Ada yang tahu Baron van Munchhausen ? beliau seorang bangsawan Jerman (yang pernah berperang dengan Turki) sekaligus pakar dalam cerita berlebih lebihan, meski banyak yang mengatakan khusus dalam berbisnis sosok-nya justru sangat bisa dipercaya. Nah membaca karya Rudyard Kipling yang ini mengingatkan saya akan Munchhausen. Nyaris semua cerita benar2 khayalan, hanya saja dilakukan dengan lucu dan penuh dengan dialog detail antar pelaku cerita.
Kipling yang hidup setelah era Munchhausen dalam Just So Stories juga berkhayal tentang banyak hal. Cerita pertama-nya saja sudah membuat orang tersenyum geli. Kalau nama Kipling disebut umum-nya orang akan diingatkan akan karya terkenal-nya yakni Jungle Book. Karena dia lahir di India dan sempat tinggal selama 12 tahun di India dalam dua periode terpisah dengan diselingi tinggal di Inggris selama 10 tahun, maka penggambaran-nya mengenai suasana hutan di India sangat lah pas.
Mengingatkan saja di karya-nya yang berjudul Jungle Book ini lah kita berkenalan dengan Mowgli. Disamping itu Kipling juga berjasa memperkenalkan Riki-riki Tavi (musang/monggus), dan tokoh2 binatang lain-nya. Dengan pena Kipling tokoh2 ini hidup, menyapa pembaca dan melakukan petualangan seru.
Nah bagaimana dengan karya-nya kali ini ? buku yang terdiri dari 12 cerita ini, cukup enak dibaca, dan dapat dibaca secara terpisah, karena memang berdiri sendiri. Gramedia juga melakukan kolaborasi dengan Staven Andersen yang membuat persepsi baru tentang apa yang ditulis Kipling. Terbukti dari cover-nya sangat menarik. Terjemahan Maggie Tiojakin yang juga penerjemah karya Edgar Alan Poe membuat buku ini menjadi lebih menarik.
Salah satu cerita paling menarik adalah percakapan seorang anak dan ayah suku pedalaman di era neolitik. Percakapan inilah yang menurut rekaan Kipling menjadi cikal bakal terbentuk-nya huruf. Ini salah satu cerpen terpanjang dalam koleksi karya Kipling. Namun ayah dan anak ini alias Tegumai dan Taffy juga muncul dalam cerpen lain-nya. Yakni ketika ayah dan anak ini menciptakan bahasa gambar yang sekarang banyak ditemukan arkeolog di dinding2 gua.
Unik-nya Kipling juga mereka ulang cerita Nabi Sulaeman dan Ratu Balkis sebagai cerita penutup karya ini. Cerita ini juga sebagai nasihat bagi para istri agar bersikap baik dalam berhubungan dengan suami. Buku yang dibuat tahun 1902 ini ternyata masih tetap menarik dibaca, meski perlu waktu sejenak saat mambaca diantara dua cerpen. Teknik kumpulan cerpen memang sebaiknya tidak dibaca langsung dan berturut turut, karena keindahan setiap cerita seringkali menjadi saling tercampur.
Selain cerita2 diatas dalam buku yang tadinya dibuat untuk anak2 ini, Kipling membuat dongeng sendiri mengenai Paus, Unta, Armadillo, Badak, Kangguru, Kupu2, Kucing dll dimana semua mendapatkan peran penting. Kipling yang meraih nobel di dibidang sastra tahun 1907 ini mencerahkan kita ternyata betapa indahnya cerita dengan ide2 sederhana di sekeliling kita dengan sedikit bumbu imajinasi.
Kipling yang hidup setelah era Munchhausen dalam Just So Stories juga berkhayal tentang banyak hal. Cerita pertama-nya saja sudah membuat orang tersenyum geli. Kalau nama Kipling disebut umum-nya orang akan diingatkan akan karya terkenal-nya yakni Jungle Book. Karena dia lahir di India dan sempat tinggal selama 12 tahun di India dalam dua periode terpisah dengan diselingi tinggal di Inggris selama 10 tahun, maka penggambaran-nya mengenai suasana hutan di India sangat lah pas.
Mengingatkan saja di karya-nya yang berjudul Jungle Book ini lah kita berkenalan dengan Mowgli. Disamping itu Kipling juga berjasa memperkenalkan Riki-riki Tavi (musang/monggus), dan tokoh2 binatang lain-nya. Dengan pena Kipling tokoh2 ini hidup, menyapa pembaca dan melakukan petualangan seru.
Nah bagaimana dengan karya-nya kali ini ? buku yang terdiri dari 12 cerita ini, cukup enak dibaca, dan dapat dibaca secara terpisah, karena memang berdiri sendiri. Gramedia juga melakukan kolaborasi dengan Staven Andersen yang membuat persepsi baru tentang apa yang ditulis Kipling. Terbukti dari cover-nya sangat menarik. Terjemahan Maggie Tiojakin yang juga penerjemah karya Edgar Alan Poe membuat buku ini menjadi lebih menarik.
Salah satu cerita paling menarik adalah percakapan seorang anak dan ayah suku pedalaman di era neolitik. Percakapan inilah yang menurut rekaan Kipling menjadi cikal bakal terbentuk-nya huruf. Ini salah satu cerpen terpanjang dalam koleksi karya Kipling. Namun ayah dan anak ini alias Tegumai dan Taffy juga muncul dalam cerpen lain-nya. Yakni ketika ayah dan anak ini menciptakan bahasa gambar yang sekarang banyak ditemukan arkeolog di dinding2 gua.
Unik-nya Kipling juga mereka ulang cerita Nabi Sulaeman dan Ratu Balkis sebagai cerita penutup karya ini. Cerita ini juga sebagai nasihat bagi para istri agar bersikap baik dalam berhubungan dengan suami. Buku yang dibuat tahun 1902 ini ternyata masih tetap menarik dibaca, meski perlu waktu sejenak saat mambaca diantara dua cerpen. Teknik kumpulan cerpen memang sebaiknya tidak dibaca langsung dan berturut turut, karena keindahan setiap cerita seringkali menjadi saling tercampur.
Selain cerita2 diatas dalam buku yang tadinya dibuat untuk anak2 ini, Kipling membuat dongeng sendiri mengenai Paus, Unta, Armadillo, Badak, Kangguru, Kupu2, Kucing dll dimana semua mendapatkan peran penting. Kipling yang meraih nobel di dibidang sastra tahun 1907 ini mencerahkan kita ternyata betapa indahnya cerita dengan ide2 sederhana di sekeliling kita dengan sedikit bumbu imajinasi.
No comments:
Post a Comment