Wednesday, June 18, 2014

101 Konspirasi Paling Kontroversial di Dunia - Merry Magdalena

Saat jalan-jalan ke Gramedia, saya melihat tiga buah buku karya Merry Magdalena. Cover-nya sih standar, namun ketika membuka buku sampel, ternyata isinya asik juga. Kalimat-kalimat yang dipilih Merry meski singkat juga enak dibaca, karena masih ragu saya beli satu saja dulu, yakni 101 Konspirasi Paling Kontroversial di Dunia. Sebelum lebih jauh membahas review buku ini, perlu kita ketahui dulu apa itu konspirasi, menurut Merriam Webster, konspirasi adalah rencana rahasia yang dibuat dua orang atau lebih untuk melakukan sesuatu yang berbahaya atau melanggar hukum.

Saya sendiri mulai menggemari teori konspirasi karena salah satu film seri televisi tersukses di dunia, yakni X-Files yang dibintangi David Duchovny dan Gillian Anderson. Film yang unik karena mampu mengangkat konspirasi tertentu, meski nyaris selalu tak memberikan solusi. Setiap selesainya episode, masih akan ada terus misteri yang menggantung yang tak terjawab.

Secara umum 90% materinya sudah pernah saya baca di berbagai publikasi termasuk internet. Beberapa materi yang belum pernah saya lihat secara keseluruhan misalnya konspirasi terkait video game. Merry sendiri selain seorang penulis, merupakan pemerhati socmed, chief editor di Netsains.Net.

Setiap bab mengupas satu issue, dan lalu membahas berbagai alternatif mengenai issue tsb.  Misal, konspirasi pembunuhan JFK, dr sudut pandang Federal Reserve Bank, Lyndon B. Johnson, UFO, Mafia, George Bush Sr., Illuminati, KGB, Israel, Gay, dan CIA.

Selain Bab JFK dan Bab Video Game  juga dibahas Bab Hari Kiamat, Freemason, Alien, Hollywood, Beatles, Luar Angkasa, WWII, Marylin Monroe, 911, SARA (genosida, dll), Selebriti dan  Illuminati, Teknologi, Lady Diana, Yahudi, Michael Jackson, Industri Obat, Cyber, Dunia Musik, Apple, Osama Bin Laden, Ekonomi Amerika, Dunia Olahraga, dan Hitler.

Sayang khusus Hitler, tidak dibahas teori konspirasi versi Indonesia. Konten lain yang berbau Indonesia, seperti penyangkalan dunia bahwa Atlantis adalah Indonesia, juga tidak dimasukkan. Padahal ini bisa jadi pembeda terhadap buku2 sejenis.  Atau sekalian Piramida di Indonesia misalnya, pasti akan menarik untuk dibahas.

Bagi yang ingin menindaklanjuti informasi dalam buku ini, Merry menyediakan link di bagian belakang, sehingga sangat memudahkan kita mencari informasi tambahan. Saya tutup review ini dengan kalimat yang juga menjadi pembuka buku ini;

People love conspiracy theories - Neil Armstrong

Melawan Arus di Komunitas Relawan Jokowi

Entah kenapa seorang teman memasukkan saya ke komunitas relawan Jokowi di Facebook, meski pada awalnya keberatan, lama-lama akhirnya saya mencoba menikmati berada dalam komunitas tersebut. Namun kadang-kadang kuping terasa panas mendengar maki2an yang diarahkan ke Prabowo dan pendukungnya. Bagi saya akhirnya masuk dalam komunitas ini adalah untuk menguji apakah Prabowo dengan semua tuduhan padanya layak atau tidak untuk menjadi presiden.  



