Saturday, November 16, 2019

Ada apa dgn produk S*ms*ng Selain HP ?



2 minggu lalu buat mengisi furniture unit apartemen di Jakbar, saya dan istri cari Smart TV. Ternyata di Hypermart, produk TV S*ms*ng sudah lama tak ada. Sales mengatakan silahkan ambil jika mau barang display yang cuma satu2nya untuk setiap model. Karena tanpa diskon apalagi sudah dipakai tiap hari, jelas saja kami menolak. Sales mengatakan barang TV S*ms*ng skr susah di pasaran dan sama sekali tidak ada kiriman stock baru. Akhirnya kami terpaksa ambil Sh*rp.

Rabu 6/Nov/2019 kulkas S*ms*ng satu2nya yang sudah dipakai sekitar 4 tahun mendadak tidak dingin. Call center menyarankan untuk dimatikan minimal 8 jam. Namun setelah dinyalakan ulang tetap tidak dingin, sehari setelahnya saya lapor kembali dan baru diberi nomor tiket. Kejutan, call center memiliki data lengkap soal saya, krn call center kulkas menggunakan database yang sama dengan mobile phone, dimana saya beberapa kali service mobile phone dan smart watch.

Senin 11/Nov saya lapor kembali, krn tak jua ada engineer yang datang, call center minta maaf dan akhirnya seorang engineer datang dan melepas beberapa parts, dan menurutnya ada komponen welding yang harus dilas, proses pemeriksaan ini sudah mengharuskan saya bayar Rp. 115.000. Sang engineer mengatakan paling cepat 12/Nov dan paling lambat 13/Nov akan datang engineer lain dengan estimasi biaya tambahan Rp. 500.000, namun kompresor digratiskan krn ada masa jaminan 10 tahun.

Sd 14/Nov krn masih belum solve, call center kembali saya call, lalu ybs menjanjikan akan ada update sorenya, namun satu2nya update adalah via whatsapp bahwa teknisi OTW ke rumah saya, namun tak jua ada yang datang. Sd hari ini sudah 10 hari kulkas tidak berfungsi, makanan sebagian besar membusuk, yang masih bisa diselamatkan terpaksa disimpan di kulkas klinik. Saya cuma merasa aneh dengan layanan S*ms*ng, sangat berbeda dengan produk mobile phonenya yang memiliki layanan berkualitas tinggi.

Jadi ingat beberapa tahun lalu, S*ms*ng menghabisi divisi printernya, dan menjualnya ke HP Inc. Kompetisi yang berat dengan pemain lama seperti Canon, Xerox, Lexmark dan HP menyebabkan produk yg sebenarnya bagus dan sarat inovasi ini discontinue. Apakah produk2 selain mobile phone memang akan mengalami kebijakan khusus ke depannya ? Dan fokus akan bergeser hanya ke mobile phone yg skr mengalami gempuran hebat produk China ? Entahlah.

Menurunkan Kelas BPJS



Sejak belasan tahun lalu, untuk proteksi sekeluarga, saya dan istri memang menyisihkan sebagian penghasilan untuk asuransi, total 12 polis, baik Prude*tia*, A*lia*z, Ma*u*ife dan Avi*a. Jadi sebenarnya tidak memerlukan BPJS

Namun krn dari kantor lama ada BPJS, maka otomatis saya sekeluarga juga didaftarkan di BPJS. Saat saya memutuskan keluar dari HP Inc, kuatir akan mempersulit perizinan ini dan itu maka saya memutuskan untuk meneruskan BPJS, tanpa ada perubahan apapun alias IDR 80K per jiwa. Namun dr sisi BPJS, seolah2 saya tetap dianggap berhenti, dan lanjut scr pribadi meski dengan nomor peserta yang sama. Proses ini sekalian saya ubah dengan autodebet via Mandiri, untuk mencegah keterlambatan pembayaran.

Mengingat per 1 Jan 2020, akan ada kenaikan 100%, sepertinya saya memutuskan untuk lebih baik pindah ke kelas 3, artinya secara perizinan baik IMB, SIM, Paspor dkk tetap sah, namun cost yang tak perlu bisa diminimalkan. Apa syaratnya jika datang lsg ?

1. FC eKTP
2. FC KK
3. Bukti bayar terakhir
4. FC Kartu peserta.

Dan jangan lupa ada syarat harus tercatat sebagai peserta minimal setahun. Alhasil saya harus menunggu bulan depan untuk proses ini. Kabar baiknya helpdesk mengatakan penurunan kelas bisa diproses lewat aplikasi BPJS mobile, semoga saja.

Rayuan Investasi

Selama 2 tahun terakhir, hampir setiap minggu, selalu ada telepon yang menawarkan investasi dan meminta kesempatan presentasi. Perusahaannya bernama PT Rif*n dan mengaku berlokasi di Kuningan. Awalnya selalu saya jawab dengan ramah dan sabar, bahwa saya cuma "main" di properti.

Sering2 mereka telepon tak kenal waktu dan cenderung "ngotot" minta didengarkan. Hari ini habis sudah kesabaran terpaksa saya semprot "Maaf saya tidak tertarik investasi di perusahaan anda, setiap kali saya tolak, setiap kali anda kontak kembali, jadi harus bagaimana menjelaskan pada anda kalau SAYA TIDAK TERTARIK !"

Catatan
Jadi ingat bagaimana Haddock menolak kapal selam Calculus dalam komik Rahasia Kapal Unicorn karya Herge.

Orbs ?



Hari minggu lalu dapat hadiah ezviz internet camera. Karena kebetulan di rumah ada wifi kemarin sore saya pasang di ruang keluarga menghadap ke ruang makan.

Pas tengah malam saya pantau hasil kamera lewat aplikasi ezviz yang bisa di download via play store. Ternyata banyak penampakan benda terbang bercahaya, yang saya kira tadinya nyamuk atau pantulan cahaya dari jalanan di luar rumah, tp melihat ukuran dan pola terbangnya menurut saya agak aneh.

Ada yang tahu apakah noktah2 bercahaya yang hilir mudik tsb ?

Etika Lalu Lintas

Beres mengajar, lsg menuju Surya Sumantri, buat jemput si bungsu. Selewat lampu merah Pasteur lsg belok kanan, ambil jalur cepat, kecepatan kira2 60 km eh disalip gojek dr kiri, dia potong jalur saya ke kanan dan lsg berhenti begitu saja, duh...kaget alhasil tak sempat mengerem ..
...gubrak sisi kanan motor bang gojek saya tabrak, terdengar suara sayap motor pecah, tak ada kata apapun dr gojek. Dia lalu putar balik di jalan satu arah, ambil HP nya yang ternyata terjatuh dan menjadi sebab kenapa dia memotong jalur dengan mendadak, lantas melengos pergi begitu saja tanpa permintaan maaf, padahal dia bisa saja tewas, saya bisa masuk penjara, kendaraan di belakang saya bisa saja tak sempat mengerem.

Angsa Bertelor Emas

Pedagang Mie Bakso Solo sebelah cerita kenapa 5 tahun lalu dia pindah lokasi meski sangat laris. Di lokasi tsb, pemilik lahan jualan masakan sehari2 dan menyediakan minum. Saat itu kolaborasi mereka sukses mendatangkan banyak pembeli. Bahkan warung masakan pemilik lahan ikut2an laris serta bisa jualan teh botol belasan krat per hari.

Namun setelah setahun, pemilik lahan menghentikan pasokan air dan listrik kecuali harus membayar, serta menaikkan biaya sewa 40 %. Maka pedagang Mie Bakso Solo pun pindah lokasi. Ajaib di lokasi baru, dagangannya kembali laris manis, malah areanya lebih luas, teduh dan bisa menjual sendiri minuman.

Kini pemilik lahan lama terpaksa menutup lahannya krn warung masakannya mendadak sepi, kehilangan pendapatan dr sewa lahan, dan tak lagi bisa menjual minuman. Hemm kisah angsa bertelor emas, sejatinya ada dalam kehidupan nyata.

Selamat jalan Pak Habibie

Alm ayah saya mengidolakan beliau, sementara saya menganggap beliau presiden terbaik Indonesia. Menerima Indonesia saat krisis, ekonomi jatuh ke titik nadir, dimusuhi ex rezim Soeharto, namun dalam setahun beliau sanggup mengembalikan Indonesia back on the track again.

Di masa beliau pers tak lagi dikekang dan benar-benar menjadi salah satu pilar demokrasi.

Namun salah satu momen paling menyedihkan buat saya ketika negarawan hebat ini dicemooh wakil rakyat saat mengakhiri setahun kepemimpinannya. Padahal beliau orang pertama yang membawa Indonesia ke pilpres paling demokratis sejak 1945.

Kekurangan beliau cuma tak berhasil menegakkan hukum atas penyelewengan orde baru dan melepas Timor Timur yang membuat banyak prajurit TNI nan berjuang dengan mempertaruhkan nyawa sakit hati.

Momen paling berkesan buat saya ketika berziarah ke makam alm Ayah, beliau yg saat itu tak lagi menjadi presiden, juga ternyata sedang berziarah menjenguk kerabat beliau.

Seakan akan menyambungkan alm ayah dengan beliau, saya berhasil menjabat tangan beliau erat-erat, idola alm ayah yang tak pernah ayah temui dalam kehidupan nyata ternyata bisa saya temui di pelataran parkir Taman Makam Pahlawan Cikutra sementara makam ayah cuma 100 an meter dari tempat kami berjabat tangan.

Sambil menjabat beliau saya berkata lirih, "Pak Habibie, alm ayah saya yang dimakamkan disini (sambil menunjuk pemakaman umum di samping Taman Makam Pahlawan Cikutra) sangat mengidolakan bapak" dan saya seakan melihat ekspresi beliau yang saat itu tersenyum haru.


Mencari Karyawan

Kasir yang sudah 2 tahun bekerja di klinik mundur krn tidak dapat izin suami dan mau fokus ke bisnis sendiri. Lalu lewat jalur non formal, 12 orang melamar sebagai kasir baru, dari yang baru lulus SMK, yang berpengalaman 2 tahun sebagai kasir Indomaret sd yang S1 Unpad. S1 ? Iya, padahal saya hanya perlu selevel SMA/SMK.

Secara usia pelamar termuda berusia 18 tahun sementara tertua 40 tahun. Secara spesifikasi ybs harus komunikatif menghadapi pasien, cekatan, teliti dan bisa mengoperasikan aplikasi dengan notebook, mesin EDC dan juga printer serta jujur.

Di lain pihak, salah satu dari pelamar kontak via whatsapp, kalimatnya "Maaf gan kalau kurang sopan gajinya perhari/perbulan ?" Duh kaskuser sekali.... :)

Note
Lamaran sudah ditutup, krn minggu depan kasir baru sudah akan bekerja dan proses evaluasi magang diperkirakan selesai Sabtu ini.

Wednesday, September 18, 2019

Jika Harus Memilih Big SUV


Sejak jual Mitsubishi Pajero Sport tahun 2017 awal (dibeli tahun 2012) , hampir selama 3 tahun, kok rasanya saya belum menemukan lagi kendaraan yang memberikan rasa mantap  dalam berkendara, percaya diri dalam menghadapi berbagai medan, dan tidak minder saat berpapasan dengan truk raksasa atau bis. Saya sempat membawa Pajero Sport dengan rute mengelilingi Jawa (pergi dari Bandung lewat utara dan kembali ke Bandung lewat selatan) termasuk Madura, lalu juga mengelilingi Sumatera (pergi melewati timur, dan kembali lewat lintas tengah dan barat)

Setelah dipakai sekitar 4 tahun lebih sedikit akhirmya Mitsubishi Pajero merah marun tsb dijual ketika jarak tempuh sudah melewati 100K. Setelahnya selama 3 tahun saya memakai Nissan X Trail, dan jelas lebih nyaman apalagi karena dipenuhi dengan berbagai fitur, namun tetap rasanya lebih pas untuk perkotaan, meski pernah saya bawa ke Pahawang, atau menikmati tanjakan berbatu menuju Gunung Lembu serta curam dan sempitnya rute ke Bukit Bintang. SUV yang agak manis seperti CRV, X Trail atau CX 5 memang tetap lebih pas di perkotaan.  

Jadi ya saya tetap menyimpan kerinduan memiliki kembali big SUV, termasuk suara mendesing sirip turbonya yang khas. Baiklah, apa saja sih big SUV yang ada di pasaran ?, tentu saja orang akan langsung mengatakan lagi2 Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner. Sejujurnya agak bosan melihat kedua jenis kendaraan ini lalu lalang di jalanan. Terus apa pilihan lain ?, ada Isuzu MU-X, atau kembarannya Chevrolet Trailblazer, atau bisa juga Ford Everest yang sayangnya hengkang dari Indonesia, juga Hyundai Santa Fe.




Santa Fe ? ya sebenarnya ganjil juga memasukkan buatan Hyundai ini dalam kelas big SUV. Santa Fe dimensinya sebenarnya lebih kecil dibanding rata2 big SUV dan cuma sedikit lebih besar ketimbang X Trail.  Bukan cuma masalah dimensi, Santa Fe juga satu2nya pula yang rangkanya bukan ladder frame yakni rangka yang biasa dipakai untuk jalanan off road, dan yang dipasarkan di Indonesia juga model FWD dan bukan AWD alias Front Wheel Drive.  Di lain pihak patut disayangkan KIA kurang serius dalam memasukkan Sorento yang sebenarnya layak secara kualitas, sehingga ranah big SUV masih dengan pemain yang itu-itu saja.

Jadi ya cuma itu pilihan di pasar sampai dengan 2018 muncul Nissan Terra, hemm bakal bisa menggeser Fortuner dan Pajero Sport ?, sepertinya sulit meski Terra memiliki ground clearance tertinggi, dimensi terbesar, suspensi belakang ternyaman (krn menggunakan 5 link), power terbesar, torsi terkuat dan serangkaian fitur unik.

Kok sulit ? ya karena Nissan memang tidak memiliki resale value seperti Toyota atau Mitsubishi, meski bengkel lebih banyak dari Ford, Isuzu, Hyundai dan Chevrolet namun tetap tak sebanyak Toyota dan Mitsubishi, pula model Nissan Terra yang tidak futuristik dan interior Nissan Navara lebih cocok bagi pemakai yang secara usia lebih matang alias konservatif. Bukan sekali ini Nissan nyeleneh soal model, saat pertama kali X Trail keluar dan menyabet salah satu mobil terbaik di Jepang desainnya benar2 serba mengotak, begitu juga Juke yg sampai skr buat saya masih terlihat ajaib. Apakah hanya Nissan Terra yang tidak futuristik secara desain eksterior ? sebenarnya tidak, Ford Everest,  Chevrolet Trailblazer dan Isuzu MU-X juga sama saja. 

Terra juga memiliki kelebihan dari sisi safety fitur, iya sih tapi kan rem belakang masih menggunakan tromol yang sempat jadi bahan ledekan di Fortuner sampai akhirnya di seri terbaru Toyota menggunakan cakram. Jadi apa saja safety fitur Terra ? 6 airbag, rem dengan sistem ABS (anti shock), EBD (pengatur distribusi tekanan rem pada setiap roda) dan BA (pendukung tekanan pada rem saat diperlukan rem cepat dan mendadak), lalu yang unik ada Blind Spot Warning dimana Terra akan menginformasikan ke driver jika ada kendaraan dari arah yang sulit dilihat jika terlalu dekat dengan kendaraan, juga Lane Departure Warning yang memberikan peringatan saat pindah jalur tanpa menyalakan lampu sein, Terra juga dilengkapi fitur TPMS alias Tire Pressure Monitoring System yang dipopulerkan oleh Wuling di Indonesia untuk kelas kendaraan kurang lebih di harga 200 jutaan. Serta yang paling sering digadang2 adalah spion yang memiliki kemampuan memonitor 360 derajat serta kamera pengganti spion yang tetap dapat berfungsi dengan baik meski penuh dengan penumpang.

Jadi bagaimana dengan semua hal diatas ? sepertinya tetap tidak mudah, karena Terra dengan model konservatifnya dan interior yang tidak mewah hanya cocok untuk yang penggemar off road dan petualangan, yang mengutamakan safety serta ingin tampil beda. Barangkali nasibnya akan lebih baik ketimbang Isuzu MU-X, Ford Everest, Chevrolet Trailbalzer atau Hyundai Santa Fe, namun tetap cukup sulit menyamai Fortuner ataupun Pajero.  Entah kalau satu saat Terra bersalin rupa, hal yang sangat jarang terjadi pada Nissan yang mempertahankan desain X Trail generasi ketiga sejak 2014, atau Livina yang desainnya bertahan selama 10 tahun sejak 2009 juga Juke yang sejak 2010 masih berpenampilan kurang lebih sama.  

Jadi apa pilihannya ?, ya terserah anda, ingin tampil beda ya hindari Fortuner dan Pajero, tapi kalau ingin tampil beda sekaligus punya safety feature, power ekstra, serta torsi ekstra, jelas Nissan Terra produk yang bisa dipertimbangkan. Buat saya sih Nissan Terra menarik karena fitur2 yang bisa anda dapatkan untuk seri 4x2 VL, dan tentu karena jaminan servicesnya cukup lama 

Interior
Leather seat
Electric seat f/ driver w/ lumbar support
2nd  and 3rd AC vent
Audio control on steering wheel
Roof monitor
Dual zone AC
6 Speaker
Others
2 ns seat tumbling w/ driver button
Retractable mirror
Cruise control
Immobilizer
DRL
Push Start Stop Button
Safety
Hill start Assist
6 Air bags
Vehicle Dynamic Control
360 degrees camera
Moving object detection
Blind spot warning
Lane derparture warning
Cruise control
Tire Pressure Monitoring System
Offroad monitor
ABS/EBD/BA
Engine
Power 190 PS /3600
CC 2488 cc
Torque 450/2000
Common Rail Turbo Diesel

Bagaimana perbandingan dengan big SUV lainnya ? sekedar corat-coret dari saya kurang lebih seperti ini. Akhir kata pilihan ada ditangan anda :) resale value bagus, bengkel banyak dan desain futuristik pilih Toyota dan Mitsubishi, ingin futurustik, desain bagus namun bengkel terbatas silahkan pilih Hyundai, ingin tangguh, safety feature banyak, jaringan bengkel lumayan silahkan pilih Nissan, ingin safety fitur banyak dan tangguh saja silahkan pilih Ford, ingin murah silahkan pilih Chevrolet dan Isuzu.








Tuesday, August 20, 2019

Jalan2 ke Patahan Lembang Part #1 dari 4


Lama tidak berkumpul dengan teman eks Pusat Ilmu Komputer dan Sistem Informasi ITB, via whatsapp group, kami merencanakan untuk hiking diantara Tebing Keraton,  Puncak Bintang dan Batu Lonceng melewati Sesar Lembang. Sialnya menjelang hari H, satu persatu kandidat peserta mengundurkan diri dengan berbagai sebab. Sehingga akhirnya hanya tersisa lima peserta saja. Minggu 18/8/2019 jam 06:30  kami janjian ketemu di PUSAIR Dago. Setelah sarapan Kupat dan Bubur Ayam, kami pun bersiap-siap untuk memulai petualangan kali ini. 
Bagaimana rute kali ini ?

Rute Angkot Pergi (sekitar 8 km) 

PUSAIR DAGO-Tahura-Bumi Herbal Dago-Warung Le Cordon

Rute Hiking (sekitar 7,3 km)

Warung Le Cordon - Tebing Keraton - Hutan Baru Tunggul Tebing Keraton – Pamuncangan – Hutan Tahura Blok Cihargem - Warung Abah Eman via Jalur Babagongan - Sesar / Patahan Lembang - Batu Loceng – Patrol Suntenjaya. 

Rute Angkot Pulang (15,3 km)

Patrol Suntenjaya – Maribaya Lodge – Pusair 

Ada cara mudah membuat tulisan tentang perjalanan, untuk urutan kejadian pastikan ada foto disetiap milestone, lalu urutkan file imagenya berdasarkan tanggal/jam lalu tambahkan narasi. Sedangkan untuk peta lokasi, pastikan location tags “enabled”. Setelahnya saat membuka file image cek properties untuk menarik data longitude dan latitude anda, lalu import ke googlemaps,  Sialnya saya baru sadar, location tags saya ternyata masih “disable” justru setelah perjalanan kali ini diakhiri. 


Patahan atau Sesar Lembang, mahluk apakah ini  ?, cara mudah untuk menjelaskannya yakni semacam daratan yang ambles diantara dua gugus gunung/bukit  dan membentuk parit / retakan raksasa setinggi 100 meter, sepanjang 29 km dari Batu Loceng Lembang sd Padalarang. Saat ini masih terjadi pergerakan sebesar 3 sd 6 mm per tahun.  Patahan ini sebelumnya diduga pernah mengakibatkan gempa 6,5 sd 7 SR pada abad kelima belas dan abad kesatu (60 SM). 

Pergerakan tsb menunjukkan Patahan / Sesar ini masih aktif, dan karena Bandung berdiri diatas Danau Purba, maka kontur tanah eks danau yang labil akan mengamplifikasi gempa tsb menjadi lebih besar.  Pergerakan 3 sd 6 mm ini, saat sudah mencapai sekitar 4 meter, maka akan menyebabkan pelepasan energi raksasa demi mencari keseimbangan baru dan memicu gempa raksasa. 

Mari kita langsung menuju ke lokasi, menikmati keindahan alam yang sesungguhnya menyimpan kerapuhan, agar senantiasa sebagai pengingat untuk mendekatkan kita pada Nya, dan menyadari sebaik2nya bekal adalah amal baik. 




Kembali ke perjalanan, angkot melaju meninggalkan PUSAIR langsung menuju Tahura, selepas Tahura kami melewati Bumi Herbal Dago, dan akhirnya berhenti di Warung Le Cordon setelah menempuh kurang lebih 8 km. Biaya sewa angkot kesini IDR 100.000 Dari sini kami memulai hiking jalan memotong melewati private area dengan mendaki tangga ekstrim yang lumayan tinggi dan sampai di jalan utama bagian atas dengan nafas tersengal-sengal. Dari jalan utama menuju Tebing Keraton kami kembali melanjutkan perjalanan, sekitar 1,3 km berjalan menanjak melintasi perbukitan yang mengingatkan saya akan jalan turunan saat meninggalkan Bromo bertahun tahun lalu, dimana petani memanfaatkan lahan curam untuk menanam berbagai tanaman. 






Link berikutnya https://hipohan.blogspot.com/2019/08/jalan2-ke-patahan-lembang-part-2-dari-4.html

Jalan2 ke Patahan Lembang Part #2 dari 4


Akhirnya kami sampai di Tebing Keraton, mampir sebentar di warung yang menyediakan toilet, kami menyiapkan diri untuk perjalanan yang lebih jauh dan lama. Tak lama kami setelah melewati perkampungan penduduk, kami mulai memasuki hutan di wilayah Cihargem – Baru Tunggul. Cuaca sangat bersahabat dan langit berwarna biru cerah, dengan sedikit awan. 







Setelah berjalan kembali sekitar 1,8 km,  di ujung hutan yang juga ujung dari Desa Baru Tunggul alias Pamuncangan kami berharap dapat sepotong dua potong Bala-Bala dan Pisang Goreng hangat di warung yang memang biasanya buka disitu. Ternyata harus menelan kekecewaan, karena warungnya tutup. Berdasarkan keterangan beberapa petugas di lokasi tsb, sepertinya gara-gara akses masuk motor trail ke hutan ditutup yang dikuatirkan dapat menyebabkan kebakaran hutan, Bisa jadi karena jalan ditutup, pemilik warung tidak berjualan pada hari tsb. Ya sudahlah, jadi kami cuma ambil beberapa foto di sekitar sini. 




Selepas dari sini, dengan tetap berusaha menjaga semangat kami melanjutkan perjalanan karena ada informasi Warung Babeh Kasmin yang berada di tengah hutan, lewat jalur Babagongan masih tetap buka.  Jalur pendakian berikutnya penuh dengan debu, dibagian tengah ada “monorel” alias parit tunggal yang cukup dalam karena aktivitas motor trail. Lokasi ini ternyata merupakan perbatasan antara kawasan Perhutani dan Taman Hutan Rakyat yang ditandai muncul barisan tanaman kopi.  Dan tampak banyak pohon Pinus yang sedang dalam proses penyadapan untuk bahan terpentine. 




Karena jalannya tidak begitu bersahabat, kami naik ke tebing dipinggir jalan dan terus berjalan, sampai bertemu rombongan keluarga dengan tiga anak, yang sedang mencoba rute dari Puncak Bintang ke Tebing Keraton. Informasi mengenai makanan di warung yang baru saja mereka lewati membuat semangat kami tetap terjaga. 

Karena kebetulan semua sudah pernah ke Puncak Bintang, kami tidak berbelok ke kanan, melainkan langsung belok tajam ke kiri menanjak kearah Warung Abah Eman lewat jalur Babagongan. 

Perjalanan sedikit terganggu dengan suara motor trail meraung-raung dibelakang kami yang sedang terengah engah menanjak, lalu dengan kecepatan tinggi sebuah motor trail lewat, tanpa basa basi meski debu musim kemarau beterbangan membubung di sekeliling kami.  BIsa dibayangkan jika sama sekali tidak ada portal di lokasi ini, ada berapa banyak motor trail yang lewat dan membuat pejalan kaki seperti kami harus mengalah. Tidak di kota, tidak di hutan sepertinya pejalan kaki memang hampir selalu menjadi kasta paria atau sudra. 

Link berikutnya https://hipohan.blogspot.com/2019/08/jalan2-ke-patahan-lembang-part-3-dari-4.html

Jalan2 ke Patahan Lembang Part #3 dari 4


Melihat arogansi pemotor disini, jadi ingat cerita fisioterapis di klinik saya, yang memang pehobi mountain bike. Dia cerita di lokasi kaki Gunung Manglayang,  daerah Kandang Hayam dimana dia sering bersepeda. Suatu hari, para pesepeda merasa tidak nyaman karena mulai seringnya aktivitas motor trail. 


Tak ingin konfrontasi, para pesepeda membuat jalur baru. Eh suatu hari ada 10 pemotor sengaja masuk juga ke jalur baru tsb meski sudah dibuat papan peringatan di awal jalan masuk. Kebetulan treknya memang menantang, dengan tikungan, tanjakan dan turunan bervariasi. 

Terjadilah konfrontasi, dan 10 pemotor tsb ternyata tak punya nyali untuk konflik fisik dengan pesepeda yang memang lebih fit secara postur dan stamina, alhasil ke 10 motor tsb roda2nya ditusuk dengan pisau oleh para pesepeda, dan terpaksa mendorong motornya ke luar jalur sepeda dengan diiringi cemoohan. 

Memang berbeda dengan pemotor, yang suara raungan mesinnya bising menganggu, juga debu yg membubung,  dengan ban2 yang merusak jalan, plus tidak adanya sopan santun pada pengguna jalan lain,  para pesepeda selalu menghormati pejalan kaki, dan bahkan cederung menuntun  sepeda jika ketemu warga setempat, khususnya  yang sudah sepuh.

Ada 5 jenis jajanan di warung ini, mulai dari Ketan Goreng, Pisang Goreng, Lontong (yang kebetulan baru matang), Bala-Bala dan Tempe Goreng berukuran besar dengan harga IDR 2.000 per potong. Saya dan istri menyantap 5 potong ditemani dua botol Pucuk Harum dan satu Bandrek panas. Rombongan menghabiskan sekitar IDR 68K untuk segala macam jajanan, dan berusaha istirahat sekalian mengembalikan tenaga yang sempat terkuras saat mendaki, dari sisi sebelah warung gerombolan “orcs” (meminjam terminologi Tolkien dalam Lord of The Ring) bermotor trail saling memaki sambil mengepulkan asap rokok dengan kata2 kasar dan sesekali terbahak-bahak. Karena sering menonton film2 action, sempat terbayang imajinasi memasang kawat sling yang diikatkan diantara pohon pinus untuk meredam arogansi mereka. 






Setelah berjalan kurang lebih 2,3 km dari Pamuncangan, sampailah kami di lokasi yang sangat terkenal hari2 ini, yakni Patahan Lembang atau Sesar Lembang. Dari sini kita bisa melihat destinasi wisata The Lodge, yang memang lokasinya tepat berada di salah satu titik Patahan Lembang. Lokasi ini mudah dikenal dari kejauhan dengan ciri2 Balon Terbang merahnya. 





Betha, sahabat sekaligus guide kami yang memang mendalami ilmu Geologi di ITB, menjelaskan apa itu Patahan Lembang, dan setelah sejenak berfoto2 disini, kami berjalan menyusuri pinggir jurang dengan ketinggian lebih dari 100 meter. Nun di kejauhan nampak berjejer gunung2 dengan Gunung Tangkuban Perahu sebagai primadonanya, disisi kanan Bukit Tunggul dengan ujungnya yang agak meruncing dan Gunung Burangrang di sisi kiri. Nampak kepulan asap dari  Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu terlihat jelas, juga bibir sumbing kawah Tangkuban Perahu. Sisi ini jika dilihat dari Bandung seperti puncak datar dari perahu yang terbalik. 








Lagi-lagi suasana tenang terganggu dengan rombongan motor trail yang kembali unjuk arogansi di jalur yang kami lewati dan menyebabkan debu tebal menjulang tinggi.  

Link berikutnya https://hipohan.blogspot.com/2019/08/jalan2-ke-patahan-lembang-part-4-dari-4.html

Jalan2 ke Patahan Lembang Part #4 dari 4


Setelah puas menikmati pemandangan dari ketinggian, kami melanjutkan perjalanan ke Batu Loceng, Sunten Jaya,  kampung yang berbatasan dengan hutan dan tebing dari Patahan Lembang. Perjalanan menurun terus sampai dengan kampung, kami harus tetap berhati-hati, karena sebagian adalah jalan batu. Istri sempat keram disini, dan kami tertinggal rombongan cukup jauh. Betha memilih turun ke sisi jurang untuk menghindari pertemuan dengan kawanan “orc”, saat perjalanan ke Batu Loceng 






Menjelang lohor setelah berjalan sekitar 1,3 km dari Patahan Lembang,  kami sampai di salah satu mesjid di Batu Loceng, istirahat dan melepas lelah lanjut dengan wudhu dan membersihkan diri ala kadarnya dengan air pegunungan yang sangat sejuk. Karena memang dari masjid sekitar sudah terdengar suara adzan. Mas Epsi salah satu anggota rombongan spontan langsung mengaktifkan sound system untuk adzan, dan kami lanjutkan dengan shalat berjamaah. Aneh juga hanya ada kami berlima dan seorang pemuda yang kebetulan lewat yang shalat disini tanpa satupun warga lokal. 

Setelah shalat, kami melanjutkan perjalanan menuju terminal angkot Sunten Jaya di Kampung Patrol.. jaraknya sekira kurang dari 500 meter. Lalu mampir sebentar ke tempat riset budidaya BSF (Black Soldier Fly) yakni lalat tentara hitam, yang lebih mirip tawon namun dalam versi mini dan ramping. Namanya lalat, tetapi BSF ini jauh dari seperti bentuk lalat seperti pada umumnya. Umumnya digunakan untuk membersihkan sampah dan mengubahnya menjadi kompos. Atau digunakan sebagai pakan ikan dan ayam.

Lama menunggu di Patrol, ternyata pada hari tsb ada banyak angkot yang disewa oleh manajemen The Lodge, gara-gara bis wisata yang menuju The Lodge harus berhenti karena sedang ada proyek pengerasan jalan. Untung ada angkot yang tidak keberatan mengantar kami ke The Lodge untuk kemudian meneruskan perjalanan ke Dago. Kakek supir angkot mengatakan dia bersedia mengantar kami jika dia tidak disewa oleh manajemen The Lodge, namun saat sampai di The Lodge,  karena memang disewa, Sang kakek minta maaf pada kami, dan akhinya kami turun setelah membayar IDR 20.000 meski sempat ditolak Sang Kakek. 

Saya cek Galaxy Watch saya, dan baru sadar, hiking di lokasi turun naik seperti ini indikator step dalam perangkat lunak SHealth, menunjukkan sekitar 21.557 step. Step sebanyak itu artinya sekitar 12 sd 13 km kalau berjalan di jalan datar. Namun indikator jarak SHealth, cuma menunjukkan sekitar 7,3 km. Artinya jarak langkahnya memang jadi lebih pendek di area turun/naik, dan sempat kaget melihat heart rate saya sempat mencapai 158. 

Kami lanjut dengan angkot lain yang kami sewa IDR 120.000 untuk mengantar kami kembali ke PUSAIR Dago.  Berapa biaya perjalanan kali ini, per orang kurang lebih sekitar IDR 50.000, namun kenikmatannya bertahan berbulan2. Kami lalu berpisah di Pasar Simpang seraya berharap dapat bertemu lagi kelak dalam keadaan sehat dan dengan petualangan baru.



Monday, August 12, 2019

EDC (Electronic Data Capture) Perlu atau Tidak ?


Sejak 2014 klinik mulai operasional saya masih merasa semua transaksi cukup dengan cash. Namun Unit Gigi sebagai salah satu unit di klinik saya, sempat menyampaikan masukan mengingat tarif tindakan Unit Gigi yang cukup besar, sehingga membuka berbagai alternatif pembayaran, selain cash seperti Debet Card atau Credit Card akan lebih memudahkan pasien untuk membayar biaya layanan. 

Istri lantas mengontak PIC di Syariah Permata, yang dengan cepat segera ditindak lanjuti oleh PIC tsb dengan mengirim team EDC yang lsg melakukan survey di lokasi klinik. Lalu pihak teknisi EDC melakukan survey lanjutan di lokasi dan secara online PIC EDC menghubungi saya terkait proses pengisian kuesioner, alhasil 2 minggu kemudian seperangkat mesin EDC berserta sekian set kertas printer thermal sudah tersedia di Front Office dan langsung diikuti dengan pelatihan penggunaan. 




Sekitar 18 hari setelah pemasangan, total sudah ada 42 transaksi, dan ternyata memang sangat memudahkan bagi pasien yang tidak membawa uang cash. Terlihat meski perlahan transaksi cashless ini semakin meningkat, dan memudahkan proses setor ke Bank yang selama ini dilakukan secara fisik. 

Apa saja fitur EDC Permata ? anda bisa menggunakan fitur penerimaan pembayaran baik dengan Credit Card maupun Debit Card dengan VISA, MasterCard, Maestro, GPN, ATM Bersama, Prima, dan juga Alto. EDC Permata juga menyediakan fungsi mini ATM. 

Bagaimana mengecek transaksi anda ?, setelah proses settlement di akhir jam operasional, keesokan pagi pihak bank akan mengirim total jumlah semua transaksi sehari sebelumnya, via SMS dan juga dapat diakses lewat aplikasi internet Permata X. Kita bisa cek rekap manual kemarin dengan report yang diperoleh dari bank. 

Bagaimana memastikan transaksi konsumen anda sudah berjalan dengan baik ? Pada mesin EDC tersedia fungsi cetak transaksi terakhir, hal ini bisa digunakan sebagai bukti pada konsumen bahwa transaksi terakhir tidak berdampak pada posisi keuangan ybs, sekiranya ada transaksi yang menurut konsumen bermasalah. 

Berapa biaya transaksinya ?, secara umum Bank Indonesia memberikan panduan berdasarkan MDR (Merchant Discount Rate) yang akan memiliki variasi sesuai dengan bank yang merilis mesin EDC tsb. Pada kasus saya, maka rate yang digunakan adalah 

Debit Card 
  • Sesama Bank Permata : 0,15% dari nilai transaksi 
  • Beda Bank : 1 Persen dari nilai transaksi 
Credit Card 
  • Sesama Bank / Beda Bank : 1,9 % dari nilai transaksi 
Kenapa dinamakan Merchant Discount Rate ?, karena sesuai peraturan Bank Indonesia, hal ini memang diminta agar menjadi tanggung jawab merchant dan bukan konsumen, namun bisa saja digratiskan oleh pihak Bank jika frekuensi transaksi anda cukup tinggi sehingga pihak Bank tidak keberatan memberikan dispensasi. Hal ini umum terjadi di retail2  besar dimana penggunaan kartu debet tidak dibebankan biaya apapun. Atau konsumen yang rela membayar MDR ini, sebagaimana banyak terjadi di pusat2 perdagangan, jadi pilihannya adalah, memilih pembebanan semua biaya ke konsumen (dengan resiko bisa kena sangsi dari Bank Indonesia), ada yang hanya menggratiskan debet namun tetap harus membayar transaksi kredit, ada juga yang menggratiskan semua transaksi baik debet maupun kredit. 

Jadi saya kira kesimpulannya sbb;

Keuntungan 
  • Konsumen memiliki alternatif pembayaran 
  • Untuk transaksi yang nilainya cukup tinggi, konsumen bisa menggunakan mode cicilan via credit card. 
  • Merchant tidak perlu setor uang secara fisik ke bank.
  • Tak ada biaya apapun dari bank terkait pengunaan mesin ini kecuali biaya transaksi. 
Kerugian 
  • Peraturan Bank Indonesia mengharuskan merchant membayar biaya transaksi. 
  • Saat aliran listrik mati, transaksi tidak dapat dilakukan.  
  • Meski bisa menggunakan rekening eksisting, tetapi dianjurkan memiliki rekening khusus untuk ini. 
Demikian cerita singkat tentang bagaimana EDC akhirnya saya implementasikan sebagai bagian dai fasilitas pembayaran di klinik. 






Rekan2 Pengusaha,Sudahkan Anda Mengurus NIB (Nomor Induk Berusaha) ?


15/Juli/2019, saya dikabari istri soal pesan yang viral dari BKPM via whatsapp alias Badan Koordinasi Penanaman Modal,  mengenai pemilik usaha berbadan hukum seperti PT, Yayasan  / Perkumpulan / Perhimpunan  maupun badan usaha seperti CV / Firma / Usaha Dagang Perorangan  yang belum merubah maksud tujuan kegiatan usaha mengacu pada KBLI Terbaru (Klarifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia)  agar segera mengurus registrasi NIB sebelum akhir Agustus 2019.

Apabila belum memilki NIB, atau lalai mendaftarkan NIB maka akan dibekukan kegiatan izin usahanya sesuai Surat Edaran dari Kemenkumham melalui Dirjen AHU sehingga tidak bisa mengunakan izin kegiatan usaha yang lama. Dengan demikian sesuai konsekuensi hukum, usaha yang lama akan gugur demi hukum. Lantas akan ada resiko nama usaha yang selama ini menjadi identitas bisnis anda bisa dipakai  oleh pihak lain, yang secara persyaratan lebih siap.  

