Blog, ini menggambarkan pendapat saya di bidang musik, film, komik, game dan buku. Semoga menjadi bacaan yang bermanfaat. Tulisan disini awalnya mayoritas merupakan opini pribadi saya dalam berbagai milis yang saya ikuti, meski semakin kesini saya mulai menambahkan hal2 baru dan tidak terkait milis yang saya ikuti. Untuk 2008, saya tambahkan beberapa "Poetry from My Past", semoga bermanfaat, di 2011 saya tambahkan "Inspirasi Hidup", 2012 saya tambahkan "Catatan Ibunda, Ayahanda dan Abang", thx
Wednesday, May 28, 2014
Jalan jalan ke Pulau Tidung di Kepulauan Seribu #1 dari 5 : Keberangkatan dan Pulau Pari
Niat umrah sekaligus jalan-jalan ke Turki tahun ini terpaksa digagalkan, lalu turun kelas menjadi umrah dan jalan-jalan ke Mesir, seiring dengan menipisnya budget. Namun karena pembangunan klinik baru yang merupakan usaha saya dan istri untuk masuk kuadran ketiga-nya Robert Kiyosaki masih terus menerus menyedot waktu dan biaya, maka lagi-lagi harus diterapkan kebijakan keuangan ketat, dan target turun menjadi umrah saja. Situasi yang tak juga membaik membuat target jalan-jalan kembali turun menjadi Semarang plus paket 3D3N di Karimun Jawa, namun karena keterbatasan waktu, dimana saya diminta untuk menjadi motivator pada acara kantor sedangkan Karimun Jawa dengan perjalanan pp Semarang-Bandung, membutuhkan paling tidak 5 hari, maka target disesuaikan lagi menjadi Pulau Tidung saja, paket 3D2N.
Lalu mulailah kita berburu informasi sana sini, maklum di Kepulauan Seribu terdiri dari cukup banyak pulau, namanya saja sudah seribu, mulai dari Pramuka, Bira, Payung dan termasuk Tidung sendiri. Tetapi setelah cek sana sini, sepertinya tempat makan lebih banyak di Pulau Tidung, maka kita pun memutuskan untuk ke sini saja. Tak lupa cek travel yang dulu pernah digunakan adik istri saat teman-teman sekantornya bikin acara, sehingga dapatlah nama marotravel.com.
Ternyata hanya dengan biaya Rp. 620.000 per orang untuk paket 3D2N, kita sudah mendapatkan kapal Muara Angke-Pulau Tidung pp, sepeda selama di pulau, makan 6x plus 1x barbeque, homestay dengan fasilitas AC, snorkling termasuk foto bawah air dan guide. Istri yang terkesan sekali saat pakai cruisedi sungai Parramatta, Sydney, mengingatkan saya alangkah asiknya buat anak anak jika kami memilih menggunakan speedboat dari Marina, Ancol. Segera kami mengumpulkan informasi dan ternyata diperlukan tambahan biaya Rp. 280.000 per orang, sehingga biaya total menjadi Rp. 900.000 per orang.
Setelah semua biaya ditransfer ke travel dan mendapatkan tanda terima, kamipun mengecek jam keberangkatan, lalu siapa PIC di dermaga 6 Marina, Ancol yang nantinya harus kami hubungi. Kami berangkat dari Bandung Sabtu malam, selepas istri selesai praktek dan langsung menuju Grogol, Jakarta untuk menginap semalam di Apartemen Westmark, sekalian parkir mobil untuk beberapa hari kedepan. Keesokan paginya dengan taksi kami menuju Marina, dan setelah menunggu sebentar kami menaiki salah satu speedboat disana. Kami memilih untuk duduk di lantai atas meski tanpa ac, namun satu lantai dengan nakhoda memungkinkan kita untuk menikmati perjalanan sekaligus menikmati angin laut. Saat speedboat mulai bergerak jam 07:30, kami pun mulai menyantap sarapan pagi yang kami beli di AW Pantai Carnaval, sambil menikmati perjalanan. Nampak di kejauhan menara menara Green Bay Pluit yang khas dengan ornamen layar di ujung atapnya dari kejauhan. Wuihhh sedapnya aura liburan sekeluarga seperti ini.
Angin bertiup kencang, udara sangat cerah, dan kurang lebih satu jam perjalanan laut kapal merapat ke Pulau Pari, ternyata speedboat ini tidak langsung ke Pulau Tidung, namun sesuai kebutuhan. Pulau Pari merupakan salah satu dari gugusan Kepulauan Seribu yang terdekat dengan Jakarta. Di pulau-pulau kecil ini mereka menggunakan dermaga plastik berwarna biru yang diikat dengan tiang2 logam menancap ke perut bumi. Pulau Pari demikian ia dinamakan, karena memang dari atas terlihat seperti Ikan Pari. Lalu perjalanan kembali dilanjutkan dan sekitar dua puluh menit kemudian, speedboat merapat ke Pulau Tidung. Sepintas saya seperti melihat Indonesia 30 tahun yang lalu, bentuk2 bangunannya, kantor pelabuhan dll. Saya jadi teringat kota saat saya masih kecil nun jauh di sana, yakni Sibolga.
Lanjut ke http://hipohan.blogspot.com/2014/05/jalan-jalan-ke-pulau-tidung-di_3131.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment