Monday, October 04, 2010

Palestina - Joe Sacco

Begini kata2 Goenawan Mohamad, dalam mengomentari komik Joe "ada api yang terpendam dalam goresan-nya, kasar, dengan efek yang berubah ubah, antara lucu dan marah, antara suram dan jeli, antara menghujam dan menampik.



Bukan hanya Goenawan, melainkan juga Edward Said "Buku (baca komik) ini adalah sebuah karya politis dan estetis dengan orisinalitas luar biasa, tidak seperti yang lain-nya, dalam perdebatan panjang, rumit, dan terdistorsi, yang telah menyibukkan warga Palestina, Israel, dan pendukung masing masing, dengan pengecualian, satu atau dua novelis dan penyair, tak ada seorang pun yang pernah menggambarkan keadaan mengerikan ini lebih baik daripada Joe Sacco".

Komik ini memang antik, bukan hal yang sederhana menggambarkan situasi di Palestina di akhir 1991 dan 1992, saat Joe menghabiskan waktu selama 2 bulan, untuk menggambarkan komik dengan teknik reportase saksi serta mampu menggali situasi rumit di Palestina dengan muatan emosi yang kental dan goresan goresan yang kasar sekaligus menghanyutkan.

Kini saat nya komik unjuk peran yang lebih tinggi daripada sekedar menggambarkan dunia tidak ideal yangmengandalkan satu dua super hero untuk menyelesaikan semua masalah.

Siapa Joe Sacco ?, beliau adalah komikus kelahiran Malta, dan merupakan alumni Oregon University, yang memeroleh "American Book Award" di 1996. Bukan cuma ini karya beliau melainkan juga komik lain "Safe Area Gorazde" yang mendapat penghargaan "Will Eisner Award" di 2001.

Buku Pengetahuan Paling Jorok Sedunia - Yim Sook Young dan Kim I Rang

Judul buku ini sama sekali tidak seperti iklan kecap nomor satu,saya sangat setuju kalau buku ini benar benar buku yang sangat jorok dan layak diberikan nomor satu dalam kejorokan. Buku ini juga membahas banyak hal yang dalam hidup kita hindari, misalnya kotoran kuping, kotoran buang air besar, upil dan lain2.

Belum lagi ilustrasinya yang benar benar “horor”, akan tetapi selama kita meninjaunya dari sudut pandang ilmu, hal hal ini justru memberikan kita pengetahuan bagaimana hidup secara lebih bersih, bukankah yang dinamakan orang yang bersih adalah orang orang justru mendatangi tempat, benda, dan hal2 jorok, dan berani berhadapan dengan-nya di posisi paling depan untuk membersihkan segalanya.

Apakah anda masih sulit membayangkan joroknya buku ini ? bayangkan bentuk kotoran manusia dibuku ini dibahas secara detail baik warna, bau, kepadatan dan lain lain. Tentu saja bagi yang tidak kuat, sangat dianjurkan membaca buku ini tidak dengan sambil makan siang.

Juga dibahas berbagai mahluk jorok lainnya dimuka bumi, mulai dari kecoak yang sudah ada sejak jaman dinosaurus, kutu, lalat, cacing, juga tidak lupa kerabat nyamuk diwaktu malam yaitu tak lain dan tak bukan sang nyamuk. Tak ketinggalan jerawat juga dibahas secara detail sampai ke nanah-nanahnya dengan tuntas sekalian. Bagi yang penasaran, dahak pun mendapatkan peran penting dalam buku ini baik secara warna, jumlah dan kekentalan. Begitu juga kotoran mata dan digambarkan dengan cukup detail.

Akhir kata, selamat "berjorok ria" bagi anda yang ingin membaca semoga mendapatkan manfaat dari buku ini,

Anak anak Totto Chan - Tetsuo Kuroyanagi

Karya Tetsuo sebelumnya adalah salah satu buku terbaik yang pernah saya baca, buku ini juga yang menginspirasi munculnya Sekolah Alam di seluruh Indonesia. Terus bagaimana dengan buku kedua ini ?, berbeda dengan buku sebelumnya kali ini kita melihat Totto dewasa yang bertugas sebagai Duta Kemanusiaan UNICEF.

Dalam tugasnya ini Tetsuo mengelilingi sangat banyak negara, khususnya negara dunia ketiga, dengan menyebarkan cinta dan belas kasih untuk setiap anak dan ibu yang ditemuinya. Dalam buku ini dia berbagi perasaan dan dengan pemahaman-nya yang mendalam, tetsuo bercerita tentang anak anak korban kemiskinan, kesehatan yang tidak layak, dan perang.

Tentu kita tidak lagi menemui Totto chan kecil yang lucu, naif dan kreatif, disini kita menemukan betapa banyak di tempat di belahan dunia bukanlah merupakan tempat yang layak bagi anak2. Dilengkapi dengan foto foto yang menyentuh kita seakan dihanyutkan oleh Tetsuo ke lokasi lokasi yang menyedihkan dan kembali menyadarkan kita akan beruntungnya kita.

Tetsuo bercerita, dibeberapa tempat didunia, air merupakan substansi yang paling berharga dalam kehidupan, kadang orang harus menempuh 14 s/d 16 kilometer hanya untuk satu ember air minum coklat dan berlumpur menjadi hal hal yang tidak dapat dihindarkan bahkan termasuk untuk anak berumur kurang dari lima tahun, jangankan air untuk mandi yang mungkin di Indonesia bisa menghabiskan berember ember air bersih hanya untuk mencuci mobil.

Totto mengunjungi Tanzania (1984), Nigeria (1985), India (1986), Mozambik (1987), Kamboja dan Vietnam (1988), Angola (1989), Bangladesh (1990), Irak (1991), Ethiopia (1992), Sudan (1993), Rwanda (1994) Haiti (1995) dan Bosnia Herzegovina (1996). Tetsuo kembali mengingatkan kita bahwa semua ini belumlah berakhir dan adalah tugas kita bersama membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih aman, bagi kita semua.

Ajaib bin Aneh - Nur Azhar dan Sulaiman

Jika diniatkan untuk mencari buku ini, ternyata memang tidak mudah,covernya juga sangat biasa dan tidak akan membuat kita langsung tertarik untuk membaca, saya sendiri menemukan-nya secara kebetulan, dan cukup takjub melihat isinya. Meski hal2 yang diangkat cukup menarik akan tetapi sayang-nya tidak disajikan dalam bentuk yang langsung dapat memikat pembaca, misalnya hal yang diangkat dalam buku ini mengenai “hubungan obat ketek dengan tsunami”.

Jadi sepertinya sangat benar apa yang disampaikan banyak orang bahwa “ Don’t judge the book by its cover”. Baiklah selain obat ketek apa saja hal2 yang ajaib diangkat dibuku ini ?.

Apakah anda tahu bahwa Galaksi yang kita tempati, hanyalah satu dari ratusan milyar galaksi lainnya ? yang tergabung dalam super cluster, yang sampai saat ini masih tidak kita ketahu dimana tepinya ?

Apakah anda tahu bahwa bumi memiliki sabuk magnetis yang dinamakan sabuk “van allen” ?

Apakah anda tahu bahwa ikatan hidrogen memiliki sudut 104,5 dan sama dengan sudut yang kita bentuk ketika sujud. Dan dalam posisi ini air memiliki kemampuan tertinggi untuk membentuk ikatan dengan siapa saja, dalam membawa zat lain, melarutkan zat lain dan yang juga berhubungan dengan suhu.

Apakah anda tahu bahwa beberapa zat di alam semesta memiliki kemampuan merekam apapun dan sama sekali tak kalah dengan harddisk paling mutakhir yang diciptakan manusia.

Juga bagaimana dengan Natrium dan Khlorida yang jika secara sendiri sendiri akan sangat berbahaya bagi manusia, sebaliknya ketika bergabung justru sangat bermanfaat bagi manusia ?

Dan banyak cerita lain yang unik, sehingga membuat buku ini sangat layak menjadi koleksi anda agar dapat lebih menyadari keagungan Sang Pencipta Semesta.

Spiritual Tipping Point - Budi Prayitno

Saya kenal beliau sejak menjadi tour leader umrah tahun 2009, saya melihat ustadz Budi (1963) sebagai orang yang halus, suka seni (salah satunya terlihat dari hobby beliau menyanyi shalawat dengan penuh perasaan sepanjang tol antara mekah dan madinah) dan keindahan serta sabar. Sepertinya karakter beliau ini serta tugas sebagai tour leader yang disandang membuat beliau cukup peka terhadap cerita cerita kecil yang mungkin buat orang lain tidak cukup berarti untuk diamati.

Ustadz Budi juga mengingatkan kita untuk tidak henti hentinya bersyukur dengan semua keajaiban yang kita miliki sebagai “spiritual tipping point” kita, khususnya apa yang kita miliki sebagai manusia, 200 potong tulang, dijalin dengan 500 otot, serta miliaran serat otot, lalu dihubungkan dengan syaraf sepanjang 11 kilometer yang saling terkoordinasi. Jantung yang berdenyut 100 kali sehari, dengan memompa darah sebanyak 25.000 liter per hari, dengan total panjang pembuluh darah 100.000 kilometer. Belum lagi mata yang dapat menangkap 10 juta warna.

Bukan cuma itu apakah kita tahu bahwa setiap 24 jam, darah kita menempuh 168.000.000 mil, dan bahwa kita bernapas 23.040 kali, serta menghirup udara 483 m kubik, dengan menelan 1,5 kg makanan serta meminum 3,5 liter cairan , mengeluarkan 25.000 kata kata, menggerakkan 750 otot, menumbuhkan kuku spanjang 0,0012 cm, dan sekaligus menumbuhkan rambut sepanjang 0.94353 cm dimana semuanya dikendalikan oleh organ seberat 1,5 kg yang kita namakan sebagai otak, yang bekerja 24x7 jauh sebelum super komputer diciptakan.

Buku ini terlalu tipis, sejujurnya saya berharap menemukan lebih banyak lagi cerita cerita menyentuh ala “Chicken Soup for The Soul”-nya ibadah Haji. Tak terasa beberapa cerita ini begitu menyentuhnya sehingga berkali kali tanpa terasa air mata keharuan menggenang di pipi.

Bagaimana arogansi orang yang merasa yakin tidak akan tersesat justru menemukan kesulitan saat mencari kamar sendiri, bagaimana seorang jamaah yang bingung dan “cemburu” begitu melihat yang lain selalu dengan mudahnya berurai air mata akhirnya dapat menumpahkan air mata yang lebih deras ketika keinginan-nya terkabul justru dalam lift yang terhempas. Juga bagaimana seorang Ibu tua yang kehilangan sandal justru di bantu Allah menemukan sandalnya dengan posisi, lokasi dan waktu yang sama sekali tidak terduga. Bagaimana ketika kita lapar dan tak henti-hentinya memohon hal hal yang nyaris tak mungkin justru secara berturut turut mendapatkan apa yang dia inginkan dan dalam jumlah yang tidak terduga.

“Gerakan shalat dari persepsi ilmu kesehatan China”

Buku karangan Lukman Hakim Saktiawan ini cukup menarik untuk membahas ritual sholat sebagai alternatif pengobatan. Lukman (1972) adalah seorang pakar kesehatan China, dan ahli Kung Fu yang pernah belajar langsung ilmu ilmu ini di salah satu Wihara di China.

Salah satu kesimpulan yang cukup menarik adalah bahwa ternyata 61 titik dari total 66 titik pengobatan, dibasuh saat wudhu. Sehingga fungsi sholat tidaklah semata mata membasuh spiritual tetapi juga membasuh secara fisik. Hal ini sekaligus membuktikan apa yang disampaikan Magomed Magomedov, Ph.D seorang ahli kesehatan Daghestan.



Dengan metoda sholat yang tepat “Chi” yang tidak bisa diuraikan dengan kata kata, bisa dirasakan saat kita melakukan sholat dengan “tuma”ninah”. Semakin kita rela (baca “sung”) dan semakin merendahkan diri maka akan semakin terasa gravitasi bumi dan “Chi” menyelimuti diri kita.

Dimulai dengan “wudhu” yang membersihkan diri, lalu “Shalat” yang berhubungan dengan “senam” sekaligus melatih sendi, otot, hingga syaraf. Serta penentuan waktu waktu shalat, yang sesuai dengan siklus alam semesta dalam satu hari. Sekaligus menghubungkan manusia dengan medan magnetis kosmis pada saat saat tersebut. Dimana subuh mewakili paru paru, lohor untuk jantung, ashar untuk kandung kemih, maghrib untuk ginjal dan isya untuk perikardium.

Cucu Sang Nabi - Khalid Muhammad

Saat masa kanak kanak, saya pernah berasumsi kalau manusia yang di kasihi Allah pastilah akan selalu dilindungiNya, belakangan saya menyadari yang dinamakan perlindungan itu seharusnya tidak melulu dilihat dari periode dunia, melainkan juga akhirat. Sehingga manusia manusia pilihan ini bisa saja justru mengalami nasib yang tragis dari kaca mata dunia akan tetapi menjadi pahlawan dari kacamata akhirat.

Hal inilah yang dialami cucu Nabi Husain, yang dikepung empat ribu tentara Ibn Ziyad dibawah komando Syimr Ibn Dzil Jausyan. Dengan hanya ditemani 72 pahlawan, Husain tetap bertempur gagah berani meski terkena sabetan pedang sana sini, dan dengan tubuh penuh luka dan darah. Ketika musuh menebas tangan-nya sampai putus, Husain tetap bertarung dengan sebelah tangan, sampai akhirnya ketika beliau meninggal, dan lantas Jausyan memenggal kepala Husain, untuk nantinya dipersembahkan pada Yazid Ibn Muawiyah, pemimpin yang sudah dibutakan dengan kenimatan dunia dan obsesi menjadi raja.

Khalid Muhammad Khalid (1920 – 1996), menceritakan peristiwa ini dengan amat menawan dalam buku “Tentara Langit di Karbala”, dan hingga hari ini 10 Muharram masih diperingati sebagai hari untuk mengenang pahlawan sejati Husain Ibn Ali dalam menegakkan kebenaran.

Mengenai apa yang sebenarnya menjadi penyebab peristiwa ini tak lain adalah sejak kekuasaan Islam membentang dengan area yang begitu luas, maka muncullah keinginan untuk membentuk kerajaan dan hal ini dianggap memerlukan baiat dari pihak pihak yang dianggap memiliki otoritas untuk itu. Akan tetapi Husain meski dianggap memiliki otoritas (karena keturunan Nabi) tidak ingin memberikan baiat pada keturunan Muawiyah yang memang sangat berambisi menduduki jabatan sebagai “Raja”. Sehingga akhirnya menemui ajal dalam keadaan mengenaskan.

Satu hal yang menarik diungkapkan di buku ini, bahwa Ali sebagai ayah Husain, sebenarnya sudah lama tahu bahwa peristiwa ini akan terjadi, dan beliau di satu masa ketika menuju ke Shiffin pernah melewati Karbala, seraya bertanya tempat apakah ini ? Ketika salah satu anggota rombongan menjawab, maka Ali bergumam “Oh disinilah akhir perjalanan mereka dan disinilah darah mereka akan ditumpahkan”.

Sekian tahun berlalu, semua yang ikut dalam pertempuran tak adil itu, anehnya menemui ajalnya dengan kondisi tragis, sebagai pelarian atau pengecut yang mati dalam kehinaan dengan jazad yang terinjak injak kecuali Yazid yang mati terbunuh di tangan pemberontak dan pembangkang.
Rasanya tepat sekali seperti yang dikatakan Ahmad Syafi’I Ma’arif, drama di Karbala adalah salah satu tragedi kemanusiaan yang menyesakkan napas dalam sejarah Islam. Dan buku ini seakan bagaikan kendaraan yang membawa kita kembali pada masa masa itu dan seakan ikut terlibat melihat tragedi kemanusiaan yang terjadi. Dan apakah kematian Husain adalah kesia siaan, tentu jawabnya adalah tidak karena kepahlawan beliau tak lekang oleh Zaman, dan terus menjadi inspirasi dalam diri kita.

Thursday, September 30, 2010

Jeffry Lang "Perjalanan dari atheis ke monotheis"

Selalu menimbulkan kekaguman bagi saya menemukan sosok seperti Professor Lang, guru besar ilmu matematika di Kansas, yang menemukan jalan kebenaran dengan usaha sendiri (diluar kemungkinan bahwa ybs juga mendapatkan hidayah) dibanding saya yang notabene menerima hal tersebut hanya karena faktor keturunan.

