Thursday, April 18, 2019

Arti Kemenangan

Kemenangan dalam pilpres kali ini sejatinya hanya bisa dicapai jika lima tahun kedepan


  • Rakyat yang terbelah disatukan.
  • Hukum yang adil ditegakkan. 
  • Lapangan kerja disediakan. 
  • Hutang negara dikendalikan. 
  • Impor bagi produk yang bisa diproduksi sendiri ditiadakan. 
  • Biaya hidup diturunkan.
  • Kehidupan nelayan, guru, petani, buruh dan masyarakat kecil diperhatikan.
  • Nasihat ulama didengarkan. 
  • Kurikulum pendidikan ahlak, etika dan moral dijalankan. 
  • Hanya tokoh yang amanah yang diberikan jabatan. 
  • Janji-janji lainnya ditunaikan.


Tanpa hal2 diatas sesungguhnya siapapun yang menang dalam pemilu kali ini, maka yang kita raih hanyalah kekalahan.

Friday, April 12, 2019

Netral oh Netral

Kementerian yang seharusnya melayani rakyat tanpa membeda2kan, satu per satu berubah menjadi kementerian pemenangan paslon tertentu. Kantor Staf Presiden juga berubah menjadi Kantor Staf Calon Presiden, bahkan juga badan2 lainnya seperti BNP2TKI, dan pimpinan daerah.  

Muncul pula instruksi menggunakan baju putih, yang otomatis bertentangan dengan azas kerahasiaan.  Selamat tinggal jujur, adil, bebas dan rahasia, selamat datang New Orde Baru. 


https://nasional.kompas.com/read/2019/02/26/17584111/mendagri-dilaporkan-ke-bawaslu-karena-minta-kades-teriak-jokowi


https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/news/2019/02/21/173012/menristek-jangan-coblos-dua-coblos-satu-saja-17-april-2019-nanti


https://pilpres.tempo.co/read/1189661/menteri-desa-ditegur-bawaslu-berikut-sanksinya-menurut-pkpu


https://www.google.com/amp/m.tribunnews.com/amp/nasional/2018/11/02/dugaan-pelanggaran-pemilu-sri-mulyani-dan-luhut-penuhi-panggilan-bawaslu


https://m.cnnindonesia.com/nasional/20190218191746-32-370484/rudiantara-datangi-bawaslu-soal-yang-gaji-kamu-siapa


https://www.google.com/amp/amp.kontan.co.id/news/bawaslu-deklarasi-ganjar-pranowo-dan-31-kepala-daerah-langgar-aturan


https://www.google.com/search?q=gubernur+bawaslu&oq=gubernur+bawaslu&aqs=chrome..69i57j0l3.4010j0j4&client=ms-android-samsung&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8


https://m.detik.com/news/berita/d-4439335/bawaslu-sulsel-segera-periksa-camat-se-makassar-yang-dukung-jokowi

Netralitas BUMN

Kira2 Bawaslu melihat keanehan ini kah ? 


  • Kementerian BUMN yang ulang tahun, namun semua BUMN yang berulang tahun sejak Feb sd Mei 2019 turut merayakan.
  • Pilihan harinya 13 April 2019 bersamaan dengan kampanye capres 01 di GBK.
  • Surat edaran dari Kementrian BUMN tidak menyebutkan lokasi persis acaranya di Jakarta. 
  • 150.000 peserta, karyawan beserta keluarga dengan seragam kaos bergambar capres 01 berukuran besar di bagian punggung. 
  • Dilakukan saat BUMN menembus hutang sebesar 5.000 Triliun di Desember 2018. 

https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4329190/utang-bumn-tembus-rp-5000-triliun

Namun akhirnya ditunda. 



https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4502498/ada-kampanye-jokowi-puncak-acara-hut-bumn-mundur?tag_from=wpm_nhl_9

Catatan

2017 dan 2018, terjadi acara yg mirip namun acara puncak relatif melibatkan para direktur dan pasangan, untuk BUMN yang ultah selama periode berdekatan 2 bulan saja dengan lokasi diluar Jakarta.

Selamatkan Demokrasi Indonesia

Hemm kok bisa kualitas pileg/pilpres 2019 seperti ini ? Belum lagi selesai soal netralitas aparat negara, tiba muncul kasus selevel menteri memberikan amplop terang2an, persiapan sejuta amplop buat serangan fajar sd surat suara tercoblos di Malaysia.

Juga soal kotak kardus yang sempat jadi bahan ledekan kartunis Jepang Onan Hiroshi, dimakan rayap, serta rusak dilanda banjir.

Semoga semua stakeholder pileg / pilpres termasuk KPU, BAWASLU, Polisi dan TNI dapat segera membenahi carut marut ini, demi selamatnya demokrasi Indonesia.






Netralitas ASN

Kasus video wawancara Prabowo dengan UAS sebagai nara sumber, memicu masalah baru, karena UAS dianggap melanggar aturan netralitas ASN.


Kira2 bisakah UAS menggunakan instruksi Mendagri dibawah ini ? yang meminta ASN jangan netral.


