Saturday, May 31, 2014

The Dogs of War - Frederick Forsyth

"Sebagian orang berperang demi idealisme namun 99% dari mereka ditipu.  Para prajurit GI di Vietnam, apa kau pikir mereka mati demi kehidupan, kebebasan dan kebahagiaan ? Mereka mati demi indeks Dow Jones di Wall Street dan akan selalu begitu.

Begitu juga tentara Inggris yang tewas di Kenya, Siprus dan Aden. Mereka berada disana karena begitulah perintah atasan mereka. Atasan mereka diperintah oleh Departemen Perang yang juga mendapat perintah dari kabinet. Semuanya untuk tetap membuat Inggris tetap dapat mengendalikan ekonomi.

Aku adalah tentara bayaran, tidak ada yang menyuruhku berperang, atau memberi tahu dimana aku harus berperang. Itu sebabnya politikus membenci tentara bayaran. Karena mereka tidak bisa mengendalikan kami. Kami tidak mau menembaki orang yang ingin mereka bunuh, kami tidak memulai saat mereka mengatakan Mulai ! Dan berhenti saat mereka mengatakan Stop !. Kami berperang berdasarkan kontrak, dan kami memilih kontrak kami sendiri."

Begitulah sebagian kalimat yang ditulis Frederick Forsyth mewakili Cat Shannon salah seorang tentara bayaran dalam buku yang terbit di tahun 1974 ini. Berbeda dengan The Odessa File (TOF) atau The Day of The Jackal (TDoTJ), nyaris 300 halaman dalam buku setebal hampir 600 halaman ini sangat membosankan. Bagian paling membosankan adalah saat Cat Shannon mempersiapkan perang untuk kudeta di Zangaro, sebuah negara Afrika yang memiliki tambang yang sangat berharga. Mulai dari proses rekruitmen tentara bayaran, pembelian kapal, pembelian senjata gelap hingga perjalanan ke lokasi target.  

Namun 100 halaman pertama dan sekitar 100 halaman terakhir, sangat menarik, dan memberikan gambaran pada kita bagaimana sebuah kudeta kadang bukanlah murni kudeta, melainkan adanya kepentingan bisnis di belakang-nya. Kudeta dalam buku ini adalah untuk mengganti pemimpin yang tidak koperatif dengan sosok lain, sehingga kontrak konsesi tambang dapat segera dieksekusi. Forsyth juga mengupas secara detail bagaimana proses eksplorasi sebuah tambang dilakukan. Hal ini mengingatkan saya akan negara kita, mungkinkah eksplorasi yang saat ini dilakukan perusahaan perusahaan tambang asing semata mata merupakan transkasi wajar ?, bukankah kita tahu Soekarno adalah salah satu presiden yang sangat berhati hati dalam pemberian konsesi asing, dan lalu jatuh dan saat Soeharto naik, maka kita membuka keran seluas luasnya demi agenda asing dalam mengeksploitasi Indonesia. Tak aneh kalau sampai saat ini CIA dinilai berperan dalam kejatuhan Soekarno.



Akhirnya tamat juga buku yang pertama kali saya lihat saat SMP di kamar tidur paman saya, meski masih satu kelas dibawah TOF dan TDoTJ, namun sebagaimana buku Forsyth lainnya selalu memberikan kita informasi yang menyeluruh dan detail. Meski bukan murni fiksi, namun Forsyth menggunakan pengalamannya saat menjadi wartawan dan meliput Equatorial Guinea yang merupakan eks jajahan Spanyol. Pengalaman Forsyth ini memberikan gambaran yang sangat nyata akan praktek praktek keji negara negara barat pada negara dunia ketiga sebagai bukti penjajahan tak pernah berakhir, ya mereka cuma berubah bentuk.   

Review ini saya tutup dengan syair pembuka buku ini sbb;

"Jangan kabarkan kematianku,
Atau berduka karenaku,
Dan jangan kubur aku di tanah suci,
Jangan pula minta penjaga gereja membunyikan lonceng,
Agar tak seorangpun melihat jenazahku,
Dan jangan berkabung di belakangku pada upacara pemakamanku,
Aar tak setangkai bungapun di tanam di makamku,
Dan tak perlu seorang pun mengingatku,
Untuk ini kutinggalkan namaku."


-Thomas Hardy-

Wednesday, May 28, 2014

Jalan jalan ke Pulau Tidung di Kepulauan Seribu #1 dari 5 : Keberangkatan dan Pulau Pari


Niat umrah sekaligus jalan-jalan ke Turki tahun ini terpaksa digagalkan, lalu turun kelas menjadi umrah dan jalan-jalan ke Mesir, seiring dengan menipisnya budget. Namun karena pembangunan klinik baru yang merupakan usaha saya dan istri untuk masuk kuadran ketiga-nya Robert Kiyosaki masih terus menerus menyedot waktu dan biaya, maka lagi-lagi harus diterapkan kebijakan keuangan ketat, dan target turun menjadi umrah saja.  Situasi yang tak juga membaik membuat target jalan-jalan kembali turun menjadi  Semarang plus paket 3D3N di Karimun Jawa, namun karena keterbatasan waktu, dimana saya diminta untuk menjadi motivator pada acara kantor sedangkan Karimun Jawa dengan perjalanan pp Semarang-Bandung, membutuhkan paling tidak 5 hari, maka target disesuaikan lagi menjadi Pulau Tidung saja, paket 3D2N.

Lalu mulailah kita berburu informasi sana sini, maklum di Kepulauan Seribu terdiri dari cukup banyak pulau, namanya saja sudah seribu, mulai dari Pramuka, Bira, Payung dan termasuk Tidung sendiri. Tetapi setelah cek sana sini, sepertinya tempat makan lebih banyak di Pulau Tidung, maka kita pun memutuskan untuk ke sini saja. Tak lupa cek travel yang dulu pernah digunakan adik istri saat teman-teman sekantornya bikin acara, sehingga dapatlah nama marotravel.com.





Ternyata hanya dengan biaya Rp. 620.000 per orang untuk paket 3D2N, kita sudah mendapatkan kapal Muara Angke-Pulau Tidung pp, sepeda selama di pulau, makan 6x plus 1x barbeque, homestay dengan fasilitas AC, snorkling termasuk foto bawah air dan guide. Istri yang terkesan sekali saat pakai cruisedi sungai Parramatta, Sydney, mengingatkan saya alangkah asiknya buat anak anak jika kami memilih menggunakan speedboat dari Marina, Ancol. Segera kami mengumpulkan informasi dan ternyata diperlukan tambahan biaya Rp. 280.000 per orang, sehingga biaya total menjadi Rp. 900.000 per orang.





Setelah semua biaya ditransfer ke travel dan mendapatkan tanda terima, kamipun mengecek jam keberangkatan, lalu siapa PIC di dermaga 6 Marina, Ancol yang nantinya harus kami hubungi. Kami berangkat dari Bandung Sabtu malam, selepas istri selesai praktek dan langsung menuju Grogol, Jakarta untuk menginap semalam di Apartemen Westmark, sekalian parkir mobil untuk beberapa hari kedepan. Keesokan paginya dengan taksi kami menuju Marina, dan setelah menunggu sebentar kami menaiki salah satu speedboat disana. Kami memilih untuk duduk di lantai atas meski tanpa ac, namun satu lantai dengan nakhoda memungkinkan kita untuk menikmati perjalanan sekaligus menikmati angin laut. Saat speedboat mulai bergerak jam 07:30, kami pun mulai menyantap sarapan pagi yang kami beli di AW Pantai Carnaval, sambil menikmati perjalanan. Nampak di kejauhan menara menara Green Bay Pluit yang khas dengan ornamen layar di ujung atapnya dari kejauhan.  Wuihhh sedapnya aura liburan sekeluarga seperti ini.





Angin bertiup kencang, udara sangat cerah, dan kurang lebih satu jam perjalanan laut kapal merapat ke Pulau Pari, ternyata speedboat ini tidak langsung ke Pulau Tidung, namun sesuai kebutuhan. Pulau Pari merupakan salah satu dari gugusan Kepulauan Seribu yang terdekat dengan Jakarta. Di pulau-pulau kecil ini mereka menggunakan dermaga plastik berwarna biru yang diikat dengan tiang2 logam menancap ke perut bumi. Pulau Pari demikian ia dinamakan, karena memang dari atas terlihat seperti Ikan Pari.  Lalu perjalanan kembali dilanjutkan dan sekitar dua puluh menit kemudian, speedboat merapat ke Pulau Tidung. Sepintas saya seperti melihat Indonesia 30 tahun yang lalu, bentuk2 bangunannya, kantor pelabuhan dll. Saya jadi teringat kota saat saya masih kecil nun jauh di sana, yakni Sibolga.


Lanjut ke http://hipohan.blogspot.com/2014/05/jalan-jalan-ke-pulau-tidung-di_3131.html

Jalan jalan ke Pulau Tidung di Kepulauan Seribu #2 dari 5 : Pulau Tidung Kecil, Pantai Saung Cemara Kasih dan Jembatan Cinta


Di Pulau Tidung, kami disambut Pak Cipto, keturunan Jawa yang sudah lama menetap di Pulau Tidung, beliau adalah koordinator yang ditunjuk travel untuk mengurus semua kebutuhan kami selama di Pulau Tidung. Lantas dengan sepeda kami meninggalkan pelabuhan menuju salah satu rumah penduduk. Beliau mengenalkan kami dengan seorang pemuda bernama Dede yang rencananya akan menjadi guide kami.



Penginapan kami memiliki dua kamar tidur, satu pakai ac dan yang lain pakai kipas angin, sebuah ruang tamu dengan tv, ruang dapur, dan dua kamar mandi, serta teras yang dilintasi lalu lalang orang-orang yang menuju Jembatan Cinta, salah satu spot sunrise dan sekaligus merupakan jembatan menuju Pulau Tidung Kecil, kawasan tak berpenghuni sekaligus daerah konservasi Pohon Bakau.





Tak lama makan siang langsung diantar ke penginapan, berupa gulai ayam negeri, sambal, kerupuk dan lalapan. Bingung dengan menu ayam yang sepertinya tidak pas dengan suasana Pulau Tidung, saya dan istri segera menyusuri jalan dengan bata semen yang memang merupakan urat nadi transportasi pulau ke salah satu warung sea food bernama Café Paradiso, dan memesan baronang saus asam manis, serta empat gelas jus buah. Lalu kami menikmati makan siang pertama di Pulau Tidung.