Membaca sejauh ini empat buku yang dibuat oleh Lang, membuat saya menyimpulkan sosok beliau adalah sosok yang sangat kritis, namun dari pemikirannya lah saya baru menyadari bahwa sosok manusia diberikan pilihan, dimana kita bahkan dapat lebih jahat dari setan, sebaliknya dapat lebih baik dari malaikat.

Melalui keempat buku tersebut yaitu "Aku beriman maka aku bertanya Jilid 1 dan 2", "Even Angels Ask",serta "Struggling to Surrender" Professor Lang menggugat bahwa islam tak identik dengan Arab, bahwa tidak ada salahnya mencari jawaban atau definisi baru mengenai agama, karena malaikat saja pun bertanya, bahwa kebanyakan muslim lebih senang mencari perbedaan antara sesamanya dalam beribadah tetapi melupakan esensi mengamalkan perbuatan baik bagi sesama manusia adalah jauh lebih penting, selain itu beliau juga mempertanyakan kenapa sebagian umat islam begitu terobsesinya dengan negara islam, padahal yang lebih penting adalah memperbaiki akidah masing masing sehingga membuat hal itu kalaupun terjadi bukanlah karena pemaksaan melainkan karena kesadaran kolektif.

Totalitas beliau dalam mengekplorasi berbagai kitab, sampai dengan ilmu hadits, jujur saja membuat saya malu. Meski demikian ada pesimisme yang cukup kuat dibuku ini mengenai masa depan khususnya melihat generasi ke sekian kaum muslim di Amerika yang justru kesulitan untuk melihat hal hal esensi (dibaca keindahan) yang tertutup oleh budaya leluhur (dibaca ritual) sehingga ibadah kadang menjadi hal yang justru sangat sulit dilakukan.

Sayangnya beliau belum mendapat kesempatan ke Indonesia, sekiranya beliau kesini tertentu akan sangat menarik melihat bagaimana implementasi Islam di Indonesia dijalankan dalam perspektif Lang lalu dituangkan dalam satu buku baru lagi :)

Tuesday, September 28, 2010

Miracle In The Andez - Nando Parrado

Tahun 2002, tepatnya 30 tahun peringatan peristiwa di Andes, buku ini dicetak ulang dan mengingatkan lagi bahwa dalam kondisi tertentu selalu ada saat ekstrim dimana hal hal yang kita yakini harus berbenturan bagai buah simalakama. Dalam hal ini kemanusiaan harus berhadapan dengan naluri untuk bertahan hidup. Nando Parrado sang pengarang sekaligus pelaku dalam peristiwa ini juga mengabarkan para pelaku lainnya 30 tahun kemudian.

Tepat tahun 1972, saat team rugby Uruguay akan melakukan pertandingan persahabatan ke Mexico, tetapi sayangnya untung tak dapat diraih, malang tak dapat di tolak, pesawat yang membawa rombongan ini terhempas dan terpecah dua di kecuraman pucuk pucuk pucuk pegunungan Andes, disekitar perbatasan Argentina. Dalam kondisi kekurangan persediaan makanan, dan dalam kebekuan serta cuaca ekstrim di Andes, manusia terpaksa melakukan apapun untuk dapat bertahan hidup dengan memakan jenazah para korban yang sudah duluan meninggalkan yang hidup.

Saat saat dimana sebagian besar korban sudah pasrah dengan situasi yang terjadi dan sudah putus asa dalam menunggu datangnya bala bantuan, Nando justru baru memulai mengumpulkan semangat untuk melakukan ekspedisi bersama dengan salah satu karakter paling suilit diantara penumpang (yang kelak menjadi salah satu dokter paling disegani di Uruguay karena komitmen-nya bagi kesehatan anak).

Pesan perpisahan Nando, yang akhirnya merelakan penumpang lainnya untuk dapat memanfaatkan jenazah ibu dan adik perempuan-nya adalah salah satu episode paling mengharukan dalam kisah ini. Meski sebelumya Nando tidak pernah dapat menerima kalau jenazah tersebut juga akan dimanfaatkan penumpang lain dalam bertahan untuk hidup.

Menempuh puluhan kilometer, dengan kondisi tulang berbalut kulit, bekal daging mentah jenazah penumpang, semangat di tengah cuaca dan kecuraman ekstrim, inilah yang akhirnya menjadi titik total terselamatkannya nyawa sebagian penumpang lainnya. Sebuah buku yang menginspirasi dan juga akhirnya membawa Nando sebagai salah satu motivation speaker paling berpengaruh yang pernah ada.

Corporate Sufi - Azim Jamal

Buku tipis ini memberikan tips bagaimana menerapkan Sufi dalam dunia keseharian yang dalam hal ini diwakili oleh kehidupan pekerjaan sebagai karyawan kantor. Prinsipnya adalah seorang Sufi hanya tertarik pada esensi dan bukan bentuk. Dia melihat apa yang ada di dalam dengan mengabaikan yang di luar. Jika kita melihat manusia dari apa yang dikenakan, apa yang dikendarai, apa yang dimiliki, bagi Sufi semua itu tidak ada artinya.

Sufi adalah manusia tanpa tempat dan waktu, berdiam di dunia tetapi bukan merupakan bagian dari dunia itu sendiri, hidup seimbang dengan mengatur materialisme dan spritualisme secara berimbang. Dan bagaimana cara Sufi memandang hidup ? kata kata Rumi ini adalah salah satu contohnya “Engkau punya tugas yang harus dilaksanakan, laukanlah hal lain apapun itu, habiskan waktumu, tetapi tetap jika tidak kau lakukan tugas mu yang utama, maka semua waktu dan energimu akan terbuang percuma dan sia sia”. Kata kata ini menyadarkan kita akan pentingnya fokus dalam kehidupan.

Bagaimana Sufi memandang halangan ? berikut ungkapan Sufi yang digunakan Azim Jamal dalam menggambarkan halangan “Halangan hanyalah hal yang engkau lihat ketika kau kehilangan arah”, Hemm sangat menarik bukan, artinya ketika fokus kita terganggu oleh hal hal lain maka kita kembali harus diingatkan agar tetap fokus pada arah yang sudah digariskan.

Kemudian bagaimana Sufi menggambarkan totalitas, kali ini Kahlil Gibran seorang Sufi Kristen Lebanon menuliskan “Kerja adalah cinta dalam bentuk yang nyata”, sesungguhnya sangat beruntung jika pekerjaan yang kita lakukan adalah juga hal yang kita cintai. Sehingga segala sesuatu akan kita kerjakan dengan totalitas.

Sekali lagi bagaimana Sufi menggambarkan kehidupan nyata ? Sa’adi seorang Sufi Persia mengambarkan-nya dengan kata kata yang luar biasa sebagai berikut “Jalan hidup adalah bagaimana kita dapat berguna dan dapat melayani orang lain bukan doa, tasbih atau pun jubah panjang para dervian”

111 Konspirasi Menghebohkan Dunia - Jamie King

Secara umum hal yang dibahas dibuku ini bukan lah hal yang benar benar baru, untuk penggemar serial macam X Files yang muatan utamanya teori konspirasi, tentu saja ini buku seperti ini sudah seperti rujukan. Akan tetapi hal hal yang diangkat dalam buku ini tetaplah merupakan misteri yang sepertinya sulit untuk diungkap.

Karena berisi kurang lebih 111 bab, yang terdiri dari 2 sd 4 halaman per bab, membaca buku ini sangatlah nyaman, kita dapat berhenti kapan saja (dianjurkan per bab), lantas pada waktu dan lain kesempatan kembali dilanjutkan dengan bab bab berikutnya.

Kasus kasus yang dibahas antara lain misteri 9/11, Adolf Hitler, Area 51, dan lain lain. Khusus untuk Area 51, hal ini bagi saya pribadi memang sesuatu yang menarik sejak dulu, maklum sejak SD sudah menggemari karya karya Erich Von Daniken, dan rasanya saya cukup yakin dengan adanya mahluk selain manusia meski masih sulit untuk dibuktikan.

Konspirasi lain adalah terkait kapal selam nuklir Kursk yang saat ini masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Lalu mengenai apakah manusia memang pernah singgah di Bulan ? kalau ya, kenapa pendaratan tersebut seakan akan adalah yang pertama sekaligus terakhir ? Tak kalah menariknya mengenai Men In Black, kelompok penculik dengan seragam khas yang meneror beberapa lokasi dan negara bagian di Amerika. Selain itu mengenai Protokol Zion yang merupakan konspirasi Tatanan Dunia Baru atau New World Order dimana sekelompok orang dengan menghalalkan semua cara berusaha unuk menjadikan bumi sebagai kerajaan tunggal dengan hanya orang orang tertentu saja sebagai penguasa-nya.

168 Jam dalam Sandera - Meutya Hafid

Saya tidak menyangka kalau dibalik sosoknya yang mungil dan tatapan yang agak melankolis ternyata Meutya Hafid adalah sosok yang keras dan sedikit galak. Hal ini terlihat dari keberanian seorang Meutya terhadap sang penculik.

Secara keseluruhan cerita ini cukup seru, dan rasanya akan sangat menarik bagi profesi jurnalis ataupun bagi orang orang tertarik dengan profesi ini. Satu hal yang patut disayangkan meski penculikan ini terjadi di tahun 2005, saat ini situasi Irak bukan-nya membaik tetapi justru semakin panas saja.

Dibuka dengan kata pengantar oleh pak SBY, yang memang pada masa tersebut memainkan peran cukup penting dalam meyakinkan penculik agar segera membebaskan Meutya dan rekan. Buku dibagi menjadi 12 bab. Metode penceritaan yang terkesan tidak serial melainkan dibangun dengan beberapa flash back membuat kita sejak saat awal sudah langsung tercekam oleh ketegangan situasi saat tersebut.

Mujahidin juga digambarkan sebagai sosok yang bersahabat dan terpaksa bersikap sedemikian rupa hanya karena menolak agresi yang dilakukan oleh Amerika dan sekutunya. Meski tetap saja ada oknum yang “nyeleneh”.Buku ini sangat saya rekomendasikan sebagai bacaan yang menarik, ringan meski tetap berbobot.

Jejak Yakjuj dan Makjuj dalam Inkripsi Yahudi - Wisnu Sasongko

Membaca karya Wisnu Sasongko ini sangatlah menarik, riset-nya padat dan komprehensif, serta landasan logikanya benar benar diluar dugaan. Saya jadi teringat buku yang mirip dengan ini, sayang-nya riset yang dilakukan hanya sebatas Al Qur’an, Hadits dan beberapa lokasi yang diduga sebagai bagian dari ekspedisi Zulkarnaen, padahal kisah ini di Al Qur’an sangat samar samar meski memiliki kata kunci yang tidak ada di kitab kitab lain (khususnya Kita Yahudi), yaitu kombinasi “Dinding Besi diantara Dua Gunung”, “Zulkarnaen” dan “Yakjuj dan Makjuj” yang disatukan dalam satu kesatuan.




Apa metoda yang dilakukan Wisnu ?, pada dasarnya kembali ke kisah jaman dahulu ketika Nabi Muhammad SAW dititipkan pertanyaan beberapa pendeta Yahudi melalui kaum kafir Quraisy Mekkah, mengenai suatu kisah yang terjadi di dahulu kala, dimana para pendeta tersebut menjadikan pertanyaan ini sebagai ujian dari kenabian Muhammad SAW (dalam tradisi lain Yakjuj dan Makjuj lebih dikenal sebagai Gog Magog). Allah lalu menurunkan surat Al Kahfi (khususnya Ayat 83-98) untuk menjawab pertanyaan ini melalui Nabi Muhammad SAW.

Wisnu berasumsi, kisah2 tersebut pastilah mengacu ke kitab kitab yang menjadi rujukan kaum Yahudi termasuk kitab2 setelahnya antara lain Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Dead Sea Scroll, Talmud dan tiga buah buku karya Flavius Joshepus yaitu Against Apion, Jews Wars dan Antiquities of The Jews. Penelitian ini sekaligus untuk membuktikan keautentikan dari kitab suci Al Qur’an karena tidak ada kitab lain yang melakukan penggabungan ketiga kisah diatas.

Lantas siapakah Yakjuj dan Makjuj sebenarnya, sesuai literatur yang dipelajari, merupakan gerombolan nomad barbar Scythia, dimana mereka pernah berbuat kerusakan di Fertile Crescent (Abad 8 dan 6 SM), Urartu (743 SM), Samaria (721 SM), Nineveh (612 SM), Jerusalem (587 SM) dan Babylonia (539 SM). Dan berdasarkan sumber sumber evangelis dan zionis, bangsa bangsa eropa termasuk Inggris dan Amerika masih termasuk keturunan bangsa ini. Bisa jadi kolonialisme eropa di masa lalu dapat dianggap sebagai bagian dari penghancuran yang dilakukan Yakjuj dan Makjuj.

Rasanya sampai saat ini belum ada buku yang bisa menguraikan kisah ini dengan pendekatan sedetail yang dilakukan Wisnu Sasongko. Kandidat Doktor di ITS ini adalah juga dosen di Universitas Brawijaya Malang. Akhir kata salut untuk Wisnu Sasongko, dan rasanya tidak sabar menunggu karya berikutnya “Alexander adalah Zulkarnaen”.

Link ke buku lain Wisnu Sasongko http://hipohan.blogspot.co.id/2012/09/armageddon-nya-wisnu-sasongko.html

Indahnya Perbedaan

Diperlukan perbedaan nada untuk indahnya komposisi...
Diperlukan perbedaan bumbu untuk kenimatan sesaji…
Diperlukan perbedaan huruf untuk merangkai puisi…
Diperlukan perbedaan warna untuk keindahan seni…

Marilah berbeda untuk saling memahami...
Marilah berbeda agar saling mengisi...
Marilah berbeda untuk saling melengkapi...
Marilah berbeda untuk saling mengasihi...


Jakarta 24/9/2010
Dalam rangka Halal Bi Halal Metrodata Group

Thursday, August 12, 2010

The Hurt Locker (2008) - Kathryn Bigelow

Sebagai penggemar film perang, saya merekomendasikan ini sebagai salah satu film bertema perang terbaik yang pernah saya tonton. Sama sekali tidak menyangka kalau mantan istri John Cameron yaitu Kathryn Bigelow, ternyata seorang sutradara yang juga dan mampu membuat film berkelas seperti "The Hurt Locker".

Film ini sendiri bercerita tentang seorang penjinak bom angkatan bersenjata Amerika bernama William James (diperankan oleh Jeremy Renner dengan sangat baik) yang menggantikan rekan seniornya Thompson yang lebih dulu tewas ketika gagal menjinakkan bom dalam salah satu tugasnya. Berdampingan dengan dua orang mantan rekan Thompson yang cara kerjanya berbeda terutama dalam hal filosofi akan kematian, membuat diantara mereka muncul percikan ketegangan yang juga mewarnai sepanjang film. Ketegangan ini khususnya terjadi antara prajurit Sanborn (diperankan oleh Anthony Mackie) yang sangat "strict to the rules" dengan James sang penjinak bom yang tidak kenal takut, tak perduli aturan, cuek dan sekaligus kecanduan perang.

Meski sepanjang film diwarnai ketegangan dalam menjinakkan bom, baku tembak dengan gerilyawan Irak, bom bunuh diri dengan memanfaatkan jenazah, serta pemaksaan penduduk sipil menjadi bom hidup, sayang tidak dijelaskan juga bagaimana dan apa yang melatar belakangi penduduk irak dalam melakukan perlawanan terhadap pendudukan Amerika. Sepertinya film ini memang lebih banyak bercerita dengan sudut pandang tentara Amerika, yang diwarnai adegan shoot ala adegan live, dan kamera di posisi seakan akan penonton lah pelaku sebenarnya.

Secara teknis beberapa adegan menyuguhkan gerakan lambat dengan kamera berkecepatan tinggi, sehingga semburan pasir dan batu akibat ledakan bom digambarkan dengan begitu indah sekaligus mengungkapkan kengerian dengan cantik.Yang patut disorot juga adalah akting Guy Pearce dalam memerankan Thomson, yang meski muncul sekejap tetapi menimbulkan kesan mendalam.

Tuesday, June 29, 2010

Emotion and Commotion - Jeff Beck

Lahir tahun 1944 di Wallington, England, dan memulai karir sebagai "Session Guitarist" pada tahun 1960. Karir berikut Beck adalah menjadi pengganti Eric Clapton di Yardbirds di bulan Maret 1965. Bergabung dengan Yardbirds lah yang akhirnya membuat Beck mulai mendapatkan nama.

