Sering sekali kita dengar betapa banyak orang mengeluhkan apa yang dia miliki, bahkan dia menjadikan-nya sebagai alasan untuk tidak dapat berprestasi. Padahal kita dilahirkan dengan kemampuan untuk memilih, seseorang bisa saja menggunakan notebook untuk bermain game berhari hari , sedangkan dengan notebook yang sama jika anda memilih untuk menulis 2 halaman per hari, maka akan menjadi buku setebal 180 halaman dalam 3 bulan saja. Persis seperti yang dilakukan Felix Siauw saat membuat empat buku best seller dalam waktu kurang dari dua tahun.
Seorang teman dalam status-nya di Facebook mengatakan diantara B dan D selalu ada C, hemmm tentu yang dia maksud bukan sekedar urutan abjad, melainkan diantara B(orn) and D(eath) selalu ada C(hoice). Jika anda mengatakan pada seseorang seperti Peter Calessen mengenai apa yang dapat dia hasilkan dari selembar kertas. Peter Calessen akan membuat kerajinan kertas yang sangat spektakuler, hanya dengan kertas dan cutter.
Calessen yang lahir di Denmark tahun 1967, merupakan perupa kelas dunia, yang dalam kebanyakan karyanya hanya menggunakan kertas A4 saja. Namun kreatifitas di belakang selembar kertas itulah yang akhirnya menentukan hasil akhir. Layaknya Michael Angelo yang dapat mengubah batu menjadi karya seni legendaris, begitu juga dengan Calessen.
Tadi pagi di salah satu TV swasta, saya menyaksikan seseorang yang membuat sepeda dengan rangka bambu, dengan alasan bambu memiliki kelenturan sehingga justru memiliki performa sangat baik di jalan offroad. Lalu dia memutuskan untuk membuat sekaligus memasarkan sepeda kerajinan bambu. Hemm lagi lagi kita dapat meruntuhkan dinding hambatan saat kreatifitas dikedepankan.
Moral of The Story-nya selama anda memiliki kreatifitas, maka meski dengan sumber daya minimal, anda akan mempu membalik kekurangan menjadi kelebihan dan menghasilkan karya yang luar biasa. Seperti pendapat Stephen Covey dengan prinsip 90/10-nya, “10% dari kehidupan terdiri dari apa yang terjadi pada Anda dan 90% dari hidup anda ditentukan dari cara anda bereaksi”. Artinya meski kita tidak memiliki kontrol atas 10% takdir, namun 90% lainnya ada dalam kontrol kita. Lantas apa gunanya memiliki kemampuan mengontrol, supaya kita bisa hidup sesuai impian kita tanpa membiarkan orang lain menghalangi-nya.
Seorang teman dalam status-nya di Facebook mengatakan diantara B dan D selalu ada C, hemmm tentu yang dia maksud bukan sekedar urutan abjad, melainkan diantara B(orn) and D(eath) selalu ada C(hoice). Jika anda mengatakan pada seseorang seperti Peter Calessen mengenai apa yang dapat dia hasilkan dari selembar kertas. Peter Calessen akan membuat kerajinan kertas yang sangat spektakuler, hanya dengan kertas dan cutter.
Calessen yang lahir di Denmark tahun 1967, merupakan perupa kelas dunia, yang dalam kebanyakan karyanya hanya menggunakan kertas A4 saja. Namun kreatifitas di belakang selembar kertas itulah yang akhirnya menentukan hasil akhir. Layaknya Michael Angelo yang dapat mengubah batu menjadi karya seni legendaris, begitu juga dengan Calessen.
Tadi pagi di salah satu TV swasta, saya menyaksikan seseorang yang membuat sepeda dengan rangka bambu, dengan alasan bambu memiliki kelenturan sehingga justru memiliki performa sangat baik di jalan offroad. Lalu dia memutuskan untuk membuat sekaligus memasarkan sepeda kerajinan bambu. Hemm lagi lagi kita dapat meruntuhkan dinding hambatan saat kreatifitas dikedepankan.
Scott Weaver, hanya bermodalkan tusuk gigi dan lem, saat usianya baru 8 tahun, pria kelahiran 1960 ini sudah mulai membuat karya seni meski masih berbentuk abstrak. Salah satu karyanya paling terkenal dinamakan Rolling Through the Bay.
No comments:
Post a Comment