Pulau Tidung adalah pulau berukuran 109 hektar atau yang terbesar di Kepulauan Seribu, berpenduduk sekitar 5000 orang. Arti nama Tidung sendiri konon dari suatu tempat di Kalimantan yang bernama Tana Tidung, namun dalam bahasa setempat Tidung artinya tempat berlindung.  Profesi penduduk disini kebanyakan adalah penyedia layanan bagi para tamu seperti penginapan, bisnis kuliner, guide, penyewaan sepeda, penjualan cindera mata dan tentu saja nelayan. Di pulau ini ada sebuah Puskesmas, Kantor Polisi, dua buah SD, dua buah SMP, sebuah SMK, dan sebuah MTS. Bagi yang melanjutkan kuliah, mau tak mau harus meninggalkan pulau ini, begitu juga cita cita Dede, guide kami yang baru saja lulus sekolah menengah dan sangat ingin melanjutkan kuliah di UI.




Selepas dzuhur kami memulai perjalanan mengelilingi pulau, dan menuju kearah barat, tepatnya sebuah pantai dengan pasir halus bernama Saung Cemara Kasih, ternyata pulau ini cukup besar, nyaris bersepeda 30 menit dengan melewati labirin gang2 rumah penduduk, lalu melewati padang ilalang,  akhirnya sampailah kami di  lokasi. Duduk2 dibawah pohon cemara, lalu bermain ayunan yang dipasang persis di bibir pantai. Tak lupa memesan pisang goreng yang rasanya lezat sambil menyeruput air kelapa. Air laut disini sangat jernih, dan terlihat dari pantai seakan akan berlapis lapis mulai dari hijau terang sampai biru gelap.





Dari sini kami istirahat sebentar di penginapan, lalu menjelang sore kami menuju jembatan cinta. Disini lagi2 suguhan air kelapa dan 20 potong otak2 kami santap di bawah pepohonan, sambil bersenda gurau. Setelah fisik kembali pulih, kali ini kami menuju Pulau Tidung Kecil dengan berjalan kaki sekitar 800 meter melewati dermaga. Nampak berbagai macam kegiatan water sport, mulai dari banana boat, canoe, snorkling, dan lain lain di sini. Di beberapa titik di jembatan tampak juga komunitas memancing yang dengan sabarnya menunggu umpan mereka disambar ikan. Menjelang sore sekumpulan pengunjung berbaur dengan anak anak setempat melakukan aksi loncat dari puncak jembatan, namun harus hati-hati karena di bagian bawah tempat lalu lalang perahu.


 
Sepertinya Jembatan Cinta menjadi pusat kegiatan wisata di Pulau Tidung. Berjejer berbagai macam kios, mulai dari penyewaan perahu, penitipan barang, es krim, dan lain lain yang sayangnya terkesan adu keras sound system.
 

Jalan jalan ke Pulau Tidung di Kepulauan Seribu #3 dari 5 : Pulau Payung


Menjelang maghrib kami menuju penginapan dan makan malam dengan menu ikan goreng dan sambal goreng pedas yang nikmat. Di depan penginapan nampak Pak Cipto sibuk menyiapkan berbagai peralatan termasuk sound system. Ternyata bangunan kayu didepan penginapan malamnya menggelar musik dangdut dan barbeque, menjelang tengah malam baru-lah suasana lebih tenang, dan sialnya tegangan yang turun (karena banyaknya tamu dan daya terbatas dari PLN setempat) menyebabkan AC kamar kami bekerja setengah setengah. Hemm sepertinya Pulau Tidung kurang pas bagi yang menginginkan kenyamanan dan ketenangan.



Pagi hari, setelah sholat subuh, kami kembali ke Jembatan Cinta untuk berburu sunrise, sedang asik2nya memotret ternyata mendadak hujan, untung cuma sebentar, dan saya sempat mengabadikan beberapa gambar. Lantas kami kembali ke penginapan untuk menikmati nasi uduk dengan telor dadar.





Menjelang jam 08:00 kami menuju pelabuhan, mengambil perlengkapan snorkling, dan langsung menaiki perahu nelayan milik Pak Daud, penduduk pulau Payung. Kapal pun langsung bergerak maju, di kapal ini tidak ada bangku, jadi kami duduk menggunakan bantal-bantal mirip tempat duduk ala lesehan.  Sekitar 30 menit terombang ambing kapal kayu, kamipun sampai di salah satu spot snorkling di dekat Pulau Payung.  Untung Pak Daud menyediakan tangga, tidak seperti saat kami snorkling di Bali, yang upaya naik ke kapal setelah snorkling sangat tidak mudah.

 

Benar-benar kejutan, suasana bawah lautnya sangat indah, berbagai macam ikan warna warni begitu dekat dengan kita. Sayang sekali roti pakan ikan yang sudah kami siapkan tertinggal di penginapan. Dede melakukan beberapa shoot dengan kamera bawah air. Si Bungsu dan Si Sulung tanpa ragu langsung melepas pelampung-nya dan berputar putar serta sesekali menyelam untuk melihat berbagai ikan. Kontur karang yang naik turun membuat kita serasa seperti burung yang sedang terbang di langit. Setelah puas kami kembali ke kapal, dan langsung menuju Pulau Payung untuk istirahat. Di Pulau yang hanya berpenghuni sekitar 42 Kepala Keluarga ini kami menyantap mie instan goreng telur serta kelapa muda, dibawah rindangnya dedaunan, dan angin pantai yang berbau khas.  Pulau ini merupakan salah satu RT dari RW / kelurahan yang terletak di Pulau Tidung.


