Thursday, March 07, 2013

Rutinitas ala Jepang

Saat bekerja di pusat komputer di salah satu perguruan tinggi teknik negeri di Bandung, seorang sahabat saya bercerita tentang rekan-nya yang memutuskan untuk bekerja di Jepang, sebut saja nama-nya M. Saya, sahabat saya dan M (hemm kok agak2 mirip judul lagu Iwan Fals "Antara Aku, Kau, Dan Bekas Pacarmu") dulu memang bekerja di pusat komputer yang sama, namun setelah beberapa saat M memutuskan untuk mencari pengalaman ke Jepang.

M yang juga fans berat grup progresif asal Canada alias Rush ini, memutuskan bekerja di Jepang karena kebetulan bidang-nya sangat menarik, yakni "fleet management" untuk mobile devices. M memang sangat menyukai computer graphic, dan tugas akhirnya juga berhubungan dengan pemetaan tubuh manusia secara digital.

Sesampainya disana, meski awal-nya M sangat menikmati pekerjaan-nya dia mulai merasa ada sesuatu yang terus menerus berulang dan terasa sebagai rutinitas yang membosankan. Setiap pagi saat berangkat, dia selalu menggunakan kereta yang sama, antri dengan urutan yang kurang lebih sama (dengan orang2 yang sama juga) dan nyaris selalu duduk di gerbong yang sama. Pada masa itu boleh di bilang M, satu2nya orang asia non Jepang yang bekerja di perusahaan tersebut.

Sesampai di kantor, semua orang seakan akan juga tiba pada jam yang kurang lebih sama, demikian terus dari hari ke hari. Saat makan siang karena waktu yang sempit maka dia nyaris selalu makan di tempat yang sama, tempat duduk yang sama, dan bahkan musik yang diputar pada jam tersebut juga sama. Setelah beberapa tahun di Jepang dia semakin merasa tertekan khususnya pada malam hari , dan berpikir sebaiknya dia kembali saja ke Indonesia, dan mencari seorang wanita untuk di jadikan istri, toh tabungan saat ini juga sudah cukup.  Akhirnya dia memutuskan kembali ke Indonesia, membeli sebuah rumah, kendaraan dan menikah dengan seorang wanita pilihan-nya.

Beberapa bulan kemudian ex bos-nya dari perusahaan Jepang tersebut menelepon M sekaligus meminta M untuk kembali. Ternyata setelah M pergi, kepercayaan perusahaan Jepang tersebut pada karyawan Asia non Jepang tumbuh, dan mereka mulai memperkerjakan programmer dari India, China, Philippina, namun mereka menyadari bahwa diperlukan seorang senior yang dapat mengordinasikan semua resources Asia non Jepang tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik. M terus menolak namun ketika ex bos-nya menawarkan kompensasi 3x lipat, akhirnya M mau kembali namun kali ini dengan membawa keluarga-nya.

Seorang teman sempat share kebudayaan Jepang baru2 ini sbb;

1. Tahukah anda murid2 sekolah di Jepang membersihkan sekolah mereka setiap hari antara 15-30 menit bersama2 dengan gurunya dengan tujuan untuk menciptakan generasi penerus Jepang yang gemar dan cinta akan kebersihan.

2. Tahukah anda bahwa siapapun orang Jepang yg membawa anjingnya jalan2 harus membawa kantong untuk memungut kotorannya. Karena Kebersihan dan higienis merupakan bagian dari budaya mereka.

3. Tahukah anda bahwa petugas kebersihan di Jepang di panggilnya insinyur kebersihan dan mendapatkan gaji setara Rp. 50.000.000 per bulan. Dan masuknya melalui test tulis dan wawancara.

4. Tahukah anda bahwa Jepang adalah negara yang miskin sumber daya alam dan ratusan kali mengalami gempa bumi dalam setahun, tapi negaranya justru menjadi negera ke dua dengan ekonomi terkuat di dunia?

5. Tahukah anda Hiroshima hanya membutuhkan waktu 10 tahun untuk bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi pasca jatuhnya bom atom di sana?

6. Tahukah anda bahwa pemerintah Jepang melarang penggunaan Handphone di Kereta, restoran & ruang tertutup lainnya?

7. Tahukah anda bahwa pelajar Jepang sejak SD sudah harus belajar Etika moral & sopan santun untuk menghadapi orang lain?

8. Tahukah anda meskipun secara ekonomi kaya tapi tidak ada yang memiliki pembantu karena masing2 orang tua bertanggung jawab sendiri mengelola rumah & anak2nya?

9. Tahukah anda pelajar SD Jepang tidak ada ujian sampai kelas 3 SD, karena hingga kelas 3 SD konsep pendidikannya hanya untuk membangun & mengembangkan akhlak bukan sekedar menguji kemampuan atau mendoktrin anak?

10. Tahukah anda jika orang Jepang makan di restoran buffet (makan sepuasnya) orang Jepang hanya mengambil secukupnya & tidak pernah menyisakan makanan untuk di buang?

11. Tahukah anda bahwa tingkat keterlambatan KERETA di Jepang hanya 7 detik/tahun? Karena mereka sungguh2 menghargai waktu, mereka tepat waktu sampai ke menit dan detik.

Demikianlah rutinitas di Jepang yang segalanya serba teratur, mungkin nyaman bagi sebagian orang, namun tidak demikian dengan sebagian yang lain.



No comments: