Sometimes Human Places, Create Inhuman Monsters.
(Stephen King, The Shining)
Konon kabarnya cerita ini
berawal mula pada 1977 saat Stephen King menginap disebuah hotel bernama
Stanley, Rocky Mountain, Colorado. Aneh dengan sepinya hotel, barulah Stephen
menyadari dia dan istrinya lah satu-satunya tamu di hotel tersebut. Kesan seram
ini makin parah setelah Stephen King juga bermimpi buruk saat malam hari. Suasana
yang tenang namun juga membuat bulu kuduk merinding inilah yang menjadi inspirasi
Stephen King dalam menulis buku The Shining.
Meski kurang berhasil
saat-saat awal, namun makin kesini, film ini makin diapresiasi orang. Martin
Scorsese bahkan memasukkannya sebagai 1 dari 11 film horor terbaik sepanjang
masa. Soal awalnya yang kurang diapresiasi ,tak aneh juga sebenarnya, karena sosok
Kubrick yang diidolakan banyak sutradara bahkan termasuk Spielberg, memang
memiliki selera jauh kedepan yang belum tentu orang dimasanya dapat
mengapresiasi. Hal yang sama terjadi karyanya yang lain yakni “2001 A Space Odyssey”.
Kembali ke The Shining, hotel
yang dalam film ini berubah nama menjadi Overlook Hotel ini, memang memiliki
desain yang sangat memikat bahkan dari sudut pandang sekarang, megah dengan
langit-langit tinggi, menunjukkan cita rasa khusus dari pemiliknya. Adegan awalnya juga sangat indah, saat mobil
Jack terlihat menyusuri jalan-jalan indah di antara bukit dan jurang, dan
meliuk-liuk menuju Overlook Hotel. Entah apakah ini benar-benar merupakan jalan
ke hotel yang sebenarnya.
Cerita The Shining
berawal dari sosok pria berprofesi penulis bernama Jack Torrance (diperankan oleh
Jack ) yang sedang dalam proses rehabilitasi akibat kecanduan alkohol untuk
menjaga sebuah hotel klasik nan megah saat musim dingin. Dengan ditemani
istrinya Wendy Torrance (Shelley Duvall) dan anak semata wayang Danny Torrance
(Danny Llyod).
Baru setelah proses
interview lah, Jack diberitahu bahwa ada suatu kejadian aneh yang terjadi
dengan penjaga hotel sebelumnya, yakni membantai istri dan kedua anaknya
sendiri dengan kapak, yang diduga diakibatkan tertekan dalam menjaga hotel yang
terisolasi berbulan-bulan saat musim dingin, dan keanehan-keanehan yang terkait
dengan masa lalu hotel. Sosok si bocah Dhanny membawa penonton pada sejarah
kelam hotel karena kemampuannya menyaksikan hal-hal tak kasat mata (kemampuan khusus
ini lah yang dimaksud dengan The Shining) , yang membuka sejarah kelam hotel.
Akankah suasana hotel membuat
Jack mengikuti jejak Grady sosok pendahulunya, sepertinya tidak usah kita bahas
disini. Bagi saya akting Danny Lloyd (yang dipilih dari audisi dengan 5000
peserta daam proses yang memakan waktu enam bulan) benar-benar bisa menandingi
Jack Nicholson yang bermain nyaris sempurna disini. Dilain pihak, ekspresi
kegilaan Jack Nicholson benar-benar dimainkan dengan luar biasa termasuk yang senyumannya
saja bisa membuat kita bergidik. Tak aneh kalau beberapa tahun lalu Jack juga
dengan mahirnya mampu memainkan karakter sinting Joker dalam film Batman dengan
nyaris sempurna.
Beberapa adegan menarik
dalam film ini bagi saya adalah, saat adegan mencekam Danny dengan sepeda roda
tiganya menyusuri lorong-lorong kamar hotel dengan kamera bergerak pada
ketinggian pandangan Sang Anak, lalu saat Wendy menyaksikan adegan badut dan
seorang pria dewasa yang terlihat sangat ganjil, adegan percakapan aneh Jack
dengan penampakan Sang Bartender Lloyd dan juga penampakan Sang Pendahulu alias
Grady. Puncaknya adalah adegan penutup dimana Jack ternyata pernah ada dalam
foto-foto tua hotel, yang menyisakan pertanyaan tak terjawab mengenai asal
usulnya. Sound track film karya Gordon Stainforth, juga boleh diancungi jempol, pemandangan perbukitan
yang indah terasa menjadi mencekam saat musiknya turut mengiringi.
Meski banyak penonton yang
saya kira terkesan dengan akting Jack serta Danny Llyod, saya kira umumnya pasti heran
dengan pilihan Kubrick bagi sosok Wendy Torrance yang diperankan Shelley
Duvall. Memang terlihat secara fisik, wajah Shelley Duvall terlihat agak
ganjil, namun aura dan ekspresi wajahnya justru membuat film ini semakin hidup,
bagi saya Shelley Duvall adalah tetap pilihan yang pas, terlihat dari aktingnya
yang luar biasa dalam perubahan karakternya yang gampang panik menjadi sosok berani
melakukan apapun demi anaknya. Akhir kata, bagi saya The Shining di tangan
Kubrick bukan film horor yang biasa-biasa saja.
No comments:
Post a Comment