar buku yang sangat jorok dan layak diberikan nomor satu dalam kejorokan. Buku ini juga membahas banyak hal yang dalam hidup kita hindari, misalnya kotoran kuping, kotoran buang air besar, upil dan lain2.

Belum lagi ilustrasinya yang benar benar “horor”, akan tetapi selama kita meninjaunya dari sudut pandang ilmu, hal hal ini justru memberikan kita pengetahuan bagaimana hidup secara lebih bersih, bukankah yang dinamakan orang yang bersih adalah orang orang justru mendatangi tempat, benda, dan hal2 jorok, dan berani berhadapan dengan-nya di posisi paling depan untuk membersihkan segalanya.

Apakah anda masih sulit membayangkan joroknya buku ini ? bayangkan bentuk kotoran manusia dibuku ini dibahas secara detail baik warna, bau, kepadatan dan lain lain. Tentu saja bagi yang tidak kuat, sangat dianjurkan membaca buku ini tidak dengan sambil makan siang.

Juga dibahas berbagai mahluk jorok lainnya dimuka bumi, mulai dari kecoak yang sudah ada sejak jaman dinosaurus, kutu, lalat, cacing, juga tidak lupa kerabat nyamuk diwaktu malam yaitu tak lain dan tak bukan sang nyamuk. Tak ketinggalan jerawat juga dibahas secara detail sampai ke nanah-nanahnya dengan tuntas sekalian. Bagi yang penasaran, dahak pun mendapatkan peran penting dalam buku ini baik secara warna, jumlah dan kekentalan. Begitu juga kotoran mata dan digambarkan dengan cukup detail.

Akhir kata, selamat "berjorok ria" bagi anda yang ingin membaca semoga mendapatkan manfaat dari buku ini,

Anak anak Totto Chan - Tetsuo Kuroyanagi

Karya Tetsuo sebelumnya adalah salah satu buku terbaik yang pernah saya baca, buku ini juga yang menginspirasi munculnya Sekolah Alam di seluruh Indonesia. Terus bagaimana dengan buku kedua ini ?, berbeda dengan buku sebelumnya kali ini kita melihat Totto dewasa yang bertugas sebagai Duta Kemanusiaan UNICEF.

Dalam tugasnya ini Tetsuo mengelilingi sangat banyak negara, khususnya negara dunia ketiga, dengan menyebarkan cinta dan belas kasih untuk setiap anak dan ibu yang ditemuinya. Dalam buku ini dia berbagi perasaan dan dengan pemahaman-nya yang mendalam, tetsuo bercerita tentang anak anak korban kemiskinan, kesehatan yang tidak layak, dan perang.

Tentu kita tidak lagi menemui Totto chan kecil yang lucu, naif dan kreatif, disini kita menemukan betapa banyak di tempat di belahan dunia bukanlah merupakan tempat yang layak bagi anak2. Dilengkapi dengan foto foto yang menyentuh kita seakan dihanyutkan oleh Tetsuo ke lokasi lokasi yang menyedihkan dan kembali menyadarkan kita akan beruntungnya kita.

Tetsuo bercerita, dibeberapa tempat didunia, air merupakan substansi yang paling berharga dalam kehidupan, kadang orang harus menempuh 14 s/d 16 kilometer hanya untuk satu ember air minum coklat dan berlumpur menjadi hal hal yang tidak dapat dihindarkan bahkan termasuk untuk anak berumur kurang dari lima tahun, jangankan air untuk mandi yang mungkin di Indonesia bisa menghabiskan berember ember air bersih hanya untuk mencuci mobil.

Totto mengunjungi Tanzania (1984), Nigeria (1985), India (1986), Mozambik (1987), Kamboja dan Vietnam (1988), Angola (1989), Bangladesh (1990), Irak (1991), Ethiopia (1992), Sudan (1993), Rwanda (1994) Haiti (1995) dan Bosnia Herzegovina (1996). Tetsuo kembali mengingatkan kita bahwa semua ini belumlah berakhir dan adalah tugas kita bersama membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih aman, bagi kita semua.

Ajaib bin Aneh - Nur Azhar dan Sulaiman

Jika diniatkan untuk mencari buku ini, ternyata memang tidak mudah,covernya juga sangat biasa dan tidak akan membuat kita langsung tertarik untuk membaca, saya sendiri menemukan-nya secara kebetulan, dan cukup takjub melihat isinya. Meski hal2 yang diangkat cukup menarik akan tetapi sayang-nya tidak disajikan dalam bentuk yang langsung dapat memikat pembaca, misalnya hal yang diangkat dalam buku ini mengenai “hubungan obat ketek dengan tsunami”.

Jadi sepertinya sangat benar apa yang disampaikan banyak orang bahwa “ Don’t judge the book by its cover”. Baiklah selain obat ketek apa saja hal2 yang ajaib diangkat dibuku ini ?.

Apakah anda tahu bahwa Galaksi yang kita tempati, hanyalah satu dari ratusan milyar galaksi lainnya ? yang tergabung dalam super cluster, yang sampai saat ini masih tidak kita ketahu dimana tepinya ?

Apakah anda tahu bahwa bumi memiliki sabuk magnetis yang dinamakan sabuk “van allen” ?

Apakah anda tahu bahwa ikatan hidrogen memiliki sudut 104,5 dan sama dengan sudut yang kita bentuk ketika sujud. Dan dalam posisi ini air memiliki kemampuan tertinggi untuk membentuk ikatan dengan siapa saja, dalam membawa zat lain, melarutkan zat lain dan yang juga berhubungan dengan suhu.

Apakah anda tahu bahwa beberapa zat di alam semesta memiliki kemampuan merekam apapun dan sama sekali tak kalah dengan harddisk paling mutakhir yang diciptakan manusia.

Juga bagaimana dengan Natrium dan Khlorida yang jika secara sendiri sendiri akan sangat berbahaya bagi manusia, sebaliknya ketika bergabung justru sangat bermanfaat bagi manusia ?

Dan banyak cerita lain yang unik, sehingga membuat buku ini sangat layak menjadi koleksi anda agar dapat lebih menyadari keagungan Sang Pencipta Semesta.

Spiritual Tipping Point - Budi Prayitno

Saya kenal beliau sejak menjadi tour leader umrah tahun 2009, saya melihat ustadz Budi (1963) sebagai orang yang halus, suka seni (salah satunya terlihat dari hobby beliau menyanyi shalawat dengan penuh perasaan sepanjang tol antara mekah dan madinah) dan keindahan serta sabar. Sepertinya karakter beliau ini serta tugas sebagai tour leader yang disandang membuat beliau cukup peka terhadap cerita cerita kecil yang mungkin buat orang lain tidak cukup berarti untuk diamati.

Ustadz Budi juga mengingatkan kita untuk tidak henti hentinya bersyukur dengan semua keajaiban yang kita miliki sebagai “spiritual tipping point” kita, khususnya apa yang kita miliki sebagai manusia, 200 potong tulang, dijalin dengan 500 otot, serta miliaran serat otot, lalu dihubungkan dengan syaraf sepanjang 11 kilometer yang saling terkoordinasi. Jantung yang berdenyut 100 kali sehari, dengan memompa darah sebanyak 25.000 liter per hari, dengan total panjang pembuluh darah 100.000 kilometer. Belum lagi mata yang dapat menangkap 10 juta warna.

Bukan cuma itu apakah kita tahu bahwa setiap 24 jam, darah kita menempuh 168.000.000 mil, dan bahwa kita bernapas 23.040 kali, serta menghirup udara 483 m kubik, dengan menelan 1,5 kg makanan serta meminum 3,5 liter cairan , mengeluarkan 25.000 kata kata, menggerakkan 750 otot, menumbuhkan kuku spanjang 0,0012 cm, dan sekaligus menumbuhkan rambut sepanjang 0.94353 cm dimana semuanya dikendalikan oleh organ seberat 1,5 kg yang kita namakan sebagai otak, yang bekerja 24x7 jauh sebelum super komputer diciptakan.

Buku ini terlalu tipis, sejujurnya saya berharap menemukan lebih banyak lagi cerita cerita menyentuh ala “Chicken Soup for The Soul”-nya ibadah Haji. Tak terasa beberapa cerita ini begitu menyentuhnya sehingga berkali kali tanpa terasa air mata keharuan menggenang di pipi.

Bagaimana arogansi orang yang merasa yakin tidak akan tersesat justru menemukan kesulitan saat mencari kamar sendiri, bagaimana seorang jamaah yang bingung dan “cemburu” begitu melihat yang lain selalu dengan mudahnya berurai air mata akhirnya dapat menumpahkan air mata yang lebih deras ketika keinginan-nya terkabul justru dalam lift yang terhempas. Juga bagaimana seorang Ibu tua yang kehilangan sandal justru di bantu Allah menemukan sandalnya dengan posisi, lokasi dan waktu yang sama sekali tidak terduga. Bagaimana ketika kita lapar dan tak henti-hentinya memohon hal hal yang nyaris tak mungkin justru secara berturut turut mendapatkan apa yang dia inginkan dan dalam jumlah yang tidak terduga.

“Gerakan shalat dari persepsi ilmu kesehatan China”

Buku karangan Lukman Hakim Saktiawan ini cukup menarik untuk membahas ritual sholat sebagai alternatif pengobatan. Lukman (1972) adalah seorang pakar kesehatan China, dan ahli Kung Fu yang pernah belajar langsung ilmu ilmu ini di salah satu Wihara di China.