Akses untuk memeroleh NIB ini bisa dilakukan lewat OSS (Online Single Submission) yang dirilis 9 Juli 2018, sementara akhir Agustus 2019, hukuman pembekuan izin usaha sudah berlaku bagi yang tidak mengurus NIB, meski anda punya seabrek izin lengkap yang sudah ada sebelumnya.  Link mengenai OSS silahkan cek di https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b433407c8d81/sistem-oss-diluncurkan--izin-berusaha-kini-lebih-mudah/



Karena itu saya langsung masuk situs OSS, namun gagal rekam dan menemui jalan buntu di step kedua dari total 5 step, karena KBLI 2017 ternyata tak sesuai dengan akte perusahaan saya di AHU yang dibuat 2016. 

Tak hilang akal saya masuk ke group asosiasi klinik, dan sesuai saran salah satu member, saya disarankan mengontak notaris saya yakni Bu RRR. Info dari beliau harus ada RUPS kembali, pembuatan akte baru berdasarkan RUPS dan SK Menkumham, lalu registrasi ulang di OSS sampai mendapatkan SK Kemenhukam, Sertifikat NIB dan Sertifikat SIUP. Namun karena biayanya IDR 9,5 juta, saya coba cari alternatif lain. 

Dari member asosiasi lainnya. saya disarankan mengontak PIC dari  PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu), dan informasinya memang sama, diperlukan notaris yang akan menjalankan step-step diatas, dan dari beliau akhirnya saya mendapatkan notaris lain yakni Bu RE. Saya langsung kontak Bu RE, beliau bisa bantu dengan biaya IDR 4 Juta, namun proses NIB dilakukan oleh kami sendiri dengan pendampingan dari team beliau. Bu RE memberikan data KBLI terbaru untuk dipelajari, dan kami memilih kode sbb;

(86104) Aktivitas Poliklinik Swasta 
(86201) Aktivitas Dokter Umum 
(86202) Aktivitas Dokter Spesialis 
(86203) Aktivitas Dokter Gigi 
(86901) Aktivitas Pelayanan Kesehatan yang Dilakukan oleh Paramedis 
(86904) Aktivitas Angkutan Khusus Pengangkutan Orang Sakit (Medical Evacuation)
(86903) yakni Aktivitas Pelayanan Penunjang Kesehatan
(47722) Perdagangan Eceran Barang Farmasi di Apotik

Alhasil 9/Agustus/2019 setelah RUPS, lalu akte baru sudah selesai begitu juga SK Menkumham. Maka kami langsung proses NIB, dan selesai serta lsg mendapatkan NIB dan SIUP dari sistem. Proses pengisian OSS nya simple buat yang sudah paham, namun siapkan terlebih dahulu data sbb; 


  • Apakah akan mendirikan bangunan ?
  • Luas tanah yang diperlukan ? 
  • Status bangunan usaha sewa atau bukan ? 
  • Jumlah tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin ? 
  • Data lokasi usaha (propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, alamat usaha)
  • Data rencana nilai investasi (nilai bangunan, mesin/peralatan, mesin/perlatan impor, nilai beli dan petangan tanah, investasi lain) ?
  • Modal kerja per 3 bulan ? 
  • Komposisi pemegang saham ? 
  • Koordinat geografis lokasi perusahaan anda ? 
  • NPWP, email dan eKTP semua pemegang saham ?


Kira2 demikian tulisan saya kali ini, semoga bisa membantu rekan2 pengusaha yang mengalami masalah sama.



Tuesday, July 23, 2019

Jalan-Jalan ke Bandar Lampung dan Pahawang Part #1 dari 7 : Tak Perlu Ke Maldives



Pernah lihat pariwisata di Maldives ? cottage kayu diatas laut hijau tosca, langit biru dengan udara tropis yang cerah, lautan dibawah cottage layaknya kolam raksasa dengan ikan ikan kecil berenang kian kemari, bentangan karang berwarna cerah nan indah  . Nyatanya tak perlu ke Maldives dan keluar biaya paling tidak 10 sd 12 juta per orang untuk menikmati suasana seperti itu. Ya betul Lampung ternyata memiliki suasana yang kurang lebih sama, bahkan lebih indah karena dikelilingi pegunungan yang berlapis-lapis dan dengan biaya jauh lebih murah alias seperdelapannya.

Pernah ke Lampung ? kalau cuma lewat saya sih iya, contoh saat perjalanan lintas Sumatera tahun 2015 yang dapat dilihat disini http://hipohan.blogspot.com/2015/12/jelajah-sumatera-part-1-dari-10.html , tapi tak pernah benar-benar  eksplorasi kawasan Lampung. Saat itu sangat ingin mencoba salah satu kuliner terkenal di Lampung yakni Baso Son Haji Sonny, cuma kuatir kemalaman saat melintas jalur timur mengingat cerita rawan di perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan, sehingga terpaksa keinginan tersebut dibatalkan. 

Setelah Lebaran seorang teman zaman kuliah yang kebetulan tetangga istri saat masih bocah di kawasan Buah Batu share foto hidangan utama di Resto Begadang, Bandar Lampung,  yakni Ayam Telur dan Udang, saat perjalanan ybs kembali mudik dari Palembang ke Bandung. Sebelumnya abang ipar menceritakan keindahan Pahawang, akhirnya istri tertarik, dan langsung kontak adik kandungnya sekeluarga di Depok, yang selama ini cukup sering bersama kami berpetualang seperti ke Bali, Batu, Macau, Hongkong, Shenzhen, Singapore, Pangandaran, Keliling Jawa, Keliling Sumatera dan Cirebon.




Hemm baiklah, jadi kata kuncinya adalah Maldives, lantas istri surfing dan menemukan sementara ini di Pahawang hanya ada satu resort yang sesuai dengan suasana Maldives, yakni Andreas Resort, setelah didiskusikan dengan travel, Mas Eko mengatakan bahwa harus pesan 3 bulan sebelumnya kalau buat week end, akhirnya kami mengalah untuk menggunakan week day, keputusan yang tak kami sesali karena spot snorkling saat di hari Senin layaknya spot pribadi saking sepinya. Demikian juga Andreas resort di malam Senin suasananya lebih tenang ketimbang week end. Bagaimana dengan lokasi lain ?, ada Tegal Mas misalnya yang juga berkonsep sama dengan Maldives, namun berada di pulau lain.  

Ada 2 jenis cottage di Andreas, yang pertama di darat dengan harga sewa lebih murah, dan yang kedua di atas laut, dengan harga sewa lebih mahal alias sekitar 2 Jutaan per malam saat week end. Satu cottage ini bisa diisi sekitar 8 sd 10 orang. Berapa harga persisnya, kami tidak tahu, karena sudah satu paket dengan travel yang dikelola Mas Eko. 