Menariknya, saya mengamati, selalu seakan akan ada jawaban yang muncul manakala ada issue yang dilontarkan. Jawaban tersebut bisa dalam bentuk  fakta yang kemudian terungkap atau kejadian yang entah bagaimana menjawab tuduhan-tuduhan tersebut seperti yang baru-baru ini terjadi, misalnya ambruk-nya panggung Jokowi, atau mendadak mesranya Prabowo dan Siti Hediati, berikut beberapa yang saya coba catat;


01. Isteri Prabowo

Soal istri ini menjadi salah satu yang cukup sering diserang. Komunitas selalu mengatakan bahwa bagaimana mau mengurus negara, sedangkan  mengurus keluarga saja tidak bisa.  Namun kita lihat beberapa saat kemudian Siti Hediati menyambut kedatangan Prabowo dengan senyum mesra saat mengunjungi makam Soeharto. Bahkan saat debat capres 2 yakni 15/6/2014 Siti Hediati dan Didit putra tunggal Prabowo justru menunjukkan dukungannya pada Prabowo. Prestasi Didit yang sudah diakui internasional juga menunjukkan bahwa buah pernikahan mereka berhasil menjadi "orang", satu hal yang menjadi indikator keberhasilan keluarga. Silahkan lihat di link berikut;

http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2060195/prabowo-dan-mantan-istri-cipika-cipiki-di-kompleks-makam-soeharto


02. Penegakan HAM

Dalam debat Capres 1 tanggal 9/6/2014, JK menyerang Prabowo soal issue HAM, namun dengan cantiknya Prabowo mengingatkan dalam kondisi khusus, sebagai prajurit, kepentingan orang banyak lah yang lebih utama. Tak lama kemudian gantian Jendral H yang dicecar banyak orang terindikasi terkait kasus Talangsari, lalu mempertanyakan tanggung jawab Jendral W terindikasi sebagai penanggung jawab peristiwa 1998, Jendral S terindikasi terkait pelecehan wartawati Bulutangkis, dan Jendral M terindikasi terkait kasus pembunuhan Munir. Jawaban Prabowo meski dinilai banyak orang emosionil, sepertinya akan banyak meraih suara dari komunitas TNI. Momen ini juga merupakan momentum yang sangat pas, untuk menjelaskan secara gamblang sudut pandang Prabowo melihat kasus ini. Klarifikasi berikutnya bahkan tidak tanggung-tanggung, bukan cuma alumni Trisakti, bahkan keluarga korban Trisakti pun mendukung Prabowo. Silahkan lihat di link berikut;


http://news.okezone.com/read/2011/06/10/337/466641/pembantaian-di-talangsari

http://www.tempo.co/read/news/2012/09/09/078428296/Muchdi-Prawiro-Pranjono-dalam-Kematian-Munir

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/03/29/n36syg-bondan-maknyus-bela-prabowo-salahkan-wiranto

http://www.minihub.org/siarlist/msg03007.html

http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/06/15/keluarga-korban-tragedi-trisakti-98-dukung-prabowo-hatta


03. Jebakan TPID

Dalam debat capres 2 tanggal 15/6/2014, Jokowi yang berusaha menjebak Prabowo dengan singkatan ala pemerintah daerah dan sempat melontarkan DAU dan DAK yang ternyata masih diketahui oleh Prabowo. Gagal dengan jebakannya, Jokowi kembali menjebak Prabowo dengan singkatan TPID, Prabowo dengan jujur menjawab bahwa dia tidak tahu, dan sempat menjadi bahan tertawaan di socmed. Ironisnya Jokowi sendiri ternyata salah saat menyebutkan TPID adalah Team Pengawasan Inflasi Daerah singkatan sebenarnya adalah "Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah". Jika Jokowi fair, seharusnya dia cukup menanyakan "Bagaimana pendapat Pak Prabowo mengenai penanganan inflasi di daerah ?". Namun ternyata saat debat capres berikutnya dengan topic ketahanan negara, meski Prabowo menguasai istilah/singkatan umum di dunia militer, beliau menunjukkan kebesaran jiwanya dengan tidak menggunakan cara yang sama untuk memojokkan Jokowi.  Silahkan lihat di link berikut; 

http://www.bi.go.id/id/moneter/koordinasi-pengendalian-inflasi/pokjanas/Contents/Default.aspx  


04. Ekonomi Kreatif dan Arogansi Prabowo

Masih dalam debat capres 2 tanggal 15/6/2014, saat ditembak mengenai ekonomi kreatif, meski terlihat Prabowo agak sedikit gelagapan, beliau dengan cerdik lantas menunjuk putranya yang terkenal sebagai desainer internasional, dan satu dari sedikit orang yang dipercaya turut merancang BMW Seri 7. Situasi ini menunjukkan meski terkesan tak paham, namun Prabowo justru lewat putranya sendiri sudah membuktikannya, hasil nyata ekonomi kreatif, sementara Jokowi masih sebatas wacana. Silahkan lihat di link berikut;

http://www.worldcarfans.com/112061145209/bmw-individual-7-series-by-indonesian-designer-didit-hediprasetyo