Salah satu kesimpulan yang cukup menarik adalah bahwa ternyata 61 titik dari total 66 titik pengobatan, dibasuh saat wudhu. Sehingga fungsi sholat tidaklah semata mata membasuh spiritual tetapi juga membasuh secara fisik. Hal ini sekaligus membuktikan apa yang disampaikan Magomed Magomedov, Ph.D seorang ahli kesehatan Daghestan.



Dengan metoda sholat yang tepat “Chi” yang tidak bisa diuraikan dengan kata kata, bisa dirasakan saat kita melakukan sholat dengan “tuma”ninah”. Semakin kita rela (baca “sung”) dan semakin merendahkan diri maka akan semakin terasa gravitasi bumi dan “Chi” menyelimuti diri kita.

Dimulai dengan “wudhu” yang membersihkan diri, lalu “Shalat” yang berhubungan dengan “senam” sekaligus melatih sendi, otot, hingga syaraf. Serta penentuan waktu waktu shalat, yang sesuai dengan siklus alam semesta dalam satu hari. Sekaligus menghubungkan manusia dengan medan magnetis kosmis pada saat saat tersebut. Dimana subuh mewakili paru paru, lohor untuk jantung, ashar untuk kandung kemih, maghrib untuk ginjal dan isya untuk perikardium.

Cucu Sang Nabi - Khalid Muhammad

Saat masa kanak kanak, saya pernah berasumsi kalau manusia yang di kasihi Allah pastilah akan selalu dilindungiNya, belakangan saya menyadari yang dinamakan perlindungan itu seharusnya tidak melulu dilihat dari periode dunia, melainkan juga akhirat. Sehingga manusia manusia pilihan ini bisa saja justru mengalami nasib yang tragis dari kaca mata dunia akan tetapi menjadi pahlawan dari kacamata akhirat.

Hal inilah yang dialami cucu Nabi Husain, yang dikepung empat ribu tentara Ibn Ziyad dibawah komando Syimr Ibn Dzil Jausyan. Dengan hanya ditemani 72 pahlawan, Husain tetap bertempur gagah berani meski terkena sabetan pedang sana sini, dan dengan tubuh penuh luka dan darah. Ketika musuh menebas tangan-nya sampai putus, Husain tetap bertarung dengan sebelah tangan, sampai akhirnya ketika beliau meninggal, dan lantas Jausyan memenggal kepala Husain, untuk nantinya dipersembahkan pada Yazid Ibn Muawiyah, pemimpin yang sudah dibutakan dengan kenimatan dunia dan obsesi menjadi raja.

Khalid Muhammad Khalid (1920 – 1996), menceritakan peristiwa ini dengan amat menawan dalam buku “Tentara Langit di Karbala”, dan hingga hari ini 10 Muharram masih diperingati sebagai hari untuk mengenang pahlawan sejati Husain Ibn Ali dalam menegakkan kebenaran.

Mengenai apa yang sebenarnya menjadi penyebab peristiwa ini tak lain adalah sejak kekuasaan Islam membentang dengan area yang begitu luas, maka muncullah keinginan untuk membentuk kerajaan dan hal ini dianggap memerlukan baiat dari pihak pihak yang dianggap memiliki otoritas untuk itu. Akan tetapi Husain meski dianggap memiliki otoritas (karena keturunan Nabi) tidak ingin memberikan baiat pada keturunan Muawiyah yang memang sangat berambisi menduduki jabatan sebagai “Raja”. Sehingga akhirnya menemui ajal dalam keadaan mengenaskan.

Satu hal yang menarik diungkapkan di buku ini, bahwa Ali sebagai ayah Husain, sebenarnya sudah lama tahu bahwa peristiwa ini akan terjadi, dan beliau di satu masa ketika menuju ke Shiffin pernah melewati Karbala, seraya bertanya tempat apakah ini ? Ketika salah satu anggota rombongan menjawab, maka Ali bergumam “Oh disinilah akhir perjalanan mereka dan disinilah darah mereka akan ditumpahkan”.

Sekian tahun berlalu, semua yang ikut dalam pertempuran tak adil itu, anehnya menemui ajalnya dengan kondisi tragis, sebagai pelarian atau pengecut yang mati dalam kehinaan dengan jazad yang terinjak injak kecuali Yazid yang mati terbunuh di tangan pemberontak dan pembangkang.
Rasanya tepat sekali seperti yang dikatakan Ahmad Syafi’I Ma’arif, drama di Karbala adalah salah satu tragedi kemanusiaan yang menyesakkan napas dalam sejarah Islam. Dan buku ini seakan bagaikan kendaraan yang membawa kita kembali pada masa masa itu dan seakan ikut terlibat melihat tragedi kemanusiaan yang terjadi. Dan apakah kematian Husain adalah kesia siaan, tentu jawabnya adalah tidak karena kepahlawan beliau tak lekang oleh Zaman, dan terus menjadi inspirasi dalam diri kita.