When you get smarter
you don't stop pulling the wings off flies,
you just think of better reasons for doing it.
Stephen King
Kenapa saya meluangkan waktu menikmati film ini, ya karena saya masih dalam proses menikmati karya-karya Stephen King yang dipicu oleh remake film IT, yang saya lanjutkan dengan The Shawsank Redemption, The Mist dan The Shining. Sebenarnya sudah ada versi baru yang dibintangi remaja idola anak-anak masa kini alias Chloe Moretz dan aktris berkarakter Julianne Moore. Namun saya memutuskan untuk menulis review versi klasik yang dibuat tahun 1976.
Secara komersil film ini
meraih sukses di pasaran dengan menghasilkan 33,8 Juta USD, hanya dengan anggaran
1,8 Juta USD alias nyaris 19x lipatnya. Tak aneh kesuksesan ini membuat munculnya versi
remake di 2013 yang menghabiskan anggaran 30 Juta USD namun hanya menghasilkan
78 Juta USD alias 2,6x nya saja.
Secara efek spesial, tak
ada yang istimewa dari film ini, apalagi sudah berselang 42 tahun dibandingkan saat ini, dimana efek
spesial sudah sangat berkembang berkat penerapan CGI (Computer Generated Imagery),
namun secara akting menurut saya ada paling tidak 3 aktor dan aktris yang
bermain secara gemilang yakni
- Sissy Spacek sebagai Carrie White (gadis korban bully yang memilki kemampuan telekinesis)
- Piper Laurie sebagai Margareth White (Ibu Carrie yang terobsesi dengan agama, dan menganggap dirinya paling suci sementara orang lain penuh dengan dosa)
- William Katt sebagai Tommy Ross (teman dekat Sue Snell yang ingin membahagiakan Carrie White sekaligus menyenangkan hati Sue Snell)
Dan 3 pemeran lain yang tak
kalah penting yakni
- Nancy Allen sebagai Chris Hargensen (musuh Carrie yang terus menerus mencari cara untuk menghancurkan Carrie)
- Amy Irving sebagai Sue Snell (gadis yang ikut serta membully Carrie namun kemudian menyesal)
- Betty Buckley sebagai Miss Collins (guru Carrie yang tegas namun bijaksana)
Apakah ini film mengenai
hantu ?, bukan, ini cuma kestimewaaan seorang gadis yang diberkahi kemampuan
telekinesis (kemampuan menggerakkan benda2 di sekitarnya tanpa perlu menyentuh).
Ceritanya sendiri mengenai bully yang ternyata terjadi juga di era 1970 an,
dimana Carrie gadis yang hidup sederhana bersama ibunya yang agak fanatik
beragama, harus menghadapi tekanan berat di sekolah, karena ejekan
teman-temannya. Sampai dengan puncaknya Carrie dijebak untuk dipermalukan dalam
Prom Night (acara terakhir pelepasan siswa kelas terakhir). Akibat bully
berlebihan, kemampuan telekinesis ini akhirnya lepas kendali dan mengakibatkan
timbulnya korban.
Akhir kata, bagi saya menikmati
film ini cukup dengan mengamati dialog dan akting aktor dan aktris, khususnya Sissy
Spacek (peraih Academy Award tahun 1980), Piper Laurie (peraih 3x nominasi
Academy Award 1961, 1976, 1986) dan William Katt (pernah bersaing dengan Mark Hamill
untuk peran Luke Skywalker dalam Star Wars). Hal menarik lainnya, sepertinya ini merupakan 1
dari 3 film awal yang akhirnya mengantar John Travolta meraih sukses di
Saturday Night Fever (1977) dan lanjut ke Grease (1978), dua film klasik yang
sangat sukses di masanya.
No comments:
Post a Comment