Bahkan bukan cuma itu, Prabowo juga mengakui ide Jokowi, menyalami-nya dengan antusias serta menyatakan persetujuannya, meski team penasihat Prabowo memberikan nasihat untuk selalu berbeda dengan Jokowi. Tindakan ini menurut pakar komunikasi Effendi Ghazali, adalah contoh teknik "stealing the moment" yang sangat baik sekaligus menghapus tuduhan arogansi dan otoriternya seorang Prabowo.

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/15/269585233/Peluk-Jokowi-Prabowo-Saya-Setuju-dengan-Anda


05. Kartu Sehat (Bukti) vs Slogan Kosong Prabowo (Janji)
Prabowo juga dituduh hanya bisa berjanji dan tak bisa membuktikan apa-apa, sebaliknya dalam Debat Capres 2 tanggal 15/6/2014, Jokowi mengeluarkan dua kartu  andalannya untuk tiga pertanyaan yang berbeda. Kartu ini jugalah yang sempat digunakan saat Pemilihan Gubernur, dan sukses mendongkrak suara, meski gagal saat pemilihan gubernur Jawa Barat manakala Rieke menggunakan formula yang sama. Jokowi sendiri tak tahu persis bedanya dengan BPJS dan sepertinya tidak dianalisa benar bagaimana system tersebut sekarang berjalan. Padahal seperti yang sering disebut Jokowi berkali kali yang penting, system-nya. Silahkan lihat di link berikut;


http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/05/130520_jakartahealth_indonesia.shtml


Semoga segera dibenahi, dan dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi rakyat yang sangat memerlukan layanan kesehatan.  


06. Panggung Ambruk

Saat panggung Rhoma Irama jatuh, disusul mobil rombongan Prabowo tabrakan di Sulawesi, komunitas relawan Jokowi lagi-lagi mencibir bahwa ini adalah pertanda sial bagi Prabowo. Ehh tidak berapa lama panggung Jokowi juga roboh dan bahkan Jokowi sendiri sempat jatuh. Silahkan lihat di link berikut; 

http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/06/17/1957560/lantai.panggung.ambruk.jokowi.dan.nelayan.jatuh?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp


07. Issue Pemecatan

Lalu muncul lagi issue pemecatan, dan bahwa Prabowo tidak layak karena pernah dipecat. Tak lama kemudian muncul kabar bahwa JK pun ternyata dipecat oleh Gus Dur karena terindikasi mengabaikan perintah (ke luar negeri tanpa izin), terindikasi Korupsi (meski masih perlu pembuktian secara hukum) serta nepotisme (saat itu bahkan sempat beredar singkatan SDM, yakni semua dari Makassar). Pemecatan JK adalah resmi, berbeda dengan pemecatan Prabowo yang ternyata dibantah Istana. Menurut Istana, Prabowo dihentikan dengan hormat, sedangkan dokumen DKP lebih merupakan surat rekomendasi saja yang menurut mantan Kasum Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo cacat karena hanya ditanda tangani satu jendral bintang empat saja yakni Subagyo HS dan dirilis sebelum mahmil dilakukan, sedangkan untuk pangkat selevel Prabowo seharusnya diperlukan tiga jendral bintang empat untuk merilis rekomendasi DKP tersebut.Silahkan lihat di link berikut;


http://pemilu.sindonews.com/read/873005/113/dipecat-gus-dur-punya-informasi-kuat-jk-terindikasi-korupsi

http://www.jpnn.com/read/2014/06/11/239632/Mantan-Kasum-TNI-Tegaskan-Prabowo-Bukan-Dipecat-


