Tuesday, July 23, 2019

Jalan-Jalan ke Bandar Lampung dan Pahawang Part #6 dari 7 : Andreas Resort, Pahawang Sunset dan Pesta Ikan Bakar.



Di Pulau Pahawang Besar terdapat sekitar 15 homestay dan 10 cottage, tadinya saya membayangkan akan mengelilingi pulau ini dengan berjalan kaki, sebagaimana yang saya lakukan dahulu di Gili Trawangan, namun tak jadi karena ternyata cukup luas dan terdiri dari 6 desa. Total luas pulau ini sekitar 1084 hektar.




Tak lama berlayar terlihatlah, kumpulan cottage yang saling berhubungan dengan dermaga kayu satu sama lain, layaknya landscape Maldives, namun cottage di sini terinspirasi dari bangunan kayu Suku Sasak di Lombok. Setiap rumah memiliki tangga dibagian teras depan yang langsung bersentuhan dengan laut yang sangat jernih. Terpikir oleh saya bagaimana jika kita beranag terjadi proses pembuangan dari setiap kamar, ternyata ada jaringan pipa yang membuat berenang disini tetap aman. Kami langsung beristirahat dan meluruskan kaki yang pegal selama perjalanan.




Karena cuaca yang cukup terik, AC di kamar sepertinya tidak kuasa membuat ruangan menjadi sejuk, maka kedua pintu baik yang menghadap laut maupun pulau, kami buka selebar mungkin. Saya memilih duduk2 di teras, sampai mendadak petugas cottage mengatakan pada saya ada seseorang tamu bernama Abdul Hamid ingin bertemu saya. Wah aneh juga ? bagaimana mungkin ada seseorang di lokasi ini mengenal saya, demikian terbersit dalam pikiran saya. Ternyata pak Abdul Hamid adalah penjual kelapa muda di Pahawang Keciil, beliau menutup warungnya lebih awal, karena menemukan kunci mobil saya  yang terjatuh saat minum kelapa. Untung saja. Pak Abdul mendengar percakapan saya dengan salah satu pengunjung, jadi dia tahu dimana saya menginap. Lalu beliau segera berlayar dari Pahawang Kecil ke ujung Pahawang Besar, dan menaiki motor melintasi jalan setapak yang cukup jauh dr ujung pulau untuk mengembalikan kunci pada saya. Ajaibnya beliau menolak uang sebagai tanda apresiasi kejujuran beliau. Benar2 salut, dengan kejujuran dan semangat beliau membantu orang lain, teringat office boy yang menemukan HP istri disalah satu lokasi kuliner di Kliningan, Bandung.

Menjelang sore, semua berangkat ke lokasi snorkling berikutnya bersama Bang Kosim, yakni lokasi yang jauh lebih dalam, ketimbang lokasi pertama, sementara saya memutuskan untuk tetap di teras kamar untuk menikmati sunset. Waktu serasa berhenti berputar melihat kapal nelayan melintas perlahan di cakrawala, dibelakangnya lapisan gunung demi gunung yang saling menumpuk, matahari yang memancarkan sinar kemerahan dan  memantul di laut, awan tipis berarak di kejauhan tiupan angin pantai nan segar.













Menjelang malam, kami makan disalah satu cottage yang didesain seperti restoran / bar kecil, dilengkapi kursi2 kayu dengan payung kain lebar dengan pemandangan laut lepas. Anehnya menunya ayam goreng he he. 




Sekitar jam 21:00 Bang Kosim mampir ke cottage kami membawa berbagai ikan2 segar yang sudah dibakar dengan bumbu buatannya sendiri yang ternyata sangat lezat. Ah benar-bena rliburan yang mengasikkan. Kami makan ikan bakar ditemani sinar rembulan dr belakang pulau, sambil menikmati pemandangan malam ke pegunungan Lampung, dengan lampu samar2 dan suara genset  






Keesokan paginya setelah menikmati sunrise yang mucul dari sisi kanan pulau, kami berjalan-jalan di perkampungan Pahawang Besar, lalu kembali ke cottage dan berenang disekitar cottage bersama ikan-ikan kecil. Tak lama pelayan restoran mengantar sarapan nasi goreng kami yang terasa nikmat setelah lelah berenang. Sekitar jam 08:00 kami check out dan kembali snorkling di lokasi ke tiga. 








Lokasi ketiga memiliki topografi laut yang unik, karena ada banyak tonjolan karang yang bisa menjadi lokasi istirahat sebelum aksi snorkling berikutnya. Perasaan kami layaknya burung yang terbang dari satu pucuk pohon ke pucuk lainnya melewati lembah yang dipenuhi berbagai karang laut warna warni dan ikan-ikan yang indah. Namun di lokasi ini ada banyak sekali hewan semacam ubur-ubur yang saat menyentuh kulit terasa seperti digigit semut2 kecil. Tak urung keponakan kami terkecil sempat meraung dan menangis tak henti2 saat merasakan sengatan ubur2 tsb.







Link berikutnya https://hipohan.blogspot.com/2019/07/jalan-jalan-ke-bandar-lampung-dan.html

No comments: