Melanjutkan sukses 3M sebelumnya ke Singapura dan Pantai Utara, kali ini Benny Rachmadi melanjutkannya dengan komik ketiga. Masih mirip dengan edisi Pantai Utara, kali ini benang merahnya masih mencari asal usul kampung Tingal, sebagai salah satu manula. Tentu saja masih dengan Honda CRV 2013, hemm sayang juga kok tidak pakai mobil lain ya ?
Disponsori oleh rekan mereka, Liem, mereka memulainya dari Jombang. Entah kenapa meski memunculkan tokoh terkait Jombang, Benny memilih untuk membiarkan kita menebak nebak siapa tokoh yang dimaksud. Sepertinya sih Emha, Gombloh dan Eyang Subur, namun kocaknya Sutan Bathoegana juga dimunculkan sebagai tokoh yg salah.
Kali ini komik juga dipenuhi wisata ziarah ke makam tiga presiden RI, Gus Dur di Jombang, Soekarno di Blitar, Soeharto di Karanganyar. Kunjungan 3M yang memang didasari persahabatan dengan asas pluralisme, sepertinya sangat cocok dengan ziarah ke makam Gus Dur yang memang dikenal senagai tokoh pluralisme. Cukup menarik membandingkan makam, Gus Dur yang sangat sederhana, serta makam Soeharto yang lebih mirip makam raja.
Lalu perjalanan lanjut ke Solo (sambil menikmati kuliner Selat Solo, Bestik, Tengkleng dan Sate Kere), Yogyakarta (dengan kuliner Nasi Gudeg, Angkringan, Kopi Joss, Sate Klathak, Jadah Tempe, dan Bakpia). Kemudian lanjut ke Magelang, namun disini tidak disinggung beberapa restoran yang menu minumannya bisa mencapai 50 jenis.
Setelahnya 3M menuju Cilacap dan bahkan menyempatkan diri ke Nusakambangan, pulau legendaris sekaligus penjara, serta mengunjungi Benteng Karang Bolong. Benteng buatan moyang-nya Jose Mourinho alias Portugis di abad ke 18.
Perjalanan lanjut kembali ke Tasikmalaya (dengan kuliner Nasi Tutug Oncom), dan juga tidak disinggung salah satu jembatan unik di Indonesia alias Cirahong, yang bagian atasnya dilintasi kereta api dan bagian bawah dilintasi mobil dengan susunan papan yang ditumpuk. Saya pernah lewat sini tengah malam beberapa tahun lalu, karena nyasar. 3M juga mengunjungi Kampung Naga, pemukiman yang masih memegang tradisi. Dengan kocaknya Benny mengangkat integrasi kolam ikan dengan jamban, dan dampaknya terhadap penurunan selera makan.
Lanjut ke Garut (dengan kuliner Dodol Garut, Es Goyobod), namun tidak menyinggung wisata makan di tengah sawah atau air panas yang sebenarnya salah satu daya tarik Garut. Benny juga memberikan tips memilih jaket kulit yang baik.
Dalam perjalana ini, tak lupa Benny mengingatkan tips untuk lsg makan begitu ada tempat yang nyaman, karena di daerah tertentu nyaris tak ada lagi tempat makan. Sayang Benny tidak menyinggung-nyinggung Pringsewu, salah satu restoran unik yang sudah memasang petunjuk puluhan kilometer sebelum restorannya kelihatan.
Juga ada tips dan trik menyalip iring2an truk, serta cara menghindar dari supir Bus yang "otaknya sedikit" karena menyalip dari arah berlawanan sekaligus memakan jalur kita. Bagi saya yang akrab dengan jalur selatan, komik ini justru memiliki banyak kekurangan informasi dibanding edisi Pantai Utara, namun tetap menarik sebagai komik.
Disponsori oleh rekan mereka, Liem, mereka memulainya dari Jombang. Entah kenapa meski memunculkan tokoh terkait Jombang, Benny memilih untuk membiarkan kita menebak nebak siapa tokoh yang dimaksud. Sepertinya sih Emha, Gombloh dan Eyang Subur, namun kocaknya Sutan Bathoegana juga dimunculkan sebagai tokoh yg salah.
Kali ini komik juga dipenuhi wisata ziarah ke makam tiga presiden RI, Gus Dur di Jombang, Soekarno di Blitar, Soeharto di Karanganyar. Kunjungan 3M yang memang didasari persahabatan dengan asas pluralisme, sepertinya sangat cocok dengan ziarah ke makam Gus Dur yang memang dikenal senagai tokoh pluralisme. Cukup menarik membandingkan makam, Gus Dur yang sangat sederhana, serta makam Soeharto yang lebih mirip makam raja.
Lalu perjalanan lanjut ke Solo (sambil menikmati kuliner Selat Solo, Bestik, Tengkleng dan Sate Kere), Yogyakarta (dengan kuliner Nasi Gudeg, Angkringan, Kopi Joss, Sate Klathak, Jadah Tempe, dan Bakpia). Kemudian lanjut ke Magelang, namun disini tidak disinggung beberapa restoran yang menu minumannya bisa mencapai 50 jenis.
Setelahnya 3M menuju Cilacap dan bahkan menyempatkan diri ke Nusakambangan, pulau legendaris sekaligus penjara, serta mengunjungi Benteng Karang Bolong. Benteng buatan moyang-nya Jose Mourinho alias Portugis di abad ke 18.
Perjalanan lanjut kembali ke Tasikmalaya (dengan kuliner Nasi Tutug Oncom), dan juga tidak disinggung salah satu jembatan unik di Indonesia alias Cirahong, yang bagian atasnya dilintasi kereta api dan bagian bawah dilintasi mobil dengan susunan papan yang ditumpuk. Saya pernah lewat sini tengah malam beberapa tahun lalu, karena nyasar. 3M juga mengunjungi Kampung Naga, pemukiman yang masih memegang tradisi. Dengan kocaknya Benny mengangkat integrasi kolam ikan dengan jamban, dan dampaknya terhadap penurunan selera makan.
Lanjut ke Garut (dengan kuliner Dodol Garut, Es Goyobod), namun tidak menyinggung wisata makan di tengah sawah atau air panas yang sebenarnya salah satu daya tarik Garut. Benny juga memberikan tips memilih jaket kulit yang baik.
Dalam perjalana ini, tak lupa Benny mengingatkan tips untuk lsg makan begitu ada tempat yang nyaman, karena di daerah tertentu nyaris tak ada lagi tempat makan. Sayang Benny tidak menyinggung-nyinggung Pringsewu, salah satu restoran unik yang sudah memasang petunjuk puluhan kilometer sebelum restorannya kelihatan.
Juga ada tips dan trik menyalip iring2an truk, serta cara menghindar dari supir Bus yang "otaknya sedikit" karena menyalip dari arah berlawanan sekaligus memakan jalur kita. Bagi saya yang akrab dengan jalur selatan, komik ini justru memiliki banyak kekurangan informasi dibanding edisi Pantai Utara, namun tetap menarik sebagai komik.
No comments:
Post a Comment