08. Putra/Kader Terbaik Korupsi

Saat SDA ketua PPP, yang dijuluki Prabowo salah satu Putra Terbaik Bangsa, terindikasi korupsi dan lalu menjadi urusan KPK, kembali komunitas menyerang Prabowo karena didukung orang-orang bermasalah alias koruptor. Namun KPK lantas juga menggebrak Walikota Palembang sebagai tersangka korupsi, yang merupakan aktivis PDI dan sempat juga dinyatakan sebagai salah satu kader terbaik PDI-P. Silahkan lihat di link berikut; 

http://www.rmolsumsel.com/read/2014/02/22/2439/1/PDIP:-Romi-Herton-Tetap-Kader-Terbaik-

http://www.rmolsumsel.com/read/2014/06/16/7987/1/Romi-Herton-dan-Istrinya--Jadi-Tersangka-


09. Kewarganegaraan Ganda

Prabowo, juga pernah di issue-kan memiliki kewarganegaraan ganda, namun akhirnya penjelasan KPU bisa mengklarifikasi hal tsb. 


http://kanalsatu.com/id/post/24392/kpu_tegaskan_prabowo_tak_berkewarganegaraan_ganda/kpu_tegaskan_prabowo_tak_berkewarganegaraan_ganda


10. Prestasi Prabowo

Komunitas juga menyerang prestasi Prabowo yang dinilai nihil, jika yang dilihat adalah terkait pemerintahan, jelas saja relatif nihil, sebagaimana prestasi militer Jokowi yang sama saja nihilnya. Secara umum yang diperlukan adalah kapasitas leadership dan managerial, karena di level tertentu hal-hal inilah yang lebih diperlukan. Silahkan lihat di link berikut;


http://id.wikipedia.org/wiki/Prabowo_Subianto


11. Rencana Pembunuhan Jokowi

Muncul sebuah account yang menggunakan bahasa kaku dengan kutipan kalimat sbb “Ada calon presiden yang memiliki ambisi sangat besar untuk berkuasa dan akan melakukan apa saja demi ambisinya, termasuk membunuh. Anda semua pasti tahu siapa calon presiden yang saya maksud. Calon presiden tersebut telah berusaha merayu saya sebagai wakilnya”, dst  namun tak lama kemudian Abraham Samad membantah dia memiliki account tersebut. Silahkan lihat di link berikut;


http://politik.news.viva.co.id/news/read/494008-diserang-akun--abraham-samad--di-twitter--gerindra-tak-gentar


12. Sterilisasi Prabowo

Issue bahwa "senjata" Prabowo di amputasi Fretilin juga mengemuka. Ini juga sering menjadi bahan ejekan di komunitas relawan Jokowi. Hemm apakah orang-orang ini tidak tahu bahwa, seorang prajurit yang berperang membela bangsa dengan mempertaruhkan jiwa dan raga adalah pahlawan, tidak selayaknya saat kembali mereka dilecehkan hanya karena mereka cacat, itupun jika benar cacat. Namun jika ternyata tidak seperti itu, bukankah ini merupakah fitnah pada ybs. Khusus kasus ini, biarlah waktu yang akan menjawab. Prabowo sendiri dalam orasinya mengangkat penting-nya perhatian pada kaum disabilitas. Silahkan lihat di link berikut;

http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/05/25/n64b8z-tim-dokter-pastikan-tak-ada-disabilitas-pada-dua-pasang-kandidat


13. Pengurus Kuda
Istilah pengurus kuda,  mulai menjadi trend sejak acara debat Mata Najwa antara Adian Napitupulu dengan Achmad Yani. Adian menjawab-nya setelah diminta oleh Najwa untuk agar masing-masing kubu membeberkan kelebihan capres di kubu lawannya. Namun lagi-lagi mata kita terbuka saat membaca bahwa Prabowo memelihara kuda bukan cuma untuk kesenangan pribadi, melainkan demi team Polo Indonesia yang dengan bebasnya berlatih bersama kuda-kuda di lahan yang disiapkan oleh Prabowo. Uniknya anak-anak muda yang mewakili Indonesia di kejuaraan internasional tersebut justru anak-anak kampung namun mampu mengalahkan Negara-Negara lain dan mengharumkan nama bangsa. Silahkan lihat di link berikut;http://www.tribunnews.com/sport/2014/01/19/indonesia-juara-turnamen-polo-berkuda-se-asia 


