Menjelang maghrib kami menuju penginapan dan makan malam dengan menu ikan goreng dan sambal goreng pedas yang nikmat. Di depan penginapan nampak Pak Cipto sibuk menyiapkan berbagai peralatan termasuk sound system. Ternyata bangunan kayu didepan penginapan malamnya menggelar musik dangdut dan barbeque, menjelang tengah malam baru-lah suasana lebih tenang, dan sialnya tegangan yang turun (karena banyaknya tamu dan daya terbatas dari PLN setempat) menyebabkan AC kamar kami bekerja setengah setengah. Hemm sepertinya Pulau Tidung kurang pas bagi yang menginginkan kenyamanan dan ketenangan.
Pagi hari, setelah sholat subuh, kami kembali ke Jembatan Cinta untuk berburu sunrise, sedang asik2nya memotret ternyata mendadak hujan, untung cuma sebentar, dan saya sempat mengabadikan beberapa gambar. Lantas kami kembali ke penginapan untuk menikmati nasi uduk dengan telor dadar.
Menjelang jam 08:00 kami menuju pelabuhan, mengambil perlengkapan snorkling, dan langsung menaiki perahu nelayan milik Pak Daud, penduduk pulau Payung. Kapal pun langsung bergerak maju, di kapal ini tidak ada bangku, jadi kami duduk menggunakan bantal-bantal mirip tempat duduk ala lesehan. Sekitar 30 menit terombang ambing kapal kayu, kamipun sampai di salah satu spot snorkling di dekat Pulau Payung. Untung Pak Daud menyediakan tangga, tidak seperti saat kami snorkling di Bali, yang upaya naik ke kapal setelah snorkling sangat tidak mudah.
Benar-benar kejutan, suasana bawah lautnya sangat indah, berbagai macam ikan warna warni begitu dekat dengan kita. Sayang sekali roti pakan ikan yang sudah kami siapkan tertinggal di penginapan. Dede melakukan beberapa shoot dengan kamera bawah air. Si Bungsu dan Si Sulung tanpa ragu langsung melepas pelampung-nya dan berputar putar serta sesekali menyelam untuk melihat berbagai ikan. Kontur karang yang naik turun membuat kita serasa seperti burung yang sedang terbang di langit. Setelah puas kami kembali ke kapal, dan langsung menuju Pulau Payung untuk istirahat. Di Pulau yang hanya berpenghuni sekitar 42 Kepala Keluarga ini kami menyantap mie instan goreng telur serta kelapa muda, dibawah rindangnya dedaunan, dan angin pantai yang berbau khas. Pulau ini merupakan salah satu RT dari RW / kelurahan yang terletak di Pulau Tidung.
Si Bungsu yang sejak kecil agak penakut di banding abang-nya, ternyata melepas pelampung dan langsung menceburkan diri ke tengah laut. Saya sempat kuatir, namun ternyata dia sangat percaya diri, dan momen ini langsung saya abadikan dengan underwater camera pinjaman dari travel.
No comments:
Post a Comment