Keluar Yardbirds, Beck membentuk "The Jeff Beck Group" dimana Rod Stewart dipilih sebagai vokalis-nya. Meski sebenarnya sempat dilirik oleh Pink Floyd sepeninggal Syd Barret, namun Nick Mason mengakui bahwa tidak seorang pun di Pink Floyd yang cukup berani untuk mengajak Beck bergabung. Dan meski tidak pernah bergabung dengan band yang benar benar besar, Beck sampai saat ini tetap dianggap sebagai salah satu gitaris paling berpengaruh dalam sejarah musik rock.

Dalam karir musik-nya Beck Membuat sekitar 18 album. Saya sendiri pertama kali tertarik dengan Beck adalah saat dia berkolaborasi dengan Jan Hammer (keyboardist dengan sound gitaris) pada album "There and Back" saat masih Sekolah Menengah Atas di tahun 80 akhir. Pada album ini khusus-nya track "Star Cycle", bagi saya sangatlah mempesona, saat secara bergantian Beck dan Hammer memainkan porsi solo masing masing dengan dahsyat. Track ini pernah juga diaransemen ulang oleh Derek Sherinian dalam salah satu album PlanetX.

Balik ke album 2010 "Emotion and Commotion", lagi lagi menunjukkan kualitas seorang Beck meski saat rilis album ini Beck sudah berusia 66 tahun. Menggandeng Joss Stone dalam 2 track menggigit, juga Imelda May dan Olivia Safe dan tetap menunjukkan kualitas sound yang ajaib yang merupakan ciri khas Beck, membuat saya masih berdecak kagum. Track #1 yang psychedelic dan langsung dihajar dengan Track #2 yang benar benar menendang disertai pukulan drum Vinnie Colaiuta yang sangat bersih dan mantap, dan solo solo ala Beck dengan pilihan nada yang sukar diprediksi.

Bagi saya, album yang mencampur antara Jazz, Rock, Blues, serta Instrumental ini sangat layak mendapatkan bintang ****nyaris semua Track memberi kesan tersendiri, dan kembali mengukuhkan Beck di posisi para jawara gitar rock, tetapi tentu saja album ini bukan untuk para penikmat shredder :)

Monday, May 31, 2010

Band of Brothers (2001)

Dibuat berdasarkan buku Stephen Ambrose, yang memang merupakan pakar perang dunia 2, tentu saja apa yang digambarkan dalam film yang dibuat tahun 2001 ini adalah merefer dari saksi mata yang saat buku dibuat masih hidup. Melihat "kekejaman" manusia di masa perang sekaligus bagaimana "kemanusiaan" harus berjalan di sisi yang sama merupakan pengalaman yang sangat menarik. Film ini sendiri sampai dengan saat ini masih merupakan film termahal dalam sejarah pertelevisian karena menghabiskan 110 juta USD.

Ceritanya sendiri berawal dari "E" Company (merupakan singkatan dari "easy company"), merupakan batalyon kedua dari resimen 506 pasukan payung, mulai dari masa masa pelatihan di Georgia (Currahee ) sampai diterjunkan di arena pertempuran yang sebenarnya. Normandy merupakan lokasi pertama penerjunan, adegan dilangit dengan awan gelap dan hitam, sinar lampu sorot Jerman, dan silaunya tembakan yang bertubi tubi serta pesawat terbakar sangat sensasionil.

Salah satu episode dari total 10 episode yang menarik adalah pertempuran di Bagstone, yang dipenuhi salju dengan cuaca yang luar biasa buruk, serta ancaman frostbite, penyakit yang umum mendera manusia di udara ekstrim dingin. Nyaris semua karakter di film ini adalah merefer pada tokoh yang benar2 ada dan berperang pada masa itu. Tidak melulu perang, melainkan bagaimana paramedis beraksi adalah salah satu hal yang membuat kita mengerti bagaimana "menyembuhkan" dan "merusak" harus hidup berdampingan. Pasukan paremedis ini adalah orang2 luar biasa yang sangat berani, di tengah hujan peluru dengan keinginan membantu pasukan yang luka dan cedera.



Khusus untuk Damian Lewis, aktor satu ini berhasil secara tepat menggambarkan karakter Major Richard Winters, salah satu tokoh penting dalam film ini. Meski hanya dari sorot mata dan ekspresi ybs benar2 dapat menghidupkan karakter tokoh yang digambarkan.

Salah satu yang paling menarik bagi saya pada film besutan produser (Steven) Spielberg dan (Tom) Hanks ini adalah soundtrack-nya Michael Kamen yang bagi saya sangat luar biasa, indah dan mengharukan. Sedangkan adegan yang tidak menarik dan tidak nyaman buat dilihat adalah ketika salah satu prajurit AS digambarkan meniduri salah satu wanita Eropa dilokasi yang berhasil dibebaskan oleh AS. Sepertinya adegan ini sama sekali tidak menggambarkan etos kepahlawanan yang seharusnya saat AS membantu Eropa terhadap sang aggressor Hitler. , meski tidak dapat dipungkiri ini adalah kejadian yang memang terjadi pada masa itu.

Tuesday, May 25, 2010

White Tiger - Aravind Adiga

Kalau kita menyebut Andrea Hirata, yang terbayang adalah seorang penulis baru yang langsung top dengan debut pertama-nya sebagai penulis dan punya gaya bahasa yang mengalir lancar bagaikan air. Begitu juga dengan Aravind Adiga, langung menyabet Booker Prize untuk buku pertama-nya.
Sayang-nya berbeda dengan buku Andrea yang menginspirasi khalayak untuk sebuah semangat dalam mengejar cita, sebaliknya Aravind hanya membuat kita terkesan dengan teknik mengalir yang dia miliki. Meski demikian bagi kita yang punya bakat khusus meski dunia yang saat ini kita geluti sangat berbeda tidak ada kata terlambat. Kedua tokoh diatas tentu layak menjadi contoh, apalagi dunia internet saat ini sangat memungkinkan publikasi karya dengan biaya minimal.