14. Hutang Triliyunan Prabowo
Seperti biasa tak ada klarifikasi dari Prabowo yang memang lebih sering memilih diam, mengenai issue hutang-nya yang konon mencapai belasan trilyun, sehingga di kubu Relawan Jokowi, capres/cawapres terkaya adalah Jokowi sebaliknya Prabowo termiskin karena menggunungnya hutang yang dia miliki. Namun klarifikasi administrasi dari KPK 26/6/2014 membuktikan hal yang sebaliknya, Jokowi ternyata capres cawapres dengan hutang terbanyak, sekaligus capres/cawapres termiskin. Berikut pengumuman KPK


1. Utang Capres Prabowo Rp 28.993.970, total harta kekayaan Rp 1.670.392.580.402 dan USD 7.503.134;
2. Utang Capres Jokowi Rp 1.936.939.782, total harta kekayaan Rp 29.892.946.012 dan USD 27.633;
3. Utang cawapres Hatta Rp 157.901.040. total harta kekayaan Rp 30.234.920.584 dan USD 75.092; dan,
4. Utang cawapres JK Rp 19.660.000, total harta kekayaan Rp 465.610.495.057 dan USD 1.058.564.



Dari data tersebut, Prabowo memiliki kekayaan 862,39 x lebih banyak di banding Jokowi, namun hutang Jokowi 66,8 x lebih banyak dibanding Prabowo. Silahkan lihat di link berikut http://www.merdeka.com/pemilu-2014/jokowi-capres-paling-miskin-dan-banyak-hutang.html


Pada pilpres kali ini, masih banyak hal menarik lainnya seperti Implementasi Demokrasi Kasus Lurah Susan vs Kasus Wagub Ahok, Kontroversi Perlu Tidaknya Latihan Sebelum Debat, Misteri Pelukan Tak Berbalas, Kertas Contekan Berubah Ukuran, Esemka China atau Esemka Indonesia ?, Tol Laut vs Pelabuhan Laut, BPJS vs Kartu Sehat, Misteri Kebocoran Anggaran, Dualisme HKTI, dll namun akan kita bahas dalam tulisan berikutnya saja. Link yang saya jadikan referensi juga bisa jadi tak semuanya akurat, namun karena tidak hanya satu link yang memuat berita sama, saya berharap dapat memberikan gambaran yang mendekati fakta sebenarnya.


Akhir kata, Prabowo sama sekali bukanlah sosok sempurna, demikian juga Jokowi, namun merekalah yang kebetulan saat ini menjadi kandidat "terbaik" yang dimiliki Indonesia, suka tidak suka, mau tidak mau salah satu dari mereka akan memimpin Indonesia lima tahun kedepan, mari kita sukseskan pemilihan ini dengan menghormati siapapun pilihan Rakyat Indonesia. Lalu kita awasi kinerja mereka dengan terus memberi masukan bagi kebaikan bersama.

Wednesday, June 11, 2014

Anies Baswedan

Siapa tidak kenal Nurcholis Madjid alias Cak Nur, meski dia dituduh sebagai tokoh liberal, saya memilih berprasangka baik dan tetap menaruh hormat pada beliau. Saya juga sempat membaca beberapa buku-nya. Menulis buku yang begitu banyak juga merupakan bukti bahwa Cak Nur bukan tokoh sembarangan.  Tahu bahwa beliau lantas menjadi Rektor Paramadina, semakin menambah bobot beliau sebagai ilmuwan Islam. Sepeninggalnya beliau, saya sempat berpikir tak akan ada lagi pengganti setara beliau. Namun munculnya Anies Baswedan (Selanjutnya kita singkat dengan AB) membuat kekuatiran kita kehilangan tokoh sekelas Nurcholis Madjid terobati.

Prestasinya yang diakui dunia dan sempat dianggap sebuah lembaga dunia World Economic Forum tahun 2009 sebagai "Young Global Leaders" dan lalu masuk sebagai 1 dari 20 tokoh dunia pilihan Foresight sebuah majalah Jepang, tahun 2010,  membuat saya semakin kagum. Saya masih mengikuti jejak beliau ketika merapat ke Partai Demokrat dan menjadi salah seorang peserta konvensi. Namun entah salah strategi atau bagaimana, konvensi tak juga dilakukan sebelum Pemilihan Legislatif, dan ketika suara Demokrat terbukti menurun karena hantaman berkali kali kasus korupsi, konvensi yang akhirnya dimenangkan Dahlan Iskan kehilangan bobot.

Saya juga membeli buku Indonesia Mengajar, dan berangan-angan seandainya saja saya baru lulus kuliah, alangkah indahnya dapat mengikuti program ini. Kalimat bernas ala AB "Satu Tahun Mengajar Seumur Hidup Memberi Inspirasi.", turut memberi nyawa bagi program mulia ini.

Namun AB akhirnya, memilih bermanuver dari Partai Demokrat dan mendukung kubu Joko Widodo dengan PDIP, seraya mengeluarkan pernyataan "Agar orang baik memilih orang baik." Hmm ada apa dibalik pernyataan beliau, apakah dengan begitu bisa disimpulkan pemilih kubu Prabowo adalah bukan orang baik ? Prabowo bukan manusia sempurna demikian juga Joko Widodo, bukankan di kedua kubu masing-masing ada Jendral terindikasi pelanggar HAM seperti misalnya kasus pelanggaran HAM Talangsari, kasus kerusuhan 1998, kasus pelecehan wartawati Bulu Tangkis,  kasus pembunuhan Munir  atau jika mengacu ke kasus korupsi, di partai-partai pendukung keduanya masing-masing memiliki pelaku korupsi. Jadi orang baik mana yang AB maksud ?

Anies yang sebelum bergabung dengan Joko Widodo, sempat menjuluki gaya blusukan Joko Widodo ini sebagai pencitraan ini, silahkan lihat di link berikut;

http://www.merdeka.com/politik/anies-baswedan-sebut-blusukan-jokowi-cuma-pencitraan.html

lalu dalam acara debat di Mata Najwa kembali mengeluarkan pernyataan sbb “Buat saya itu malah justru membuat saya makin yakin untuk tidak memilih orang yang sudah lima tahun menghabiskan uang enggak tahu berapa jumlahnya selama lima tahun berturut-turut, beriklan, untuk sebuah posisi, seakan-akan hidup itu hanya untuk jadi presiden.” Wuihh kata "entah" dan "kata "seakan-akan" cukup mengagetkan bagi saya, karena beliau hanya menduga duga namun lantas sudah mengeluarkan pernyataan abu-abu seperti ini. Mengingat latar belakang beliau yang akademik, rasanya aneh menggunakan kata tanpa kejelasan. Kenapa tidak langsung saja mengatakan misalnya "Saya memilih Joko Widodo karena track record beliau mengurus berbagai lapisan masyarakat selama lima belas tahun terakhir." Memang kita bisa melihat hal ini sebagai ambisi semata seorang Prabowo, namun bisa jadi juga karena kecintaan pada bangsa, hanya Allah SWT yang bisa menjawab.


Belum selesai heran saya lagi-lagi beliau mengeluarkan pernyataan baru "Cara berpikir yang mengatakan kekayaan bangsa adalah minyak, gas, tambang, adalah cara berpikir penjajah kolonial. Kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya." Tentu ini adalah pernyataan yang menyerang balik Prabowo dalam debat capres 9/Juni/2014. Namun beliau mungkin lupa, kekayaan minyak, gas dan tambang jika digunakan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan, dan dengan pendidikan yang baik kita dapat memiliki sumber daya manusia berkualitas yang menggunakan kekayaan alam tersebut dengan sebaik-baiknya dan membantu Indonesia berdikari. Artinya pernyataan kedua tokoh tersebut seharusnya sama sekali bukan dipertentangkan.  Karena Prabowo toh tidak mengatakan bahwa kekayaan minyak, gas dan tambang sebagai kekayaan terbesar.

