Dari sini kami lanjut ke Pantai Indrayanti,
salah satu destinasi pantai andalan di sekitar Yogya. Jaraknya sekitar 40 km dari Gua Pindul, dan
kami lintasi dalam keadaan siang terik. Sebagian besar rombongan tertidur dalam
bis, dan bangun saat kami sudah mencapai pantai sekitar jam 14:00.
Tempat kami menikmati pantai terletak
diantara dua bebatuan raksasa, karena teriknya matahari kami menyewa tikar
plastik dan empat payung sambil menikmati deburan ombak dan angin pantai. Tak
lama pesanan air kelapa pun datang. Saya sempat berjalan ke ujung kanan pantai
dan mengambil beberapa foto, sayang untuk naik ke tebingnya ada pungutan
masyarakat setempat, sehingga saya putuskan untuk merekam momen di bagian bawah
tebing batu.
Dari Pantai Indrayanti kami langsung
menuju Malioboro untuk menemani Ibu belanja, kami sendiri hanya mendampingi.
Sementara seluruh anggota keluarga besar klinik sudah berpisah masing-masing
mencari oleh-oleh buat keluarga. Sekitar Isya kami kembali berkumpul di bis
yang diparkir di sebelah Pasar Beringharjo. Lokasi parkir disini cukup strategis, karena
di ujung jalan sudah langsung terlihat Mirotta Batik, salah satu toko
terlengkap di kawasan ini. Mulai dari makanan, kain, pernik-pernik, tas, sepatu
sampai permainan tradisional semua tersedia dengan harga relatif miring.
Menjelang jam 20:00 kami melaju ke Oemah
Djowo Oto Classic Resto, tempatnya terletak di Jalan Lowanu 105. Para anggota keluarga
besar klinik sibuk mengambil berbagai foto dengan latar belakang mobil-mobil
antik di halaman belakang resto.
Merk-merk mobil tersebut antara lain Chevrolet,
Dodge, serta Fargo mulai dari tahun 1959. Namun kebanyakan mobil berjenis pick
up. Disebelahnya berjejer puluhan motor-motor antik seperti Honda C50 dan C70,
Suzuki GP 100, Kawasaki Binter AR125 dan
ada juga Harley Davidson. Di bagian bangsal dalam lainnya nampak tersimpan KTM serta trail mini Yamaha DT80.
Saat Isya, kami segera menuju Hotel
Nugraha, hanya 3 km dari Oemah Djowo, disini kami memesan 5 kamar dimana dua diantaranya
berukuran ekstra besar. Lokasinya masuk ke jalan kecil, namun ternyata area
parkirnya cukup besar. Dibagian depan nampak berbagai gerobak mulai dari mie
baso, kue putu, mie goreng dan lain-lain. Saat menjelang tengah malam, saya dan
istri sempat mencoba mie bakso-nya ternyata cukup enak, khususnya bakso goreng
yang sebelum dinikmati, digunting-gunting seukuran ruas jari lalu dicemplungkan
ke kuah kaldu.
Lanjut ke Part #4 http://hipohan.blogspot.co.id/2016/05/jalan-jalan-klinik-nadhifa-al-ghiffari.html
Lanjut ke Part #4 http://hipohan.blogspot.co.id/2016/05/jalan-jalan-klinik-nadhifa-al-ghiffari.html
No comments:
Post a Comment