Wednesday, January 23, 2019

Jalan-jalan ke Gunung Lembu Part #2 dari #5 : Mengelilingi Kaki Gunung Parang dan Bongkok dengan Ojek


Kami jalan dari Bandung sekitar jam 12:00, langsung mengkuti rute yang ditunjukkan Googlemaps, dengan destinasi Badega Gunung Parang.  keluar di Gerbang Jatiluhur sekitar jam 13:00, belok kanan dan saat memasuki gerbang Pasar Sukatani di sisi kanan, kami istirahat makan siang sambil bertanya pada penduduk setempat. Setelah menikmati seporsi sop, dua bungkus nasi dan sekitar 15 tusuk sate, dengan hanya membayar sekitar Rp. 51.000 kami lanjut menanjak.










Rencana awal sederhana sekali, cukup jalan-jalan di sekitar Desa Sajuta Batu alias desa yang berada di kaki Gunung Parang, lalu kalau memungkinkan mendaki Gunung Lembu. Sementara mendaki kedua gunung lainnya sepertinya harus kami lupakan, karena istri agak takut ketinggian. 

Sepanjang jalan banyak areal persawahan di sini yang bertingkat-tingkat, dan disusun asri sesuai dengan kontur perbukitan, pohon kelapa yang melambai-lambai,  sekaligus mengingatkan saya akan lukisan Walter Spies akan indahnya pedesaan di Bali. Sesekali saya berhenti dan mengambil gambar dengan Canon M50 dan lensa 11-22. 




Jalan semakin sulit, ada lebih dari satu belokan patah dan tanjakan yang tidak bisa kita lihat ujungnya sehingga beresiko terguling, dan puncaknya ketika harus papasan dengan truk, ban belakang sudah keluar dari jalan dan nyaris tergelincir di pinggir lembah.  Akhirnya setelah menjelang jam 15:00 sesuai dengan petunjuk peta, kami sampai di sebuah lembah sepi dengan banyak pepohonan. Setelah memarkir kendaraan, hanya nampak seorang tua dengan mata yang sebelah buta, serta membawa parang besar mendekati kami.  Di bagian depan lembah, terlihat persawahan dan kambing-kambing yang sedang menikmati rerumputan,  dan nun jauh di belakangnya terbentang dengan cantiknya Danau Jatiluhur. 





Istri berbicara dengan orang tua tersebut, yang ternyata sangat ramah dan beliau menawarkan menjadi pemandu kami, namun melihat jalannya yang sangat perlahan dan usianya yang cukup sepuh, kami akhirnya hanya meminta tolong barangkali bisa dicarikan ojek setempat untuk melihat2 Desa Sajuta Batu. Pak Mochtar demikian nama beliau akhirnya berjalan meninggalkan lembah, dan tak lama muncul bersama dua anak muda dengan sepeda motor masing-masing. Kedua pemuda tersebut terlihat bersih, sopan dan ramah, Ibar dan Sopyan demikian nama mereka yang langsung bersedia mengantar kami jalan2 di sekitar Desa Sajuta Batu. Sopyan cerita dia bekerja di pabrik helm KYT di Cikarang, namun terkena gelombang PHK dua bulan lalu. 

Selanjutnya ke link https://hipohan.blogspot.com/2019/01/jalan-jalan-ke-gunung-lembu-part-3-dari.html

No comments: