Wednesday, January 22, 2020

Jalan-jalan ke Gunung Parang


Awal tahun lalu saya dan istri sempat jalan2 ke lokasi tiga gunung ini, yakni Bongkok, Lembu dan Parang. Hanya saja melihat medan Gunung Parang yang vertikal, akhirnya kami memutuskan menginap saja di kaki Gunung Parang, lalu dinihari mendaki Gunung Lembu yang bisa dibaca di link http://hipohan.blogspot.com/2019/01/jalan-jalan-ke-gunung-lembu-part-1-dari.html

Namun saya tetap dihantui rasa penasaran untuk mendaki salah satu gunung batu konon dengan spot rock climbing tertinggi kedua di dunia.  Pada setiap evaluasi semesteran klinik saya selalu mengusulkan Gunung Parang sebagai salah satu opsi destinasi employee gathering, namun saya selalu kalah suara. Akhir 2019, setelah mengusulkan untuk keempat kalinya, ternyata kali ini suara yang diperoleh cukup banyak, sehingga semua sepakat untuk eksplorasi Gunung Parang. 



Susah kah mendakinya ? Secara teknik tidak susah, cuma tetap perlu stamina khusus juga keberanian, karena mendaki gunung batu yang nyaris vertikal ini membutuhkan keduanya. Lalu perlu fokus pada setiap anak tangga, dan konsisten memindahkan kaitan setiap beberapa kali melangkah. Sampai dengan kami mendaki memang belum terdengar kejadian kecelakaan, sayangnya beberapa hari setelah kami mendaki ada satu kecelakaan menimpa pendaki yang berpengalaman, namun diduga memutuskan menggunakan jalur sendiri dan kebetulan mendaki saat hujan, sehingga bebatuan menjadi lebih licin. 





Kami rencana berangkat dini hari dari Bandung, langsung menuju Purwakarta via Plered. Namun karena salah satu anggota terlambat, alhasil kami kehilangan sekitar 1,5 jam.  Supir yang kami kira sudah tahu lokasi tsb, ternyata tidak pernah ke Gunung Parang, sehingga justru kami mencoba memandu mereka menuju lokasi. Bis sempat merayap berat dan terengah-engah, mengingat sempit dan terjalnya medan. Setelah menempuh sekitar 80 km dalam 2 jam, kami akhirnya sampai. 

Sesampainya di Badega Gunung Parang, kami langsung sarapan Sate Maranggi, Sop dan Kerupuk. Lalu satu persatu team menggunakan seragam dengan dibantu team dari Badega Gunung Parang yang dikomandoi Baban Yuana, alumni Unpad, yang mengelola tempat ini  bersama keluarga besar beliau. 

Selesai makan, lalu kami menyusuri jembatan bambu menanjak ke atas, yang menurut Kang Baban dibangun dengan biaya 70 juta, namun cuma berumur kurang dari 5 tahun, bahkan kadang cuma 3 tahun tergantung cuaca. Dahulu saat kami ke sini,  jembatan hanya ada di Sasak Panyawangan, namun skr di Badega Gunung Parang juga sudah dibangun dan sangat memudahkan pendaki memulai pendakian. 






Sampai di titik awal pendakian Kang Baban langsung briefing, mulai dari penggunaan rope (tali), hardness (ikat pinggang penopang tubuh), carabiner (cincin kait), hanger (ditanam di tebing batu).  Saya baru sadar meski kami cuma menargetkan 300 meter, ternyata tak semua jalur vertikal, sehingga  kami kadang harus merambat mengitari tebing batu. 



Kang Baban dan teamnya melakukan pemotretan dari beberapa spot legendaris yang sudah sangat mereka pahami. Tidak terbiasa memoret dengan tangan terbatas karena harus berpegang sana-sini, saya sempat 2x kehilangan tutup kamera M50, yang terhempas ke bawah tebing. Karena memulai pendakian agak terlambat sehingga sudah keburu panas, saya sempat merasa pusing di ketinggian, sehingga memerlukan waktu untuk kembali pulih. 


Kembali ke basecamp, goreng pisang, bakwan (bala-bala) dan teh manis sudah menunggu. Ternyata mendaki Gunung Parang cukup menguras tenaga. Salah satu member team yang mendaki bersama anaknya baru menyusul 1 jam kemudian, karena anak ybs mogok di ketinggian, dan baru mau turun setelah diiming2i hadiah sesampainya di basecamp. 



Berapa biayanya, untuk pendakian sampai ketinggian sekitar  300 meter ? biayanya IDR 150.000 per orang, sudah termasuk rope (tali), hardness (ikat pinggang penopang tubuh), carabiner (cincin kait), hanger (ditanam di tebing batu), guide dan dokumentasi. Karena rombongan kami terdiri dari sekitar 30 orang, tentu saja juga harus disiapkan bis sewaan, sarapan dan makan siang. 

Sekembalinya dari Gunung Parang, karena baju yang lengket dan penuh keringat, kami mampir sejenak sekalian makan siang di Cikao Water Park yang memiliki beberapa fasilitas seperti berbagai jenis kolam renang, tempat makan, rumah ilusi, dan taman satwa.  Tiket masuk untuk area taman dan berenang per orangnya sekitar IDR 60.000. Alhasil total biaya untuk sekitar 30 orang, untuk wisata Gunung Parang dan Cikao Water Park kurang lebih IDR 20.000.000. 

No comments: