Sebagai salah satu propinsi, Belitung (dahulu dikenal dengan nama Billiton) cukup dikenal dengan beberapa tokoh nasional seperti DN Aidit, Yusril Ihza Mahendra, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan juga Andrea Hirata. Sedangkan Bangka umumnya lebih dikenal dengan artis Sandra Dewi, juga salah satu mantan ketua KPK yakni Antasari Azhar. Kenapa bernama khas Inggris yakni Billiton, karena memang dahulu pulau ini jajahan Inggris lalu ditukar dengan jajahan Belanda di New Amsterdam (skr bagian dari New York). Hemm dipikir-pikir gawat juga model penjajahan zaman dahulu, saling bertukar jajahan, tanpa memikirkan hak penduduk asli yang sudah berabad-abad ada di sini.
Awalnya lokasi ini merupakan satu kesatuan dengan propinsi Sumatera Selatan, namun pada tahun 2000, Bangka Belitung resmi menjadi propinsi tersendiri, yang terdiri dari dua pulau besar yakni Bangka dan Belitung dengan ibu kota Pangkal Pinang yang berlokasi di Pulau Bangka. Meski hanya memiliki dua pulau besar, namun ada lebih dari 400 pulau kecil lainnya di kawasan ini, namun yang berpenghuni hanya sekitar 50 buah.
Ada 6 kabupaten dan 1 Kotamadya di propinsi ini, dimana 5 diantaranya berlokasi di dan sekitar Pulau Bangka sedangkan 2 sisanya ada di Belitung yakni, Kabupaten Belitung (dengan ibukota Tanjung Pandan) dan Kabupaten Belitung Timur (dengan ibu kota Manggar). Total populasi penduduk hanya sekitar 1,4 juta jiwa sesuai sensus penduduk tahun 2015. Sementara secara keyakinan, ada sekitar 88 persen pemeluk agama Islam di propinsi ini, sedangkan sisanya 5% pemeluk Buddha, 4% Kong Hu Cu, dan pemeluk agama lainnya. Sedangkan secara suku ada 72
% Melayu, 11% Tionghoa (didominasi keturunan Hakka atau Hokkien) dan 6% Jawa dll.
Luas dua pulau terbesar di propinsi ini, yakni Pulau Bangka sekitar 11.600 m2, sedangkan luas Pulau Belitung yakni 4.800 m2, agar mudah membandingkannya,kita bisa ambil contoh luas Pulau Bali yakni 5.600 m2. Artinya Pulau Belitung nyaris seukuran Pulau Bali. Selain Timah, Pulau Belitung juga dikenal dengan budidaya Lada Putih, Pasir Kuarsa, Tanah Liat Putih (Kaolin), Granit dan berbagai olahan ikan. Tak aneh salah satu pabrik keramik nasional pernah beroperasi disini, yakni KIA Ceramics.
Jumat pagi kami sudah bangun jam 03:30, mandi dan bersiap dan begitu usai shalat Subuh langsung menuju Terminal 1 dengan menggunakan Taxi Express. Proses check in relatif lancar, dan pesawat malah berangkat sekitar 15 menit lebih awal. Kami mendarat sekitar jam 07:40, di sebuah bandara kecil bernama H.A.S. (Haji Achmad Sanusi) Hanandjoeddin, namun meski kecil ternyata sudah berstatus bandara internasional. Namun karena masih hari pertama Idul Fitri, ternyata guide merangkap supir kami yang bernama Ajie, minta izin 15 menit untuk silaturahim dengan keluarga besarnya, belakangan ternyata molor menjadi satu jam. Tidak ada tempat menunggu yang nyaman di bandara ini, terpaksa kami sekeluarga sebagian berdiri dan sisanya menggunakan panggung kayu booth pameran Telkomsel yang kebetulan kosong.
Link berikutnya http://hipohan.blogspot.com/2018/06/jalan-jalan-ke-belitung-part-3-dari-8.html
Awalnya lokasi ini merupakan satu kesatuan dengan propinsi Sumatera Selatan, namun pada tahun 2000, Bangka Belitung resmi menjadi propinsi tersendiri, yang terdiri dari dua pulau besar yakni Bangka dan Belitung dengan ibu kota Pangkal Pinang yang berlokasi di Pulau Bangka. Meski hanya memiliki dua pulau besar, namun ada lebih dari 400 pulau kecil lainnya di kawasan ini, namun yang berpenghuni hanya sekitar 50 buah.
Ada 6 kabupaten dan 1 Kotamadya di propinsi ini, dimana 5 diantaranya berlokasi di dan sekitar Pulau Bangka sedangkan 2 sisanya ada di Belitung yakni, Kabupaten Belitung (dengan ibukota Tanjung Pandan) dan Kabupaten Belitung Timur (dengan ibu kota Manggar). Total populasi penduduk hanya sekitar 1,4 juta jiwa sesuai sensus penduduk tahun 2015. Sementara secara keyakinan, ada sekitar 88 persen pemeluk agama Islam di propinsi ini, sedangkan sisanya 5% pemeluk Buddha, 4% Kong Hu Cu, dan pemeluk agama lainnya. Sedangkan secara suku ada 72
% Melayu, 11% Tionghoa (didominasi keturunan Hakka atau Hokkien) dan 6% Jawa dll.
Luas dua pulau terbesar di propinsi ini, yakni Pulau Bangka sekitar 11.600 m2, sedangkan luas Pulau Belitung yakni 4.800 m2, agar mudah membandingkannya,kita bisa ambil contoh luas Pulau Bali yakni 5.600 m2. Artinya Pulau Belitung nyaris seukuran Pulau Bali. Selain Timah, Pulau Belitung juga dikenal dengan budidaya Lada Putih, Pasir Kuarsa, Tanah Liat Putih (Kaolin), Granit dan berbagai olahan ikan. Tak aneh salah satu pabrik keramik nasional pernah beroperasi disini, yakni KIA Ceramics.
Jumat pagi kami sudah bangun jam 03:30, mandi dan bersiap dan begitu usai shalat Subuh langsung menuju Terminal 1 dengan menggunakan Taxi Express. Proses check in relatif lancar, dan pesawat malah berangkat sekitar 15 menit lebih awal. Kami mendarat sekitar jam 07:40, di sebuah bandara kecil bernama H.A.S. (Haji Achmad Sanusi) Hanandjoeddin, namun meski kecil ternyata sudah berstatus bandara internasional. Namun karena masih hari pertama Idul Fitri, ternyata guide merangkap supir kami yang bernama Ajie, minta izin 15 menit untuk silaturahim dengan keluarga besarnya, belakangan ternyata molor menjadi satu jam. Tidak ada tempat menunggu yang nyaman di bandara ini, terpaksa kami sekeluarga sebagian berdiri dan sisanya menggunakan panggung kayu booth pameran Telkomsel yang kebetulan kosong.
Link berikutnya http://hipohan.blogspot.com/2018/06/jalan-jalan-ke-belitung-part-3-dari-8.html
No comments:
Post a Comment