Alumnus Columbia University yang lahir di 1974 ini, memotret kehidupan kelam akibat perbedaan kasta, tidak meratanya implementasi keadilan, di India modern. Meski Aravind menyangkal nya sebagai sebuah penghinaan melainkan lebih ke refleksi India dewasa ini.

Bagi yang pernah menonton, tentu ada kesan "Slumdog Millionaire" disini, dan rasanya kalau versi film-nya diwujudkan tentu saja Danny Boyle semestinya adalah salah satu yang paling pas.

Coraline (2009) - Henry Selick

Kenapa Coraline dan bukan Caroline ? hemm dari judulnya saja sudah menggelitik. Jika anda berpikir film kartun adalah konsumsi anak anak, rasanya film ini salah satu yang bisa membantah anggapan tersebut. Dibuat berdasarkan Novel tahun 2002 Neil Gaiman dan dengan adegan awal serta adegan akhir yang persis sama, benar benar mengingatkan saya dengan style yang biasa digunakan album konsep progressive rock.

Diarahkan oleh Henry Selick,dan memenangkan 10 penghargaan dari total sekitar 20 an nominasi, film ini menceritakan seorang gadis kecil berusia 11 tahun yang pindah dari Michigan beserta ayah dan ibu-nya ke sebuah rumah tua di pedesaan dengan 2 tetangga eksentrik yang masing masing tinggal di lantai atas dan basement. Adegan pembuka yang luar biasa menggambarkan bagaimana sebuah boneka diubah, dengan animasi yang detail dan sangat menarik.

Menemukan sebuah pintu kecil ganjil yang ditutup wall paper menuntun Coraline ke dunia kembar dari realitas yang dia hadapi. Dunia kedua ini seakan akan lebih baik dari dunia realitas dan semuanya menggiring Coraline ke situasi yang mencekam. Dimana akhirnya mimpi dan realita bertukar posisi, sementara gadis kecil ini tidak sadar bahwa dunia maya yang seakan akan lebih indah ini adalah perangkap untuk menjebak dia, sebagaimana korban korban sebelumnya dari sang penguasa dunia maya.

Dibantu seekor kucing hitam kurus dengan kepala gepeng, mata besar dan ekor patah patah yang datang dan pergi seenaknya dan berbicara bagai manusia, Coraline akhirnya berhasil melepaskan diri dari jebakan sang penguasa sekaligus membebaskan arwah penasaran korban sebelumnya.

Gambar gambar di film ini sangat menarik, disajikan dengan kualitas gambar yang memesona dan fantasi yang cemerlang, mengingatkan saya dengan Alice in Wonderland dikombinasikan dengan imajinasi ala Gerald Scarfe (animator pink floyd dalam "the wall"), dengan total pekerja 450 orang dimana 30 sd 35 diantaranya berperan sebagai animator. Sungguh film yang layak ditonton.

Wednesday, March 24, 2010

Atlantis The Lost Continent Finally Found - Arysio Nunes dos Santos


Rasanya cukup menohok melihat melihat judul Atlantis ini terpampang di salah satu toku buku di Bandung ketika sedang menemani anak anak jalan jalan. Meski terasa agak sedikit bombastis dan style penulis yang agak bertele tele sehingga membuat pembaca sedikit lelah, akan tetapi secara fakta apa yang dilontarkan cukup realistis dan sama sekali tidak mengada ngada.


Merefer pada buku Plato "Timaeus" dan "Critias" (360 SM) prof. Arysio Nunes dos Santos sangat yakin bahwa lokasi yang dimaksud adalah Indonesia. Sesuai hikayat yang menyatakan bahwa benua ini tenggelam hanya dalam 1x24 jam, satu2nya yang mungkin adalah tsunami yang diakibatkan letusan super volcano yang dua diantaranya memang berlokasi di Indonesia (Toba dan Krakatau).Dimana efek letusan ini sekaligus sebagai transisi Zaman Es ke Zaman kini.




Dengan demikian bumi dilanda pasang setinggi paling tidak 120 meter akibat mencairnya es, dan sesuai dengan penelitian terbaru jika topologi bawah laut indonesia sedalam 120 meter dipetakan, maka akan terlihat bahwa luas Indonesia jauh lebih luas dari saat ini, dimana, Sumatera dan Jawa sebenarnya berada dalam satu lempengan. Sehingga apa yang menjadi Indonesia saat ini adalah dataran yang lebih tinggi termasuk gunung dan bukit.

Sejumlah lokasi lain seperti Sardinia, Kreta, Santorini, Sisilia, Siprus dan Malta yang disebut sebagai lokasi sebenarnya Atlantis juga dibantah sang professor berdasarkan survey dataran bawah laut yang menunjukkan nyaris semua kandidat lokasi lainnya memang tertutup air selama jutaan tahun, dan tak pernah sebelumnya menjadi daratan. Sedangkan sesuai buku Plato, kejadian banjir besar tersebut diperkirakan lebih dari 6000 tahun yang lalu.

Selain itu cara bertani, kekayaan alam (batu batuan), emas dalam buku Plato juga makin membuat Indonesia, sebagai lokasi yang paling pas dengan Atlantis.Sayang sebelum sempat mengunjungi Indonesia, meski sudah meneliti Atlantis selama 30 tahun, sang Professor keburu meninggal.