Saat mengomentari pendukung Prabowo, lagi-lagi Anies mengatakan "Perilaku pendukung mewakili sifat yang didukung", dan tak lama kemudian terjadilah aksi vandalisme serta penyegelan sepihak oleh komunitas pendukung Jokowi di kantor TVOne Jogjakarta. Silahkan lihat di link berikut;

http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/07/01/259441/anies-perilaku-pendukung-mewakili-sifat-yang-didukung
http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2072209/massa-pdip-segel-kantor-tv-one-yogyakarta


Saya hormati pilihan AB, meski saya merindukan AB yang dulu sekaligus yang santun, bukankah sebagai guru bangsa seharusnya dia milik semua kelompok, semoga pernyataan2nya dapat membuat bangsa ini sejuk, bukan hanya bagi orang baik, namun juga untuk mengubah yang tidak baik menjadi baik, dan tidak membuat yang sebenarnya baik jadi merasa tidak baik.  Siapapun Presiden yang menang kita hormati sebagai pilihan rakyat serta harus kita dukung bersama-sama untuk menjadi bangsa yang lebih baik.

Thursday, June 05, 2014

Kusmayanto Kadiman

Sebelum menjadi rektor ITB dan jauh sebelum menjadi Menteri Riset dan Teknologi di Kabinet Pembangunan SBY periode 2004 sd 2009, beliau merupakan atasan saya di Pusat Ilmu Komputer dan Sistem Informasi ITB (PIKSI ITB). Saat itu beliau kerap memanggil staf ke ruangan-nya dan jangan kaget, karena kaki beliau kadang diselonjorkan di meja, bukan karena kurang ajar, tetapi justru karena bagi beliau itu adalah satu bentuk keramahan tanpa jarak. Tentu saja sebagai staf mestinya kami pun memiliki hak yang sama untuk melakukan-nya dan kami yakin bahwa beliau pasti tidak akan mempersoalkannya, meski tidak ada yang berani melakukannya.

Pembawaanya yang santai dan penuh humor mengingatkan saya akan saat para instruktur di PIKSI ITB yang muda muda dan sudah terlihat cukup matang untuk menikah sering diledekin oleh beliau, dengan kalimat "Kalau hanya untuk pipis Tuhan tidak akan bikin sepanjang itu, tapi cukup segini" katanya kerap sambil menunjukkan satu ruas jari kelingking.

Pembawaannya yang familiar, juga sangat terlihat dalam proyek ITB saat kami melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan manajemen PTPN XIII (Sekarang PTPN 8). Lobby yang dilakukan beliau berhasil "memaksakan" agar perangkat lunak yang kami bikin diujicoba agar dapat langsung dirasakan manfaatnya bagi perusahaan. Padahal tidak mudah bernegosiasi dengan Direktur PTPN XIII yang boleh dikatakan sudah nyaris manusia setengah dewa di lingkungan perkebunan. Berkat lobby-lobby itu kami akhirnya sukses mengimplementasikan perangkat lunak buatan kami dan bahkan akhirnya diimplementasikan juga di PTPN XII dan PTPN XI

Suatu hari, sebelum beliau diangkat menjadi rektor, saya sempat bertemu saat makan siang di kantin Labtek V. Beliau mengingatkan pada saya dan seorang teman agar memiliki cita-cita setinggi mungkin, karena kalau cuma yang rendah-rendah saja, nanti bingung kalau sudah tercapai. "Menjadi Doktor dan begitu tercapai lalu saya jadi nyaris kehilangan motivasi", jawab jebolan PhD dari Australia ini saat kami bertanya soal cita-citanya.

Beberapa saat setelah itu, beliau merevisi cita-citanya, dan akhirnya berhasil meraih kepercayaan sebagai Rektor ITB. Di era kepemimpinannya sebagai rektor, beliau berhasil "menggusur" para pedagang kaki lima di depan kampus ke tempat yang lebih pas.



Sukses sebagai rektor,  beliau diberi kepercayaan oleh SBY, sebagai Menristek. Sayang konfliknya dengan team Blue Energy yang memiliki akses khusus ke SBY, membuat hubungannya dengan SBY memburuk. Kusmayanto Kadiman secara terang-terangan mengeritik riset yang dilakukan Blue Energy termasuk via media. Setelah beliau tidak lagi menjabat sebagai Menteri, barulah terbuka betapa asal-asalan-nya penelitian yang dilakukan oleh team Blue Energy tsb, dan bahkan sempat kehilangan salah satu peneliti otodidaknya.

Tahun 2009 menjelang masa akhir jabatannya, saya bertemu beliau saat menemani istri mengikuti seminar kesehatan di Hotel Mulia Senayan. Saat itu sedang ada pameran Riset dan Teknologi di area parkir Senayan.  Tidak bertemu nyaris sepuluh tahun, ternyata tak membuatnya melupakan saya, beliau yang saat itu sedang wawancara  dengan salah satu TV Nasional tak segan2 menghentikan shooting, dan langsung menyalami saya dengan ramah dan bersahabat, di iringi pandangan kurang suka crew TV ke arah saya.

Saat kabinet pembangunan 2009 sd 2014 diumumkan nama beliau tidak lagi disebut-sebut, namun integritasnya sebagai ilmuawan tak membuat beliau menyesali perlakukan SBY padanya. Itulah Kusmayanto Kadiman yang saya kenal, sosok blak2an, apa adanya dan humoris, serta memberikan banyak pelajaran bagi saya.  Hari ini saya mendadak ingat beliau setelah membeli buku karyanya yang berjudul "Tanpa Gaptek dan Gupsos, Menuju Generasi Indonesia Bisa".


Simbol Simbol Illuminati di Arab Saudi - M.Abu Ezza

Buku karangan M.Abu Ezza, cukup mengagetkan, karena siapa yang menyangka simbol-simbol illuminati justru bertebaran di Arab Saudi. Simbol yang digunakan di Arab Saudi, didominasi The All Seeing Eye, dan selebihnya Obelisk, Piramid serta Jangka-Mistar



Bagi yang masih belum yakin dapat melihat penampakan Menara Kerajaan Riyadh, Kingdom City Jeddah, Tugu Geometri Jeddah, Al Faisaliah Tower, Monumen Jeddah Eye, Tugu Atom Jeddah, Tugu Bolia Jeddah, Pelabuhan Jizan, Tugu Pedang Jeddah dan bahkan menara Jam Mekkah, dengan tanduknya, meski masih bisa dikamuflase  sebagai bulan sabit. Menara jam ini juga mengingatkan kita akan pesan tersembunyi Tolkien dalam film The Lord of The Ring adaptasi Peter Jackson. 



Masih belum yakin ? Ezza juga mengulas lambang instansi pemerintah, seperti Rumah Sakit Jeddah, Kepolisian Arab Saudi, Lembaga Kebudayaan dan Kesenian (al jamiyah al arabiyah al saudiyah li al tsaqafah wa al funun), Lembaga Haji (quwwatul hajj wal manasim). Tak cuma instansi pemerintah LSM seperti Ebsar Foundation pun menggunakan simbol yang sama.




Ezza juga banyak mengeritik faham Wahabi, yang keras seakan tanpa kompromi di sisi yang satu tapi sangat liberal di sisi lain. Sebagai contoh modernisasi di sekeliling Masjid Haram dan Nabawi, yang dikelilingi berbagai hotel berbintang. Tak cuma itu Ezza mensinyalir Wahabi adalah gerakan yang sudah disusupi zionis, terbukti dari sikap tak peduli mereka terhadap Palestina, dan dominasi perusahaan dari negeri para sahabat dan pembela kepentingan zionis. Mungkin Wahabi lupa, bahkan Paus Fransiskus sajapun mengakui bahwa Palestina adalah negara. Beliau bahkan mungkin Paus pertama yang mengunjungi Palestina via Tepi Barat tanpa melewati Israel.



Sayang hanya sekitar 25 halaman alias kurang dari 15% yang memuat berbagai keanehan ini, dan sisanya sekitar 200 halaman lebih untuk membahas Illuminati, Kabbalah, dll yang sebenarnya sudah banyak dibahas di buku-buku lain. Bahkan seluk beluk Kabbalah saja mendapatkan porsi sekitar 41 halaman.

Dan satu lagi yang aneh dari buku ini adalah logo penerbitnya Pyramid, yang juga menggunakan symbol piramid merah, hemm . Meski enak dibaca, sayangnya Ezza tidak menyediakan link referensi yang digunakan dalam buku ini. Padahal dugaan misalnya hubungan darah Dinasti Saud dan Yahudi, bukanlah dugaan main-main, melainkan hal yang sangat serius.