Wednesday, May 23, 2012

Flying Colors - Steve Morse, Neal Morse dan Mike Portnoy

Hemm penasaran sekali ketika pertama kali tahu album rilisan 2012 ini dari salah seorang sahabat penggemar progressive, akan seperti apakah musiknya ? apakah nama2 top sudah pasti menjadi jaminan kualitas musik yang dihasilkan ? saya rasa tentu saja nama2 top tidak selalu menjamin kualitas musik yang juga top, misalnya “Explorers Club” IMHO sama sekali tidak sesuai dengan kualitas musisi yang join meski ada nama2 Steve Walsh, Derek Sherinian, La Brie, atau Petruccci sekalipun. Lantas kenapa ada  keterlibatan Portnoy dalam album ini  ? bagi saya hal ini memberikan kesan seakan akan meski tidak lagi berpasangan dengan Petrucci, Portnoy dalam hal ini justru tidak tanggung tanggung malah kerjasama dengan idola-nya Petrucci sekalian.
Terdiri dari sebelas track dimana ada tiga track melebihi enam menit, yang tentu saja merupakan salah satu ciri progressive meski belakangan setelah saya amati nuansa pop cukup terasa di beberapa track.  Track “Infinite Fire” menjadi track terpanjang dengan 12.02 menit. Berbeda dengan keterlibatan Portnoy dalam Adrenaline Mob bersama Russel Allen, dalam album ini pukulan2nya terasa “pas” dan tidak pamer, akan tetapi yang ter”cantik” bagi saya adalah kualitas vokal Neal Morse yang benar terkontrol secara apik dalam album ini. Steve Morse sendiri bermain seperti biasa, bersih, cepat dan membubuhkan kualitas melodi apik dari track ke track, dan didukung David LaRue yang memang pasangan-nya sejak di Dixie Dregs. Khusus McPherson, jujur ini nama yang juga baru bagi saya, dan karena juga memegang Keyboard, tidak mudah membedakan mana part yang dimainkan Neal Morse dan mana McPherson, dan begitu juga dimana McPherson mengisi ritem untuk gitar, sehubungan dengan dua instrumen yang dia mainkan.
1.       Blue Ocean 7:05 (****)
2.       Shoulda Coulda Woulda 4:32 (**)
3.       Kayla 5:20 (****)
4.       The Storm 4:53 (****)
5.       Forever in a Daze 3:56 (****)
6.       Love Is What I’m Waiting For 3:36 (**)
7.       Everything Changes 6:55 (***)
8.       Better Than Walking Away 4:57 (***)
9.       All Falls Down 3:22 (***)
10.   Fool in My Heart 3:48 (**)
11.   Infinite Fire 12:02 (*****)
Setelah menikmati track “Blue Ocean” yang sangat pantas menjadi pembuka dan langsung membuktikan kualitas personil “Flying Colors” sebaliknya track “Shoulda Coulda Woulda” kembali menurunkan tensi pendengar dan saya agak aneh dengan track kedua ini, karena terasa kesan Muse yang kuat disini, dan mengingatkan saya akan pengaruh Muse yang sama pada salah satu album Dream Theater beberapa tahun lalu. Untung track berikutnya kembali menanjak  dengan “Kayla” dan  lanjut ke “The Storm” yang kedua-nya benar2 mantap.
Pembukaan track “Forever In A Daze” mengingatkan saya pada permainan power chord minor bernuansa gelap ala Tonny Iomi dari Black Sabbath dan di tengah lagu kita disuguhi duet bass LaRue dan gitar Steve Morse yang sedap. Track keenam “Love Is What I’m Waiting For” terasa seperti lagu2 pop kebanyakan dan untung saja masih ada solo Steve Morse yang sedikit menyelamatkan track ini walau tidak begitu berhasil sepenuhnya.
Pembukaan track ketujuh “Everything Changes”, mengingatkan saya akan Dixie Dregs, namun begitu Neal Morse menyanyi justru kesan “Coldplay” yang muncul yang entah kenapa cara mengambil falsetto dan nada dalam lagu ini terkesan sangat Chris Martin. Begitu juga track kedelapan “Better Than Walking Away” lagi2 sangat berbau “Coldplay” dan kali ini permainan Steve Morse tidak bisa menyelamatkan kualitas track ini karena hanya mengulang nada yang dijeritkan Neal Morse dengan gitar.
Track kesembilan “All Falls Down” lagi2 Neal Morse menunjukkan style “Muse”-nya, meski di bagian awal kolaborasi Steve Morse, dan Portnoy sempat menunjukkan pembukaan yang cukup menggigit, dan di bagian akhir lagi2 Steve Morse dan Portnoy menunjukkan gigitan-nya sekali lagi dengan gaya sedikit berbau progressive metal sehingga track ini terselamatkan. Track kesepuluh “Fool in My Heart” agak berbau country rock, membuat album ini menjadi semakin unik sekaligus tidak jelas.
Pada track kesebelas “Infinite Fire” sekaligus track terpanjang dan terbaik, terlihat sekali bagaimana Steve Morse memberikan pengaruh pada Petrucci, jika kita menutup mata pada bagian solo selama 30 detik di track ini (menit 5:27 sd 5:57), maka permainan mereka benar2 identik, baik teknik, sound dan pemilihan melodi khususnya dalam track ini (lepas dari posisi mereka berdua sebagai endorser Music Man yang mungkin saja menggunakan pickup yang setipe). Track ini juga menuntaskan kebingungan saya menempatkan album ini dalam kelompok “pop”, “rock” atau “progressive”, sehingga memutuskan untuk tetap meletakkan-nya dalam sisi “progressive” dimana selain panjang track dan perubahan beat-nya juga cukup signifikan serta mengingatkan saya akan “Spock’s Beard”. Akhir kata dengan segala keunikan-nya album ini tetap layak koleksi karena beberapa track dahsyatnya.

1 comment:

zulfadhliashari said...

hmm nice post :D