Tahun 2006, saat aku memutuskan pindah dari salah satu perusahaan System Integrator untuk bergabung dengan perusahaan lain, maka aku dan pihak perusahaan dimaksud, beberapa kali bertemu. Namun karena tidak mungkin dibicarakan di kantor dan juga tidak mungkin di Project Site, maka kami memutuskan mencari tempat yang tepat untuk diskusi.
Lokasi yang dipilih adalah Rawamangun Driving Range (RDR) yang lokasi-nya yang tertutup pagar tinggi, pemandangan indah lapangan golf di depan restoran-nya, serta masakan-nya yang enak seperti Mie Goreng Kampung atau Nasi Ayam Goreng yang konon kabarnya merupakan kesukaan presiden kedua Indonesia. Beliau memang cukup sering bermain di sini, dan dari hasil tanya2 dengan koki, mereka juga sempat memberi tahu, bahwa koki senior yang merupakan koki favorit presiden kedua juga masih bekerja di situ.
Suatu hari pada meeting kesekian, aku datang lebih pagi dari biasa, RDR pagi itu terlihat sepi, dan seperti biasa setelah memarkir mobil, aku menuju restoran, di sebelah kiri terbentang luas pemandangan lapangan Golf yang teduh dan hijau, pohon2 dan rumput yang tertata rapi, kolam2 pasir, dan beberapa eksekutif dengan "caddy"-nya masing2 nampak dikejauhan. Namun tidak seperti biasanya di bagian dalam nampak beberapa orang yang sepertinya juga sedang menunggu rekan2nya yang lain. Saat melihat ku mereka balas melihat dengan pandangan curiga, karena merasa tidak nyaman lalu aku agak menjauh namun, masih memungkinkan utuk mendengar apa yang mereka bicarakan.
Entah kenapa, rekan yang aku tunggu2 belum juga datang, sementara rombongan disudut lain justru sebaliknya semakin lama semakin banyak dan nyaris mencapai 10 orang. Lalu terdengar suara seseorang yang dari pakaian dan bahasa tubuh-nya sepertinya pemimpin mereka (sebut saja PD). Lalu terdengar dia mengabsen satu persatu, kelompok itu namun dengan menyebutkan nama2 daerah, misal-nya “Jakarta Utara !”, dan Siap ! terdengar jawaban dari hadirin, “Jakarta Selatan !” dan terdengar lagi lagi “Siap !”. Lalu setelah absen, PD mulai mengecek lagi “Ban Mobil”, terdengar “Ada !”, “Bensin !”, lagi lagi terdengar “Ada !”, dll.
Tak lama PD mulai mengecek jumlah kendaraan, misalnya “Kendaraan dan jumlah untuk Jakarta selatan !”, terdengar jawaban “3 metro mini dan 150 orang !” demikian seterusnya. Hemm pikir ku sepertinya ini ada hubungan dengan demonstrasi. Sejauh ini aku masih merasa situasi masih normal2 saja. Tak lama kemudian setelah mengecek semua perwakilan dan bahan bahan, PD mulai lebih serius mengatur jalan-nya demo. Aku kembali menyibukkan diri, tetapi tiba2 suara PD terdengar dengan sedikit semangat dan mulai memberikan instruksi teknis pembakaran ban mobil, yang disambut audiens dengan semangat. Lalu Terdengar PD mengatakan “Saya ingin acara ini berhasil memberikan tekanan pada pemerintah, dan saya tidak mau cuma bakar bakar ban serta unjuk rasa, saya ingin kalian juga membakar beberapa mobil disana”.
Wahh ..! aku cukup kaget mendengar kalimat terakhir-nya, bakar mobil ? bagaimana kalau itu mobil kita, atau teman kita atau saudara kita, orang2 "gila" ini seenaknya saja menjalankan demo dan tidak perduli pada orang lain sama sekali. Aku mulai mencoba memperhatikan mereka lebih dekat dan mencoba menebak2 apakah ini orang2 yang merasa dirugikan oleh pemerintah, atau EO untuk acara2 demo semacam ini. Namun rekan yang kutunggu2 keburu datang, dan akhirnya aku tak sempat meneliti lebih jauh kelompok ini. Hemm moral of the story-nya, bahkan untuk acara seperti ini perencanaan tak kurang penting-nya, seperti kata ahli strategi perang "Perencanaan yang baik adalah separuh dari kemenangan".
Link untuk part #2 http://hipohan.blogspot.co.id/2014/03/perencanaan-yang-baik-adalah-separuh.html
Lokasi yang dipilih adalah Rawamangun Driving Range (RDR) yang lokasi-nya yang tertutup pagar tinggi, pemandangan indah lapangan golf di depan restoran-nya, serta masakan-nya yang enak seperti Mie Goreng Kampung atau Nasi Ayam Goreng yang konon kabarnya merupakan kesukaan presiden kedua Indonesia. Beliau memang cukup sering bermain di sini, dan dari hasil tanya2 dengan koki, mereka juga sempat memberi tahu, bahwa koki senior yang merupakan koki favorit presiden kedua juga masih bekerja di situ.
Suatu hari pada meeting kesekian, aku datang lebih pagi dari biasa, RDR pagi itu terlihat sepi, dan seperti biasa setelah memarkir mobil, aku menuju restoran, di sebelah kiri terbentang luas pemandangan lapangan Golf yang teduh dan hijau, pohon2 dan rumput yang tertata rapi, kolam2 pasir, dan beberapa eksekutif dengan "caddy"-nya masing2 nampak dikejauhan. Namun tidak seperti biasanya di bagian dalam nampak beberapa orang yang sepertinya juga sedang menunggu rekan2nya yang lain. Saat melihat ku mereka balas melihat dengan pandangan curiga, karena merasa tidak nyaman lalu aku agak menjauh namun, masih memungkinkan utuk mendengar apa yang mereka bicarakan.
Entah kenapa, rekan yang aku tunggu2 belum juga datang, sementara rombongan disudut lain justru sebaliknya semakin lama semakin banyak dan nyaris mencapai 10 orang. Lalu terdengar suara seseorang yang dari pakaian dan bahasa tubuh-nya sepertinya pemimpin mereka (sebut saja PD). Lalu terdengar dia mengabsen satu persatu, kelompok itu namun dengan menyebutkan nama2 daerah, misal-nya “Jakarta Utara !”, dan Siap ! terdengar jawaban dari hadirin, “Jakarta Selatan !” dan terdengar lagi lagi “Siap !”. Lalu setelah absen, PD mulai mengecek lagi “Ban Mobil”, terdengar “Ada !”, “Bensin !”, lagi lagi terdengar “Ada !”, dll.
Tak lama PD mulai mengecek jumlah kendaraan, misalnya “Kendaraan dan jumlah untuk Jakarta selatan !”, terdengar jawaban “3 metro mini dan 150 orang !” demikian seterusnya. Hemm pikir ku sepertinya ini ada hubungan dengan demonstrasi. Sejauh ini aku masih merasa situasi masih normal2 saja. Tak lama kemudian setelah mengecek semua perwakilan dan bahan bahan, PD mulai lebih serius mengatur jalan-nya demo. Aku kembali menyibukkan diri, tetapi tiba2 suara PD terdengar dengan sedikit semangat dan mulai memberikan instruksi teknis pembakaran ban mobil, yang disambut audiens dengan semangat. Lalu Terdengar PD mengatakan “Saya ingin acara ini berhasil memberikan tekanan pada pemerintah, dan saya tidak mau cuma bakar bakar ban serta unjuk rasa, saya ingin kalian juga membakar beberapa mobil disana”.
Wahh ..! aku cukup kaget mendengar kalimat terakhir-nya, bakar mobil ? bagaimana kalau itu mobil kita, atau teman kita atau saudara kita, orang2 "gila" ini seenaknya saja menjalankan demo dan tidak perduli pada orang lain sama sekali. Aku mulai mencoba memperhatikan mereka lebih dekat dan mencoba menebak2 apakah ini orang2 yang merasa dirugikan oleh pemerintah, atau EO untuk acara2 demo semacam ini. Namun rekan yang kutunggu2 keburu datang, dan akhirnya aku tak sempat meneliti lebih jauh kelompok ini. Hemm moral of the story-nya, bahkan untuk acara seperti ini perencanaan tak kurang penting-nya, seperti kata ahli strategi perang "Perencanaan yang baik adalah separuh dari kemenangan".
Link untuk part #2 http://hipohan.blogspot.co.id/2014/03/perencanaan-yang-baik-adalah-separuh.html
No comments:
Post a Comment