Atau instruksi netral hanya berlaku buat ASN dengan kecenderungan oposisi saja ?

Saturday, April 06, 2019

Si Bungsu Tertipu Transaksi Online




Hari-hari ini kejahatan online semakin menggila, meski kita sukses menghindar, namun hal ini bisa saja menimpa orang-orang disekitar kita. Kakak perempuan saya tertipu beberapa tahun lalu, ATM nya terkuras dengan modus cek transfer namun yang sebenarnya terjadi kakak saya lah yang secara tidak sadar melakukan transfer ke rekening pelaku.  Saya sendiri juga nyaris jadi korban dan dapat dibaca di link berikut http://hipohan.blogspot.com/2017/09/nyaris-tertipu.html. Dan kini giliran anak perempuan saya alias Si Bungsu yang akhirnya menjadi korban.

Bagaimana ceritanya ? Si Bungsu yang memang penggemar John Mayer, karena kehabisan tiket di bukalapak tertarik membeli tiket via Instagram akun executive.tix, atas rekomendasi temannya yang menggunakan jasa akun tsb dalam membeli tiket group K-Pop aka blackpink. Sebagaimana teman sebayanya, pada usia tsb, teman memang lebih dipercaya ketimbang orang tua. Setelah mengecek akun tsb, saya curiga dengan tiadanya komentar dari pembeli, dan followernya yang cuma sekitar 50. Namun Si Bungsu tetap ngotot untuk membeli lewat akun tsb. Di lain pihak ibunya keberatan dia nonton konser tanpa didampingi orang tua atau saudara di Jakarta, akhirnya diputuskan untuk membeli dua buah tiket, untuk Si Bungsu dan saya.



Karena Si Bungsu tetap ngotot, membeli lewat akun tsb, saya sampaikan bahwa, jika ternyata kemudian akun tsb adalah penipu, maka Si Bungsu harus mengganti dengan tabungannya sendiri, dan kami deal. Setelah Si Bungsu menyampaikan permintaan ke akun tsb, dan terjadilah kronologis sbb;

  • Sesuai info akun IG @executive.tix harga tiket IDR 1.500.000 jt per orang untuk tipe Green
  • Si Bungsu memesan 2 tiket via akun IG @executive.tix
  • Si Bungsu melakukan transfer DP IDR 1.500.000, dan karena mobile banking milknya sedang bermasalah sinyal, lalu transfer pada 25 Januari 2019 dengan menggunakan rekening temannya norek BCA 0213324010 a/n Fiky ke norek BCA 7620921879 a/n Mulyana, anehnya dengan berbagai cara, akun @executive.tix menunda penyerahan tanda terima.

  • Akun @executive.tix mendadak minta kirim IDR 1.500.000 juta lagi, pada tanggal 28 Januari 2019, dari norek Permata 004129559212  a/n Avicenna Nadhifa ke norek BCA 4400092112  a/n Mochamad Bagus Febriyant, namun kemudian dia mengatakan bahwa ternyata peminat konser John Mayer sangat luar biasa, dan dalam waktu yang sangat mepet dia mendadak minta lsg ditransfer segera. Namun beberapa saat kemudian dia lalu mengatakan tiket Green gagal didapat.


  • Akun @executive.tix lalu menawarkan tiket Blue yang lebih mahal seharga IDR 2.500.000, jadi total dua tiket menjadi IDR 5.000.000, namun dengan posisi yang lebih dekat ke panggung.  
  • Karena akun @executive.tix mengaku merasa bersalah gagal mendapatkan tiket Green, dia mengatakan dua tiket seharga IDR 5.000.000 juta cukup dibayar IDR 4.000.000 juta saja, jadi harusnya kurang IDR 1.000.000 juta lagi.
  • Akun @executive.tix mengatakan ternyata dia mengalami keterbatasan dana, dan minta ditransfer tambahan IDR 1.500.000 juta pada tanggal 30 Januari 2019, dari norek Permata 004129559212  a/n Avicenna Nadhifa ke norek BCA 3310546690 a/n Bim Praastyo dan berjanji akan mengembalikan IDR 500.000 lagi saat memberikan tiket fisiknya.

  • Akun @executive.tix mengatakan ternyata dia mengalami keterbatasan dana lagi, dan minta ditransfer tambahan IDR 500.000, pada 1 Februari 2019 dari norek Permata 004129559212  a/n Avicenna Nadhifa ke norek BCA 0201551420 a/n Suhairi.


  • Lalu transfer terakhir tambahan IDR 250.000 pada 6 Februari 2019 dari norek Permata 004129559212  a/n Avicenna Nadhifa ke norek BCA 1660253200 a/n Alfiansah, seraya berjanji akan mengembalikan IDR 1.250.000 lagi saat memberikan tiket fisiknya di lokasi konser. 

  • Si Bungsu yang sangat ingin menonton konser tsb, seakan akan terhipnotis, berusaha memenuhi semua keinginan akun IG excutive.tix Sehingga akhirnya total yang sudah ditransfer Si Bungsu via Permata dan BCA temannya, sebesar IDR 5.250.000 dalam 5x transfer.

