Grizzly Gulch, boleh dibilang wahana dengan antrian terpanjang di Disneyland, sebenarnya sih mirip Space Mountain, namun dilakukan di lokasi terbuka, dengan roller coaster yang mengelilingi perbukitan tambang yang di desain sebagaimana tambang2 Amerika zaman dulu kala. Dinding sepanjang ruang tunggu dihias dengan foto2 aktivitas tambang zaman dulu dengan warna hitam putih. Adegan yang menarik adalah saat tambang “putus” dan lalu roller coaster bergerak mundur dengan kecepatan mengerikan. Namun sebagaimana Space Mountain tidak ada gerakan terbalik. Di beberapa tempat ada boneka beruang dengan anak beruang, yang dikesankan meledakkan dinamit dengan detonator saat gerbong tersesat dalam gua.
Setelah Grizzly Gulch, saya nanya2 lokasi mushalla, sayang-nya tidak seperti Universal Studio Singapore, disini sama sekali tidak ada mushalla. Jadi saya terpaksa ke City Hall, setelah menjelaskan berkali-kali akhirnya salah satu staff menawarkan ruangan di City Hall, Sepintas mirip ruang tunggu executive, dengan foto George Bush saat meresmikan Disneyland Hongkong. Hemm sepintas saya teringat akan pesan2 Illuminati dalam film2 Disney dan dugaan keterlibatan Bush Sr dan Jr sebagai salah satu tokoh-nya. Sialnya kami tidak bawa sajadah, untung ada sarung si sulung dipakai bergantian dengan mengambil wudhu di toilet disamping City Hall.
Setelahnya kami menaiki kereta mengelilingi Disneyland, tetapi alih2 melintasi wahana, kereta ini justru mengelilingi bagian luar yang didominasi tumbuhan2 tidak terawat dan lebih mirip hutan kecil. Di beberapa lokasi disediakan patung2 binatang, namun tidak bergerak seperti di wahana Tarzan. Harapan mengelilingi langsung sirna, ketika separuh jalan kami diminta turun.
Dari sini kami kembali ke Festival of The Lion King dan lalu pulang-nya kembali ke Mainstreet USA untuk melihat kembang api alias FireWorks. Semakin malam semakin ramai, yang awalnya saya merasa dapat sudut bagus, malah jadi makin gak yakin, terpaksa saya keluar dari crowd, dan nyari tempat yang lebih tenang, inipun dengan santainya orang tiba2 nyelonong berdiri di depan saya sambil memanggil anggota rombongan lain-nya. Sayang-nya pesta kembang api ini makin ke sana makin terlihat tidak bagus, karena kembang2 api terbesar ditembakkan setelah langit penuh dengan asap, jadi terlihat tidak jelas. Anak saya bilang kok lebih mirip simulasi perang rudal dengan Korea Utara ya ?
Sekitar jam 20:30 kami pulang dengan berjalan kaki sampai MTR station, dan menggunakan MTR dengan jalur kebalikan kembali ke Tsim Sha Tsui, mendekati jam 22:00 kami sudah sampai di Nathan Road, untuk makan malam kami ke McDonald di Peking Road, lalu pulang ke Mirador, untuk mandi, sholat dan istirahat. Hemm lantas apa kesimpulan saya soal Disneyland, secara umum ini mungkin menyenangkan buat anak kecil, namun dewasa sih rasanya tidak, makanan dan minuman di dalam relatif mahal, dan kalau dibandingkan dengan Universal Studios Singapore saya rasa, Disneyland Hongkong masih kalah. Namun jika anda ke Hongkong ini masih menjadi salah satu yang layak dikunjungi.
Sempat ada masalah di MTR perhentian terakhir, adik ipar tak bisa melewati gerbang setengah pinggang di MTR, selidik punya selidik ternyata saldo-nya habis sepertinya karena digunakan untuk membeli koin kenangan di Disneyland. Terpaksa selanjutnya kami mengisi kembali seluruh Octopus Card yang kami gunakan kembali ke saldo dengan nilai aman.
Selanjutnya di http://hipohan.blogspot.co.id/2013/05/inspirasi-dari-hongkong-shenzen-dan_4247.html
No comments:
Post a Comment