Bagi yang tertarik ingin membaca dari awal, silahkan mulai dari link http://hipohan.blogspot.co.id/2015/10/kenangan-soal-mobil-part-1-dari-8-mobil.html
All New Nissan X Trail
Saat kelas akhir
di SMP sampai dengan menginjakkan kaki di bangku SMA, saya sering naik angkot
gelap yang biasa “ngetem” di awal jalan Pahlawan, Bandung. Kebanyakan mobil
saat itu menggunakan Datsun pickup yang dimodifikasi. Sepertinya ini merupakan
angkutan St Hall – Sd Serang yang gagal mendapatkan izin trayek. Inilah cikal
bakal saya mengenal Datsun yang skr lebih dikenal dengan Nissan, walau kemudian
Nissan memutuskan untuk menghidupkan kembali merk Datsun.
Sebelumnya saya
sudah sering melihat Datsun 120 Y, yang wara wiri dijalan dan merupakan salah
satu mobil favorit anak-anak orang “gedongan” selain Corolla DX di masa itu dan
banyak dipakai kebut-kebutan. Salah satunya paman saya yang sempat mengalami
remuk kaki saat mengalami kecelakaan di sekitar Puncak. Pengalaman lainnya dengan Nissan adalah saat
menyetir Nissan X Trail Gen I yang menjadi mobil dinas para direktur salah satu
anak perusahaan Telkom dimana saya pernah bekerja sebagai document exchange
expert.
Namun saya tidak
pernah tertarik untuk memiliki Nissan. Sampai dengan ketika saya kehilangan
kontak dengan sales Mitsubishi Pajero ketika berniat mengganti mobil, dan saat
bersamaan saya bertemu dengan sales Nissan yang ramah dan semangat sekali
menawarkan X Trail. Sales tsb dengan antusias menawarkan kesempatan test drive
di akhir pekan, namun saya yang Senin subuh akan tugas ke Kuala Lumpur bilang hanya punya waktu minggu
malam hari, dan ajaibnya dia menyanggupi.
Akhirnya meski
hujan turun, berlangsung jua lah acara test drive di malam hari tersebut,
keliling komplek bersama istri, wah saya cukup terkesima dengan interiornya.
Meski tampilan luar terlihat masih sulit mengimbangi All New KIA Sportage,
namun jejeran fitur , kenyamanan duduk dan kemewahan interior benar-benar
mengejutkan. Akhirnya saya dan istri
memutuskan untuk membeli satu unit X Trail.
Sejauh ini saya
cukup puas, khususnya dengan sekian deret fitur seperti Cruise Control, Follow
Me Lamp, Integrated MID (Head Unit dan Dashboard monitor saling menggunakan
informasi yang sama), Keyless Entry, GPS, Push Start Stop Engine, Dual Zone
Auto Climate Control, Bird Eye View Camera, Tilt and Telescopic Steering, Spion
Heater, Drink Cooler, Touchless Power Back Door, Electric Seat with Lumbar
Support (ki-ka), Vehicle Stability Control, Active Trace Control, Active Ride
Control, Active Engine Braking, Hill Start Assist, 2nd Seat AC Blower, ABS,
EBD, BA, All Disc Brake, Dual Air Bag, LED DRL and extra 3 rd row seat. Semua fitur itu diakses lewat interior yang
didesain secara istimewa, bagi saya ini mungkin mobil dengan desain interior
terbaik yang pernah saya miliki, meski desain eksteriornya terlihat tidak
seasik model di kelas yang sama.
Memang saya
sempat baca ketidak puasan beberapa reviewer soal suara CVT yang relatif lebih
brisik dibanding transmisi otomatis biasa. Namun Fiat Uno yang pernah saya pakai
juga brisik, apalagi mobil sport seperti Lamborghini, atau Ferarri, jadi suara
brisik tak selalu berarti negatif, apalagi sekedar suara CVT Nissan X Trail. Jangan lupa Honda pun saat ini nyaris di semua produknya menggunakan CVT.
Soal power, jika anda penggemar gaya menyetir agresif, mode D transimis X Trail tidak akan bisa menjadi solusi, maka sebaiknya tiptronic X Trail lah dijadikan sebagai solusinya.
Soal power, jika anda penggemar gaya menyetir agresif, mode D transimis X Trail tidak akan bisa menjadi solusi, maka sebaiknya tiptronic X Trail lah dijadikan sebagai solusinya.
New Nissan Grand Livina X Gear
Khusus untuk
wara-wiri alias mobil “cape” awal 2017 saya membeli New Nissan Livina X Gear
dari hasil penjualan Mitsubishi Pajero yang akhirnya saya pensiunkan, sebagai
kandidat pengganti Picanto yang sekarang sudah berusia 5 tahun dan menempuh sekitar
100.000 km. Sebenarnya ini bukan mobil pilihan saya mengingat produk ini sudah
rilis tahun 2006, dan relatif hanya mengalami perubahan minor saja, apalagi
tahun 2017, akan dirilis produk lanjutan Livina dengan model yang cukup drastis
perubahannya.
Namun lagi-lagi
sales Nissan berhasil meyakinkan saya dan istri, sehingga akhirnya satu unit
berwarna biru metalik akhirnya menjadi penghuni garasi dan siap melanjutkan
petualangan sebagai bagian dari anggota keluarga. Untuk memperkuat keyakinan saya sempat diskusi
dengan salah satu teman yang begitu fanatiknya dengan Livina, sempat 3x
berganti Livina tanpa sedikit pun tertarik dengan mobil merk lain.
Meski tampilan
dashboard relatif tidak banyak berubah, kecuali penambahan HU Kenwood
(terkoneksi dengan TV di bagian tengah dan fasilitas mirorring dengan
sinkronisasi HP), perubahan model stir, namun yang membuat cukup terkesan
adalah lengkapnya fasilitas keamanan, seperti dual airbag, EBS. EBD dan BA dan
fitur tambahan seperti body side moulding, roof rail, outer mirror with turning
lamp, parking sensor, 7 seat belt, 4 speaker.
Untuk menjawab
keluhan pemakai Livina atas responnya yang agak lambat, meski defaultnya
menggunakan mode biasa, maka model ini dapat diubah menjadi mode sport dengan
menekan tombol di persnelling. Sebagaimana produk-produk Nissan matik, transmisinya
juga menggunakan CVT.
Pada awalnya saya
cukup ragu dengan mobil ini, khususnya ground clearancenya yang cuma 16,5 cm,
namun setelah uji coba keluar masuk klinik tempat istri bekerja, keraguan saya
sirna. Meski saat test drive dengan Livina XV yang menggunakan bemper Livina
Highway Star sempat dua kali sempat bergesekan dengan permukaan jalan.
Salah satu kelebihan mobil ini menurut saya adalah suspensinya yang nyaman, stabil saat kecepatan tinggi dan posisi duduk ala sedan yang membuat perjalanan jauh menjadi lebih ringan. Sayangnya tarikan mesin X Gear ini terasa agak kurang, karena karakter CVT yang agak lambat, namun memang hemat. Sekitar 17 bulan memakai mobil ini, saya lepas karena sedang memerlukan bugdet untuk membeli ambulans.
Salah satu kelebihan mobil ini menurut saya adalah suspensinya yang nyaman, stabil saat kecepatan tinggi dan posisi duduk ala sedan yang membuat perjalanan jauh menjadi lebih ringan. Sayangnya tarikan mesin X Gear ini terasa agak kurang, karena karakter CVT yang agak lambat, namun memang hemat. Sekitar 17 bulan memakai mobil ini, saya lepas karena sedang memerlukan bugdet untuk membeli ambulans.
Silahkan lanjut ke artikel berikutnya http://hipohan.blogspot.co.id/2015/10/kenangan-soal-mobil-part-8-dari-8.html
No comments:
Post a Comment