Jadilah kami
meninggalkan Nasi Jamblang Bu Nur dalam keadaan masih lapar, dan langsung
menuju Hotel Neo yang sudah kami pesan sebelumnya via internet di Jalan
Samadikun. Tarif per kamar semalam sekitar 250.000 tanpa breakfast, termasuk
standar untuk Budget Hotel, cuma lokasinya agak kepinggir kota, alias tidak
banyak yang jualan makanan di sekitar sini.
Malam hari, kedua
anak gadis yang masih perlu waktu meluruskan kaki setelah melipat diri di baris
kursi belakang tidak ikut, jadi berlima saya dan adik segera menuju Masjid At
Taqwa, yang sengaja tidak menggunakan kata Agung karena sudah lebih dulu disematkan
pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa di kawasan Kraton Kasepuhan. Setelah memarkir kendaraan di sini, kami
lalu mengelilingi jalan di sekitar Masjid, sayangnya tidak terlihat adanya
kuliner representatif, beberapa hanya menggunakan kata-kata Bandung, seperti
Seblak Bandung, Mie Ayam Bandung, Martabak Bandung, Roti Bakar Bandung dll.
Namun adik
akhirnya memilih menyebrang jalan menuju Cirebon Sultana, pastry aneka rasa
dengan kemasan modern yang konon kabarnya milik artis Indra Bekti. Terdiri dari
lima varian rasa yakni Double Choco, Choco Banana, Mango, Cheese, dan Blueberry,
yang dijual dengan harga 55.000 per paketnya. Semakin bertambah saja outlet
milik artis setelah sebelumnya ada Syahrini dengan Princess Cake nya dan juga
Laudya Chintya Bella dengan Makuta Cake nya.
Akhirnya kami
menemukan Markas Food Camp di jalan Cipto Mangunkusumo No 105. Sepintas
tempatnya nyaman, lapangan parkir luas, dan cukup banyak variasi makanan. Kami
memesan 2 porsi Mie Baso Balungan, 1 porsi Nasi Goreng Kambing, 1 Es Campur, 1
Porsi Ayam Goreng Jagung, 1 Nasi Bistik dan 1 porsi Omelet, serta 4 Gelas Es
Teh Manis dan cukup kaget dengan enak dan murahnya. Hemm tak salah, memang
kalau Cirebon layak menyandang Kota Destinasi Kuliner, sudah rasanya enak, dan
harganya murah pula. Sebagai
perbandingan, 1 Porsi Baso sekitar 18.000 sedangkan 1 porsi Es Campur sekitar
10.000.
Cuma sambil makan
di tempat yang baru berdiri 2015 lalu ini, nyamuknya juga cukup ganas dengan
balik “memakan” kami, saya terpaksa menggoyangkan kaki layaknya drummer top
Mike Portnoy saat memainkan double bass sepanjang acara konser eh.. makan.
Silahkan klik
untuk membaca link berikutnya http://hipohan.blogspot.com/2017/09/jelajah-cirebon-part-4-dari-9-kuliner.html
No comments:
Post a Comment