The term 'globalisation' is conventionally used to refer to the specific form of investor-rights integration designed by wealth and power, for their own interests.
Noam Chomsky
Resensi kali ini adalah bagian kedua dari kompilasi How The World Works, yang merupakan kolaborasi dari empat seri tulisan mengenai analisa dan investigasi Chomsky.
- What Uncle Sam Really Wants,
- The Prosperous Few and the Restless Many,
- Secrets, Lies and Democracy, and
- The Common Good.
Judul kali ini
menggambarkan bagaimana makna kesejahteraan hanya bagi segelintir orang saja,
sementara dibawah sana, ada kegelisahan yang luar biasa. Chomsky menuliskan
pemikirannya dengan kecerdasan yang mengagumkan, meski berada di barisan para
penonton dia menunjukkan apa sebenarnya jalan cerita yang dimainkan oleh para dalang.
Dalam buku kedua
ini Chomsky juga membahas Israel, Palestina, pecahnya Yugoslavia dan juga
Gandhi. Selain membahas kolonialisme gaya baru, juga dibahas mengenai
kolonialisme gaya lama yang sesungguhnya menghancurkan banyak bangsa di
dunia. Sebagaimana contoh di Bengali,
ketika pedagang merangkap tentara Inggris datang, Bengali adalah suatu kawasan
yang maju, bahkan para pedagang Inggris menyebutnya bagaikan surga. Dulu
Bengali merupakan daerah agrikultur kaya yang menghasilkan kapas terbaik dunia,
mereka juga memiliki industri manufaktur yang maju, bahkan mampu produksi kapal
bagi angkatan perang Inggris dalam perang Napoleon. Lalu Inggris melakukan
perampasan tanah, mengubah lahan produktif pertanian menjadi ladang opium, dan
terjadilah kelaparan dahsyat di Bengali, yang akhirnya menjadi Bangladesh salah
satu simbol negara yang erat dengan keputusasaaan dan ketakberdayaan hingga kini.
Chomsky juga
menjelaskan bagaimana penaklukan dilakukan dengan pemisahan (Devide Et Impera).
Dan ajaibnya Inggris menggunakan Bangsa India yang satu untuk menyerang Bangsa
India lainnya. Ketika puncak kekuasaan Inggris di India tercapai, mereka hanya
memerlukan 150.000 orang Inggris saja. Cukup dengan mengeksploitasi konflik
diantara penduduk lokal dan menjadikan yang satu sebagai kolaborator mereka
untuk menghancurkan yang lain. Bagi
Chomsky orang-orang seperti Reagan, Bush, pasti akan bekerja bagi Rusia dan dengan
senang hati mengirim warga Amerika ke kamp konsentrasi jika Rusia menjajah
Amerika.
Lebih jauh lagi
dimata Chomsky, masyarakat barat di era kolonialisme memiliki budaya kekerasan
yang nyaris tak tertandingi. Mereka menghancurkan semua negara jajahan yang
lebih mirip invasi barbar. Sejarah masyarakat barat sendiri sesuai dengan
tulisan Adam Smith adalah sejarah dengan perang-perang pemusnahan.
Bagaimana dengan
kolonialisme baru ? bagi Chomsky, globalisasi lah kambing hitamnya, yang
menurutnya tak lebih dari ekspor pekerjaan ke wilayah dengan tingkat penindasan
tinggi dan upah rendah sekaligus mengurangi tenaga kerja produktif dalam
negeri. Satu-satunya tujuan adalah meningkatkan keuntungan korporasi, hal ini
tambah mudah kaena kemajuan teknologi komunikasi, dan transaksi modal yang kian
bebas. Di lain sisi, pengangguran semakin meningkat di negara-negara maju.
Pasar bebas yang
didiktekan barat menggelontorkan sumber daya pada kelompok kaya di dunia
ketiga. Kelompok ini dengan mudah menguasai ekonomi nasional, jika anda
menguasai ekonomi nasional, maka secara otomatis anda menguasai negara. Jika
nasional sudah dikuasai, maka secara otomatis akan masuk dalam ekonomi
internasional dan pada gilirannya pemerintahan internasional. Inilah yang
dinamakan dengan zaman imperialisme baru.
Instituasi
imperialis baru bagi Chomsky terdiri dari IMF, World Bank, dan juga
struktur-struktur perdagangan seperti NAFTA, dan GATT. Pertemuan eksekutif
seperti G7 tak lebih dari pertemuan ekonomi tingkat tinggi sekaligus pukulan
telak bagi demokrasi, dimana parlemen dan rakyat tak lagi memiliki peran
penting. Ironisnya rakyat tidak memiliki akses yang cukup mengenai apa yang
sebenarnya terjadi (karena media juga sudah dikuasai kelompok kaya ini), yang
mereka rasakan hanya segala sesuatu tak berjalan dengan baik.
Seperti yang
terjadi di GM, ketika 24 pabrik mereka di Amerika Utara tutup, pada saat yang
sama mereka membuka pabrik mulai dari Jerman Timur, Meksiko, Thailand dan
banyak negara lain dengan upah senilai 40% dari pabrik-pabrik mereka
sebelumnya. Tak tanggung-tanggung di Jerman Timur GM investasi senilai USD 700
juta.
Kebetulan
beberapa saat lalu, saya membaca komunikasi Fadli Zon dan Steve Hanke, yang dengan
jelas menyebutkan bahwa peran IMF sesuai arahan Clinton, untuk mendestabilisasi
dan menggulingkan Soeharto. Dengan demikian apa yang dikemukakan Chomsky terbukti
sudah. Silahkan cek link http://wow.tribunnews.com/2018/03/05/ekonom-amerika-steve-hanke-benarkan-pernyataan-fadli-zon-soal-peran-imf-di-indonesia?page=all&_ga=2.18489470.676931501.1521849306-2081938024.1499430647
No comments:
Post a Comment