 
 
Si Bungsu yang sejak kecil agak penakut di banding abang-nya, ternyata melepas pelampung dan langsung menceburkan diri ke tengah laut. Saya sempat kuatir, namun ternyata dia sangat percaya diri, dan momen ini langsung saya abadikan dengan underwater camera pinjaman dari travel. 
 
 
 

Jalan jalan ke Pulau Tidung di Kepulauan Seribu #4 dari 5 : Pantai Tanjung Barat


Menjelang siang kami kembali ke penginapan, untuk makan siang. Kali ini menunya adalah ikan goreng dan cumi goreng tepung. Hemm lagi lagi harus diakui, sambel gorengnya memang mantap. Kami pun segera membersihkan diri, namun air disini payau, itu sebabnya untuk minum digunakan air galonan yang memang dibeli atau didatangkan dari pulau lain. 



Saat menjelang sore, kali ini kami berburu sunset di Pantai Tanjung Barat, dalam perjalanan ini lagi-lagi kami melewati Saung Cemara Kasih, dan setelah sekitar 40 menit dengan melewati jalan jalan sempit berpasir dan berliku sampailah kami ke ujung barat. Disini kami memuaskan diri kami dengan memotret sunset, sayangnya awan sempat terlihat cukup tebal, sehingga tak terlihat ketika matahari akhirnya tenggelam nun jauh di cakrawala. Pantai ini cukup unik, bukan melulu karena dia merupakan ujung Pulau Tidung, namun karena bentuknya yang memang meruncing.





Saat pulang kami mampir kembali di Pantai Saung Cemara Kasih, untuk ritual Pisang Goreng serta kelapa muda. Lalu menempuh perjalanan saat gelap di labirin gang-gang perumahan penduduk menuju penginapan. Si sulung yang kegerahan, mengayuh sepeda dengan bertelanjang dada.

Sampai di penginapan, kami kaget ketika kembali disuguhi makan malam, ternyata barbeque disini merupakan kegiatan terpisah dengan makan malam, dan menjelang jam 20:00 kami diundang untuk menikmati sate cumi dan ikan bakar tanpa nasi dan hanya dengan sambal kecap plus cabe rawit. Duduk bersila di atas tikar, sambil menatap laut, diatas panggung rumah kayu, kami menikmati angin malam dan ikan bakar. Sesekali kepiting kecil nampak naik ke rumah panggung diatas laut seakan akan ingin ikut menikmati hidangan bersama kami.


Lanjut ke http://hipohan.blogspot.com/2014/05/jalan-jalan-ke-kepulauan-seribu-5-dari.html

Jalan jalan ke Kepulauan Seribu #5 dari 5 : Pulang


Pagi hari sebelum pulang, kami sempatkan kembali ke Pantai Saung Cemara Kasih, kali ini dengan tujuan berenang. Udara sangat segar setelah hujan semalaman, kami melintasi ilalang yang berbau hujan, menuju pantai. Disini kami berenang sepuasnya, saat pagi hari tak banyak orang yang terlihat, pantai relatif sepi dan air terlihat seperti cermin. Tak lupa kami menikmati lagi-lagi pisang goreng, kelapa muda dan mie instan rebus.





Sekitar jam 08:00 kami tinggalkan pantai, dan menuju penginapan untuk sarapan nasi goreng, lalu kami berkemas kemas menuju pelabuhan meninggalkan Pulau Tidung yang memberikan kenangan akan liburan murah, meriah dan merakyat. Hemm mungkin banyak yang tidak nyaman dengan liburan disini, khususnya yang terbiasa liburan di tempat yang lebih tertata, memang perlu diakui bahwa Pulau Tidung tidak bisa dikatakan sebagai pulau yang bersih, namun bagi saya sekeluarga, wisata perahu, hutan bakau, karang serta ikan dibawah laut, dermaga yang menghubungkan Tidung Besar dan Tidung Kecil, sunrise, sunset, makanan yang nikmat dapat menutupi hal hal yang seharusnya  masih bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Sayangnya saya sekeluarga belum sempat menikmati hidangan secara komplit di warung pinggir pantai CafĂ© Paradiso, kalau saja jadwal speedboat berangkat lebih sore, kami sudah berencana menikmati makan siang di sana.

Dede mengatakan, di Pulau Tidung nyaris tak terdengar adanya kejahatan, bahkan menaruh sandal dan sepeda di luar rumah, kita sama sekali tak perlu takut kehilangan. Di Pulau ini tak ada mobil, sehingga sepeda merupakan kendaraan yang sangat umum, sementara dan perbandingan sepeda dengan sepeda motor bisa 50:1. Anehnya motor disini jarang yang memiliki plat nomor, dan polisi di sini menurut Dede lebih fokus pada hubungan antara manusia dibanding penertiban surat surat kendaraan. Untuk angkutan digunakan becak motor, yakni kombinasi motor bebek dengan becak, bagi yang jarang naik sepeda papasan dengan mereka di gang-gang sempit bisa jadi mimpi buruk, jadi lebih baik berhenti dan merapat ke pinggir.

Tak terasa dengan diiringi lagu-lagu koor dari ibu-ibu gereja HKBP yang kebetulan satu kapal dengan kami, satu jam kemudian speedboat yang kami tumpangi akhirnya menyentuh dermaga 6 di Marina, Ancol, entah kapan bisa kembali menikmati keindahan gugus Kepulauan Seribu sekaligus merasakan keramahan masyarakatnya.

Tuesday, May 13, 2014

Kreatifitas Penghancur Hambatan

Sering sekali kita dengar betapa banyak orang mengeluhkan apa yang dia miliki, bahkan dia menjadikan-nya sebagai alasan untuk tidak dapat berprestasi. Padahal kita dilahirkan dengan kemampuan untuk memilih, seseorang bisa saja menggunakan notebook untuk bermain game berhari hari , sedangkan dengan notebook yang sama jika anda memilih untuk menulis 2 halaman per hari, maka akan menjadi buku setebal 180 halaman dalam 3 bulan saja. Persis seperti yang dilakukan Felix Siauw saat membuat empat buku best seller dalam waktu kurang dari dua tahun.

Seorang teman dalam status-nya di Facebook mengatakan diantara B dan D selalu ada C, hemmm tentu yang dia maksud bukan sekedar urutan abjad, melainkan diantara B(orn) and D(eath) selalu ada C(hoice). Jika anda mengatakan pada seseorang seperti Peter Calessen mengenai apa yang dapat dia hasilkan dari selembar kertas. Peter Calessen akan membuat kerajinan kertas yang sangat spektakuler, hanya dengan kertas dan cutter.



Calessen yang lahir di Denmark tahun 1967, merupakan perupa kelas dunia, yang dalam kebanyakan karyanya hanya menggunakan kertas A4 saja. Namun kreatifitas di belakang selembar kertas itulah yang akhirnya menentukan hasil akhir. Layaknya Michael Angelo yang dapat mengubah batu menjadi karya seni legendaris, begitu juga dengan Calessen.



Tadi pagi di salah satu TV swasta, saya menyaksikan seseorang yang membuat sepeda dengan rangka bambu, dengan alasan bambu memiliki kelenturan sehingga justru memiliki performa sangat baik di jalan offroad. Lalu dia memutuskan untuk membuat sekaligus memasarkan sepeda kerajinan bambu. Hemm lagi lagi kita dapat meruntuhkan dinding hambatan saat kreatifitas dikedepankan.


Scott Weaver, hanya bermodalkan tusuk gigi dan lem, saat usianya baru 8 tahun, pria kelahiran 1960 ini sudah mulai membuat karya seni meski masih berbentuk abstrak. Salah satu karyanya paling terkenal  dinamakan Rolling Through the Bay.


Moral of The Story-nya selama anda memiliki kreatifitas, maka meski dengan sumber daya minimal, anda akan mempu membalik kekurangan menjadi kelebihan dan menghasilkan karya yang luar biasa. Seperti pendapat Stephen Covey dengan prinsip 90/10-nya, “10% dari kehidupan terdiri dari apa yang terjadi pada Anda dan 90% dari hidup anda ditentukan dari cara anda bereaksi”. Artinya meski kita tidak memiliki kontrol atas 10% takdir, namun 90% lainnya ada dalam kontrol kita. Lantas apa gunanya memiliki kemampuan mengontrol, supaya kita bisa hidup sesuai impian kita tanpa membiarkan orang lain menghalangi-nya.

Monday, May 12, 2014

Anakku Matahariku - Priska Devina

Apa sih yang kita inginkan dalam hidup, Priska menulis, banyak orang mungkin akan berpikir mengenai award dalam bentuk perjalanan yang bergengsi bersama komunitas penuh prestasi, penghasilan puluhan juta atau lebih per bulan, rumah mewah, kendaraan bergengsi atau jabatan prestisius. Hemm Priska hanya ingin menjadi Ibu, setelah 7 tahun berumah tangga tak ada kebahagiaan lain di dunia ini selain menjadi Ibu dari seorang putri bernama Sekar.

Buku ini berisi cerita sehari hari yang sebenarnya juga kita alami sebagai orang tua namun ditulis dengan memikat oleh Priska. Dalam buku ini Priska seakan akan menjadi sahabat kita dan sedang bercakap-cakap di suatu sore yang indah, di pinggir laut menjelang terbenamnya matahari ditemani secangkir kopi panas dan sepiring jajanan hangat. Namun kedekatan itu bukan melulu karena cerita, namun juga karena suami Priska merupakan sahabat saya sekantor enam tahun terakhir ini. Kedekatan itu memang akhirnya terasa, sebagaimana Priska ngotot memilih dokter wanita, yang juga mengingatkan saya akan saya dan istri saya sendiri.


Rasanya masih segar dalam ingatan, beberapa bulan lalu, saat sahabat saya bertanya bagaimana langkah2nya sebuah tulisan dapat menjadi buku. Meski terakhir menulis buku tahun 2001, saya mencoba memberikan masukan pada-nya sesuai dengan apa yang saya ingat. Dan hari ini betapa kaget dan senang-nyanya ketika masuk kantor, dan buku tersebut akhirnya terwujud serta salah satu copy-nya ada di atas meja saya, menunggu untuk di-review.

Dimulai dari sebuah pelatihan yang mencerahkan di Institute of Mind Technology, dan akhirnya menyadarkan Priska bahwa selama ini dia ternyata menempuh jalan yang salah dalam mencari kebahagiaan. Lalu sampai lah Priska pada apa yang dia cari selama ini yakni menjadi seorang ibu. Dengan menjadi ibu lah Priska akhirnya memiliki sudut pandang baru mengenai Ibunya sendiri. Dengan menjadi Ibu lah Priska akhirnya belajar kembali bagaimana menjadi anak yang baik bagi ibunya sendiri.

Beberapa artikel yang saya suka adalah "Mengajari Anak Berderma, Mungkinkah ?", tentang bagaimana Sekar justru memiliki kemurahan hati yang sering sekali hilang pada orang-orang dewasa, dan melalui Sekar kita seakan menemukannya kembali. "Lisptik" yang menyadarkan kita mengenai hal-hal paling berharga dalam hidup. Lalu "Why Are You Crying Mami" yang memang sangat mengharukan, dan akhirnya membantu Priska menemukan mimpi dirinya kembali sebagai seorang penulis.

Anak-anak dimata Priska juga menjadi pemberi inspirasi sekaligus guru kehidupan dalam banyak hal. Sekar sang anak sering sekali memberikan kejutan yang  menyadarkan Priska dan suaminya seperti misalnya bahwa ulang tahun tidak harus di Paris, atau di Singapore melainkan cukup makan bersama dengan mbak Ani si pencuci pakaian, Pak Kimung satpam kompleks dan keluarganya, Supir dan keluarganya serta asisten rumah tangga di restoran yang mereka pilih sendiri.

Priska yang lahir di Singkawang dan besar di Pontianak, dua kota yang juga sangat dekat dengan kehidupan keluarga saya akhirnya menantang pembaca di bagian akhir buku yang menginspirasi ini, "Kapan terakhir anda menulis surat cinta kepada anak anda ?"

Menariknya Mendesain Gaya Berkomunikasi

Di zaman Soeharto, acap kali kenaikan harga bahan bakar minyak menggunakan istilah penyesuaian.  Padahal makna dari penyesuaian adalah bisa naik dan bisa turun, sementara "penyesuaian" di zaman tersebut selalu berarti kenaikan. Minggu lalu, disalah satu TV, Prabowo Subianto, capres 2014 menggunakan istilah kekurangan gizi di kalangan anak2, dan mengatakan sebenarnya dia cenderung memperhalus-nya karena makna yang lebih pas adalah kata kelaparan.

Seorang teman cerita, bagaimana beberapa tahun lalu Telkomsel membuat materi promo dengan kalimat "Telkomsel memiliki enam juta pelanggan". Namun beberapa minggu kemudian karena bahasa komunikasi yang negatif, kalimat tersebut diganti menjadi "Telkomsel dipilih oleh enam juta pelanggan". Kita tentu masih ingat kata-kata "pelanggan adalah raja" jadi bagaimana mungkin raja menjadi bagian dari Telkomsel (baca dimiliki Telkomsel).

Pada pelatihan yang pernah saya ikuti kita disimulasikan membuat kursus mengetik dengan Microsoft Words sebagai bagian dari Microsoft Office, nama apakah yang ingin anda gunakan untuk kursus ini ? Semua peserta berpikir keras, dan muncullah beberapa alternatif;

Alt#1
"Words For Kids", kalimat ini sangat menggambarkan apa adanya, dan terasa kurang menarik.

Alt#2

"Writing With Words For Kids", kalimat ini lebih menarik karena menggambarkan adanya pelatihan menulis, sehingga anak2 tak cuma belajar words, namun juga belajar teknik menulis.

Alt#3

"Little Book Project", hemm orang tua mana sih yang tidak ingin anaknya mampu menulis buku, bayangkan efek gaya komunikasi yang dipilih terhadap prospek kursus ini kedepannya. 

Menarik bukan ?, saya sendiri tidak pernah menyangka bahwa komunikasi ternyata begitu penting-nya, semoga menjadi artikel yang bermanfaat bagi pembaca. Bagi yang masih belum tahu pentingnya komunikasi silahkan lihat artikel mengenai Churchill membakar semangat perlawanan Inggris terhadap pendudukan Jerman di link ini

http://hipohan.blogspot.com/2013/03/we-shall-never-surrender.html



Leadership By Design

Saat training advanced communication management beberapa minggu yang lalu, saya dikenalkan dengan profil seorang tokoh penting yakni Edward Deming. Beliau merupakan salah satu pakar yang diduga kuat berada di balik kemajuan Jepang setelah porak poranda di hajar Amerika saat WWII. Deming dibawa ke Jepang oleh Douglas McArthur, yang ingin menebus dosa terhadap rakyat Jepang. Saking kuatnya dugaan akan peran beliau dalam kemajuan Jepang, maka tahun 1980 an, beliau diminta kembali ke Amerika dan mengimplementasikan hal-hal yang dia lakukan di Jepang.

Salah satu peninggalan beliau yang termasyhur adalah TQM, alias Total Quality Management, yang banyak diterapkan industri di Jepang. TQM juga berperan penting dalam mengurangi tingkat kesalahan dalam tahapan produksi. TQM juga yang berada di balik kesuksesan Toyota sebagai salah satu produsen otomitif berkelas dunia.


Cara Deming dalam memulai investigasi kinerja proses bisnis tertentu adalah dengan pertanyaan sederhana yakni "What Business Are You In ?". Pertanyaan filosofis seperti ini akan menguji seberapa mengerti seseorang dengan bisnis yang dia harus jalankan. Dalam hal ini, desain produk/layanan yang dibuat akan menjadi dasar dari cetak biru dari apa yang ingin anda wujudkan. Sehingga jika anda tidak dapat menjawab pertanyaan ini maka bias dibayangkan kesulitan produk/layanan anda dalam penetrasinya ke pasar.

Pertanyaan ini juga merupakan inti dari Leadership By Design. Untuk lebih memperjelas maksud Deming,  contoh kasus yang pas adalah saat Titanic akhirnya diwujudkan dan hancur saat menabrak gunung es di samudera Atlantik.  Maka siapakah yang paling berpengaruh terhadap perjalanan Titanic di tengah samudera nasib ? Jika anda menjawab "Nakhoda" maka anda salah, namun ternyata menjawab-nya dengan "Penumpang"  juga tak kurang salahnya. Sesungguhnya yang paling berpengaruh adalah pembuat desain Titanic itu sendiri.

Kita tutup tulisan ini dengan quote Deming yang sangat terkenal yakni " It is not enough to do your best; you must know what to do, and then do your best".

Monday, May 05, 2014

Memahami Pertanyaan Saat Interview : Sebuah Catatan Kecil

Beberapa minggu lalu seorang teman di komunitas otomotif yang baru lulus dari Teknik Kimia UI, bertanya soal pertanyaan2 standar wawancara, hemm ternyata ini topik yang menarik, karena bukan melulu diperlukan bagi yang baru lulus, namun yang juga memutuskan untuk pindah kerja. Banyak orang menghadiri interview namun dengan persiapan yang salah, dengan tulisan ini semoga bisa membantu pembaca untuk lebih siap dalam sesi interview.

Sumber tulisan ini sebagian besar dari pengalaman saya pribadi,  khususnya saat mengikuti interview empat level di sebuah perusahaan multinasional. Berikut pertanyaan2 yang bisa saya catat, dan barangkali bisa berguna bagi yang memutuskan untuk hijrah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Namun materi ini saya coba perkaya dengan beberapa pengalaman interview saya sebelumnya dengan perusahaan-perusahaan multinasional lain-nya, sehingga dapat lebih komprehensif.

*** Pertanyaan mengenai sikap

1. Kenapa pindah dari perusahaan sebelumnya ? Untuk pertanyaan seperti ini jawablah dengan positif, tidak ada gunanya menjelek-jelekkan perusahaan sebelumnya.

2. Apa prinsip dan tujuan hidup anda ? Bagaimana mungkin seseorang bisa sampai pada tujuan-nya jika dia sendiri tidak tahu mau kemana, jadi pastikan anda memiliki tujuan hidup yang jelas.

3. Sudah berapa perusahaan yang ada dalam sejarah karir anda ? Semakin banyak perusahaan yang pernah anda masuki, akan semakin sulit anda diterima, karena kebanyakan perusahaan menginginkan karyawan yang loyal.

4. Kenapa anda memilih perusahaan kami ? Sepertinya saat menjawab ini saya pernah salah, yakni dengan menjawab saya tidak melamar di perusahaan anda, namun HRD manager anda lah yang melamar saya. Kesan dari jawaban saya mungkin menjadi terlalu over confidence, sehingga terasa kurang pas, apalagi kalau perusahaan incaran perusahaan besar yang kadang memiliki gengsi tersendiri.  

5. Coba ceritakan secara singkat, perjalanan karir anda ? Disini anda dapat menceritakan momen2 penting dalam perjalanan karir anda. Pada situasi yang saya alami, pertanyaan nya sangat detail termasuk alasan keluar dari setiap perusahaan.

6. Beberapa tahun dari sekarang, apa yang anda inginkan terjadi pada diri anda ? Saya menjawab pertanyaan ini dengan yang memang selama ini ada dalam pikiran saya yakni memiliki bisnis sendiri. Tahun lalu, seorang sahabat pernah mengirim quote If You Don't Design Your Own Life Plan Chances Are You'll Fall Into Someone Else's Plan. Quote ini terus menerus terekam dalam pikiran saya.

7. Sebutkan beberapa hal yang menurut anda seharusnya membuat kami memilih anda ? Saat pertanyaan seperti ini muncul, anda harus menyiapkan diri anda dengan pencapaian2 yang sudah anda lakukan, agar dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai sosok anda.

*** Pertanyaan tentang keluarga

1. Pertanyaan tentang keluarga ? Misalnya pekerjaan istri, sekolah anak2, karena kebanyakan karyawan sukses adalah karena dukungan yang baik dari keluarga.

2. Jika anda harus menyampaikan 3 hal terpenting dalam hidup pada anak anda, apa yang anda pilih untuk disampaikan ? Beberapa diantaranya adalah memiliki integritas, selalu amanah terhadap semua kepercayaan yang diberikan, menghargai orang lain, dll. Pertanyaan ini mungkin salah satu yang terunik yang pernah harus saya jawab.

3. Apa profesi orang tua anda ? Pertanyaan ini juga untuk memberikan pemahaman terhadap latar belakang anda. Kadang sekolah setiap anak juga menjadi bagian dari pertanyaan.

*** Pertanyaan mengenai skill manajerial

1. Berapa banyak team yang harus melapor langsung pada anda ? Pertanyaan ini untuk membantu mengukur kapasitas manajerial anda, karena semakin banyak yang report ke anda, maka akan semakin teruji kemampuan manajerial anda.

2. Bagaimana anda memotivasi team ? Pada awalnya adalah kita sendiri untuk dapat memberikan contoh, lalu memberikan pendekatan yang berbeda pada setiap member, serta memberikan kesempatan untuk feedback, dan melakukan kontrol terhadap rencana yang sudah disepakati bersama.

3. Jika team anda ada yang tidak perform, dapatkan anda menghukumnya ? Bagi saya suatu putusan tentunya didasari oleh data yang akurat dan valid, dan ini menjadi bekal pengambilan keputusan yang baik. Dalam banyak hal data yang tepat akan membuat proses ini menjadi lebih mudah. Sebagai manager anda kadang dituntut untuk menyampaikan bukan cuma kabar suka namun juga kabar duka, atau teguran dan bukan cuma pujian.

*** Pertanyaan mengenai aspek bisnis

1. Bagaimana menghadapi customer sulit ? Saya berpendapat, eskalasi ke level yang lebih tinggi harus dilakukan, meski kadang menimbulkan luka/friksi, namun itu adalah satu2nya alternatif, jika anda menghadapi jalan buntu.

2. Bagaimana memastikan semua customer anda membayar tepat waku ? Bagi saya kunci dari setiap proses pembayaran adalah deliverables, sehingga jumlah approver dan adanya approver pengganti jika approver yang direncanakan tidak available, redefinisi ulang periode pekerjaan, review per minggu untuk mempersingkat proses review bulanan, dan tentu saja mekanisme reminder letter yang konsisten dijalankan.

3. Jika anda berhadapan dengan customer, kebanyakan mereka berada di level mana ? COO/CIO atau CEO ? Pertanyaan seperti ini untuk mengukur kualitas network anda, yakni sekedar dengan tipe influencer atau bahkan anda memiliki network dengan kelas decision maker.

4. Berapa target anda dan berapa realisasinya dalam beberapa tahun terakhir ? Dalam kasus ini ada baiknya ada membuat catatan kecil, mengingat fluktuasi kurs dan billion=milyar atau million=juta, kadang menimbulkan kesulitan tersendiri.

5. Apa ide, bisnis baru atau produk baru anda bagi perusahaan kami ? Pada level-level tertentu, seorang kandidat diharapkan dapat membawa hal-hal baru, yang lebih membantu bisnis perusahaan tujuan, jadi semakin tinggi level yang anda incar, model pertanyaan inilah yang harus dapat anda jawab.

*** Pertanyaan menunjukkan ketertarikan (biasanya diajukan di fase terakhir)

1. Sekiranya kami memutuskan anda bergabung dengan perusahaan kami, apakah anda memiliki pekerjaan yang sedang berlangsung, dan bagaimana anda akan menyelesaikannya ? Pertanyaan ini selain menunjukkan minat juga mengecek seberapa besar tanggung jawab anda meski korelasinya lebih ke perusahaan asal.

2. Kapan paling cepat anda dapat bergabung ? Ingat setiap perusahaan dan level tertentu memiliki aturan yang berbeda beda, ada yang 1 month notice namun ada juga yang 3 month notice, jadi pastikan jawaban anda sesuai dengan aturan perusahaan asal, tanpa memberikan harapan berlebihan.

3. Berapa gaji yang anda inginkan ? Saat ini HRD masing-masing perusahaan memiliki mekanisme untuk mengecek gaji anda saat ini, bisa salinan melalui slip asli, surat keterangan dari perusahaan asal, atau juga transaksi rekening gaji anda di Bank, sehingga jawablah dengan jujur dan jelaskan persentase kenaikan yang anda inginkan, hati2 dengan terminologi gross dan net yang seringkali menyesatkan.

Demikian lah beberapa pertanyaan interview, yang kadang dilakukan dalam bahasa asing, dan bahkan oleh orang yang bukan merupakan native speaker sehingga membuat kita cukup kesulitan dalam menebak maksud pertanyaan. Situasi ini kadang menjadi lebih buruk karena dalam prakteknya bisa saja dilakukan secara conference call.

Namun jangan sekali sekali berusaha menjawab jika anda tidak mengerti pertanyaan yang dimaksud, lebih baik ditanyakan ulang maksud pertanyaan-nya, sehingga mereka menggunakan pertanyaan dengan kalimat yang lebih simpel.  Akhir kata demikianlah summary pengalaman saya selama interview, semoga bermanfaat.