Bagi saya jelas sekali keganjilannya, akun @executive.tix ini tidak punya stok tiket dan tidak punya uang pula, sementara Si Bungsu sudah transfer total IDR 5.250.000, dan Si Bungsu sama sekali tidak memiliki tanda terima kecuali lima slip transfer karena pada saat yang sama Si Bungsu melakukan pergantian HP, sehingga percakapan via Line, datanya sempat tak lagi bisa diakses. Saya jadi ingat, strategi pada beberapa kasus penipuan, yang bahkan juga ada dalam kurikulum sales, dimana situasi memang sengaja dibuat mepet, agar si pembeli tak lagi dapat berpikir sehat.

Saya lagi-lagi berkomentar pada Si Bungsu, bahwa masa sih penjual tiket meminjam duit segala ?, lantas serah terimanya kok dilakukan di lokasi konser ?. Saya sampaikan pada Si Bungsu, bahwa dalam suasana crowded tidak mudah berjanji dengan seseorang, apalagi sinyal HP dalam situasi padat begitu, sering  sekali menjadi sulit didapat. Namun Si Bungsu tetap ngotot, ya sudahlah, kadang-kadang memang nasihat saja tidak cukup, barangkali Si Bungsu akan dapat pelajaran yang lebih baik jika sendiri yang merasakan.

Si Bungsu lantas mengatakan, dia sudah cukup sering transaksi dengan online seller di IG, dan bukankah saya sendiri juga melakukan pembelian tiket DisneySea Tokyo via online ?.  Saya mencoba menjelaskan situasinya berbeda karena transaksi yang biasa dia lakukan di IG sebelumnya, relatif kecil seperti sepatu, parfum ataupun compact disc, sementara saya saat membeli tiket DisneySea, menggunakan provider diantara pembeli dan penjual. Meski saya bayar di depan, namun provider akan menahan pembayaran ke penjual, sampai dengan saya melakukan konfirmasi penerimaan barang dimaksud.

Selang beberapa minggu kemudian setelah total transfer sebesar IDR 5.250.000 tsb, Si Bungsu mulai mengeluh dia kesulitan mengontak akun tsb. Lalu saya coba bantu, namun akun tsb tetap tidak mau merespon call, sementara whatsapp saya hanya dibaca, begitu juga DM saya via IG. Akhirnya sekitar H-4, dia menjawab, bahwa semua akan dia selesaikan H-2. Karena akun tsb sudah merespon, saya mengatakan pada anak bahwa lebih baik saya pergi duluan ke Jakarta, untuk memastikan tiket sudah bisa diserahterimakan ketimbang ketemu akun tsb di lokasi konser. Sehingga rencana awal pergi berdua diubah, dan anak akan menyusul ke Jakarta dengan kereta. Maka anak pun memesan tiket kereta, untuk berangkat ke Jakarta sekitar jam 11:00 pada hari konser, dan saya akan menjemputnya di Gambir dengan kedua tiket ditangan. 

Eh lagi2, akun tsb kembali sulit dikontak, dan masuk ke H-1, meski terlihat dia membaca pesan saya, via whatsapp, namun dia tidak membalasnya sama sekali. Apa identitas pelakunya ?, ybs menggunakan akun @executive.tix di IG, akun rubyfr24 di line, nomor XL 087776072329, norek BCA 7620921879 a/n Mulyana,  norek BCA 4400092112 a/n Mochamad Bagus Febriyant, norek BCA 3310546690 a/n Bim Praastyo, norek BCA 0201551420 a/n Suhairi, dan norek BCA 1660253200 a/n Alfiansah.  Browsing yang saya lakukan, sepertinya dia pernah berjualan di shopee dan sempat  dibicarakan di kaskus karena terindikasi terlibat dalam kasus penipuan.  Saya sudah melaporkan hal ini ke XL, dan XL bisa melacak posisi HP tsb, dan saya diminta melapor via 588 yang langsung saya lakukan.  





Aksi berikutnya saya call customer service BCA untuk pemblokiran norek tsb dengan syarat FC pelapor, bukti transaksi, kronologis dan surat pernyataan blokir dengan meterai IDR 6000 dan ttd serta saya lengkapi juga dengan surat dari kepolisian. Lalu dikirim ke halobca@bca.co.id dan dengan ukuran maks pelaporan 2,75 MB serta fisik dokumen diberikan ke kantor BCA yang disepakati. Untuk setiap norek BCA harus ada masing-masing 1 set dokumen. Lalu saya diberikan ID laporan 2103169097 (berubah menjadi ID 2102999498) untuk rekening kedua dan ID laporan 2103168205 untuk rekening ketiga, ID laporan 2102931045 untuk rekening keempat dan ID laporan 2102930953 untuk rekening kelima. Rekening kesatu karena melibatkan pihak ketiga, yang merupakan teman Si Bungsu untuk sementara belum bisa diproses. Bagaimana hasilnya ? ya kita akan lihat seperti apa, yang jelas moral of the storynya, hati-hatilah berbelanja secara online.