Setelah kami pelajari, kok sayang rasanya kalau kami cuma eksplorasi Pahawang, sehingga akhirnya kami memutuskan untuk menginap 1 malam di Bandar Lampung yang kebetulan memiliki cukup banyak destinasi kuliner dengan agenda sbb.

Jumat 12/7/2019
  • 22:00 Menuju Depok dari Bandung (173 km)
  • Sabtu 13/7/2019
  • 05:00 Menuju Merak da ri Depok (140 km)
  • 08:00 Naik Ferry (Ferry Executive hanya ada pada jam-jam genap, 33 km)
  • 09:30 Sampai di Bakauheni dan lsg menuju Bandar Lampung (Via Tol Bakauheni – Terbanggi Besar, 92 km)
  • 11:20 Sampai di RM Begadang II
  • 12:10 Sampai di Yen Yen (outlet oleh2 Khas Lampung)
  • 12:49 Menikmati Durian Bengkulu di kawasan Jln Kakap
  • 13:30 Menuju Hotel Pop! Jln Walter Monginsidi
  • 16:00 Menuju Muncak Tirtayasa, Pesawaran (13 km)
  • 19:10 Makan malam di Son Haji Sonny 
  • 20:00 Melihat lihat mall Bandar Lampung di Mall Kartini.
  • 20:39 Menikmati Teh Talua (dan martabak kentang khas Lampung) di Kopi Oey
Minggu 14/7/2019
  • 07:00 Menuju Dermaga Ketapang (24 km)
  • 08:16 Siap2 berlayar
  • 09:37 Snorkling di Cukuh Bedil Pulau Pahawang Besar
  • 11:33 Eksplorasi pantai pasir timbul Pulau Pahawang Kecil
  • 12:00 Makan siang di Pahawang Besar
  • 13:02 Sampai di Andreas Resort Pulau Pahawang Besar
  • 16:00 Snorkling spot lain di sekitar Pulau Pahawang Besar
  • 17:00 Menikmati sunset di Pulau Pahawang Besar
  • 19:00 Makan malam
  • 20:00 Barbeque berbagai macam ikan
Senin 15/7/2019
  • 07:00 Hiking dan eksplorasi perkampungan sekitar Pulau Pahawang Besar
  • 08:00 Berenang di depan resort sambal menikmati sunrise.
  • 09:00 Check out dan snorkling spot lain di Pulau Pahawang Besar.
  • 11:20 Eksplorasi pantai Pulau Kelagian
  • 14:09 Makan Siang di Kakap Jumbo Seafood Jalan Ikan Sepat
  • 15:41 Makan Pempek di Pempek 123 Jalan Jend. Sudirman
  • 17:42 Sampai di Bakauheni
  • 17:47 Eksplorasi Mall Ferry Excutive
  • 19:00 Naik Ferry kembali ke Merak




Link berikutnya https://hipohan.blogspot.com/2019/07/jalan-jalan-ke-bandar-lampung-dan_52.html



Jalan-Jalan ke Bandar Lampung dan Pahawang Part #2 dari 7 : Ferry Executive dan Tol Terbanggi Besar



Agar dapat menghemat waktu, kami memutuskan menaiki Ferry Executive yang baru saja dibuka ASDP setahun ini, karena tiketnya bisa dipesan secara online, maka adik langung beli untuk keberangkatan tanggal 13/7/2019 dan kepulangan tanggal 15/7/2019.  Harga tiket IDR 579.000 per mobil. Berangkat setiap jam genap dari Merak dan setiap jam ganjil dari Bakauheni. Harga tsb sudah termasuk biaya penyeberangan seluruh penumpang dalam satu mobil yang sama.
Adik juga booking 2 kamar di Hotel Pop ! kawasan Walter Monginsidi dengan diskon Traveloka seharga @ IDR 295.000, sementara istri memesan 1 cottage untuk keluarga dengan jumlah anggota maksimal 8 orang, juga sewa perahu (private boat) dan 4x makan, termasuk perlengkapan snorkling, parker mobil di dermaga Ketapang, dokumentasi (juga foto bawah air) dan nelayan setempat yang akan menemani kami selama perjalanan dengan total biaya IDR 6.000.000. 




Kejutan juga melihat bahwa konsep terminal Ferry saat ini sudah jauh berubah, karena ASDP bahkan memfasilitasi terminal ini dengan garbarata, mall dan tentu saja berbagai restoran/coffee shop. Hanya saja kami tidak sempat eksplorasi, karena sudah keburu masuk kapal. Karena belum sarapan, kami memutuskan sarapan ala kadarnya dengan aneka roti dan mie instan.




Suasana kapal lebih baik ketimbang ferry biasa, namun masih kalah jauh mentereng ketimbang terminal dan mallnya. Begitu kapal berlabuh, kami segera masuk mobil dan langsung tancap gas menuju Bandar Lampung. Tolnya sangat sepi, suasana di tol agak-agak mirip tol Soreang – Pasir Koja di Bandung.  Nampak dikejauhan alam Lampung  dengan ciri khas bukit dan pegunungan yang berlapis-lapis.  Ada spot menarik di sisi kiri jalan tol, sayang saya tidak sempat mengabadikannya krn istri kuatir kalau harus berhenti di bahu jalan meski jalan tolnya cukup lengang.

Googlemaps mengarahkan kami keluar di penunjuk jalan dengan tulisan Kawasan Industri, merasa ganjil dengan penunjuk jalan tersebut kami memutuskan keluar di gerbang tol berikutnya, ternyata jalan menuju Bandar Lampungnya sangat jelek jadi agak menyesal tidak mengikuti saran Googlemaps. Pikir-pikir, ironis juga jalan tol yang sudah baik, malah diakhiri dengan jalan hancur menuju Bandar Lampung. Biaya tol Bakauheni – Kotabaru sekitar 63.000.




Akhirnya sampailah kami di Kota Bandar Lampung, kota ini merupakan 1 dari 2 kota besar lainnya yang ada di propinsi Lampung, kota satunya dikenal dengan nama Metro, diluar kedua kota ini ada 13 kabupaten.  Kesan sepintas, kota ini bersih, dan  cukup menarik, jalan-jalannya lebar, turun naik dan mulus, di beberapa spot terlihat pemandangan ke teluk Lampung yang indah. Namun terlihat cukup banyak pengemis berkeliaran, sepertinya harus jadi masukan bagi pemerintah setempat.

Link berikutnya https://hipohan.blogspot.com/2019/07/jalan-jalan-ke-bandar-lampung-dan_58.html