Malamnya Mas Rudi
kembali menjemput kami dengan Xenia putih andalannya. Mas Rudi yang pendiam
namun selalu tersenyum langsung membawa
kami menuju kota untuk menikmati Rawon Pecel. Di Banyuwangi setiap kali makan
dan minum, kurang lebih hanya menghabiskan 30 ribu per orang.
Lokasi Pecel Ayu
di Jl. Adi Sucipto no. 65, terlihat cukup ramai saat kami sampai sekitar jam
19:00. Kami sengaja memesan makanan yang berbeda, Si Bungsu memesan Nasi
Campur, saya Nasi Rawon, istri memesan Nasi Pecel dan Si Sulung kami korbankan
untuk memesan menu paling aneh alias Nasi Pecel Rawon. Setelah saling mencoba,
lalu mencoba menu Si Sulung, ternyata menu ini sukses membuat dahi kami mengernyit. Kami lalu langsung
menikmati pesanan masing-masing dan tak lupa mengucapkan selamat pada Si Sulung karena sanggup menyelesaikan tantangan.
Biasanya Pecel
ini dimakan dengan Paru Goreng, Bakwan Jagung, Telur Asin atau Peyek Udang dan tentu saja ditutup
dengan minuman khas alias Es Dawet. Karena porsinya tidak terlalu besar, dan masih lapar, maka
kami memutuskan untuk mencari Angsle Super.
Lokasinya masih
di jalan yang sama dengan Pecel Ayu namun ke arah Hotel Ketapang Indah. Angsle
Mbak Narti, terlihat dipinggir jalan dengan spanduk kuning berwarna cerah. Kami
langsung duduk dan tak lama lima mangkok panas dengan kuah berwarna putih susu
langsung dihidangkan di meja kami. Secara rasa mirip sekali dengan sekoteng,
namun dengan tambahan kerupuk emping, kacang hijau dan bahkan potongan ketan.
Malam-malam
menikmati Angsle panas sambil mengamati lalu lintas Banyuwangi rasanya asik
juga. Selesai menikmati Angsle, panas
racikan jahenya langsung menghangatkan tubuh, dan kami kembali menuju Hotel
Ketapang Indah.
Lanjut ke link berikutnya http://hipohan.blogspot.com/2018/01/jalan-jalan-ke-banyuwangi-part-5-dari-8.html
Lanjut ke link berikutnya http://hipohan.blogspot.com/2018/01/jalan-jalan-ke-banyuwangi-part-5-dari-8.html
No comments:
Post a Comment