Saya memulai
perjalanan di sekitar hotel, setelah mulai keringatan, mampir ke Warung Bubur
Ayam di Jalan Pembangunan sekitar bunderan yang ternyata memang enak. Satu
porsi Bubur Ayam, serta Telur Rebus dan Ati Ampela serta Teh Hangat cukup ditebus
dengan Rp. 15.000, dan dimakan panas-panas.
Jalanan di Garut relatif
turun naik, setelah puas di sekitar kota, saya menuju kawasan resort dan hotel
di jalan Raya Cipanas, melewati Hotel Agusta, Danau Dariza, memutar sebentar di
Sumber Alam, lalu tancap gas kearah persimpangan Jalan Rancaekek Garut, jalan
yang turun naik memungkinkan saya memacu sepeda sampai 36,5 km / jam saat
turunan.
Setelah
berkeliling-keliling Garut kurang lebih menempuh jarak 24 kilometer, saya
kembali ke Hotel Fave, melipat sepeda, menyantap bubur kacang hijau di lokasi
breakfast di depan kolam renang. Lalu istirahat sejenak di kamar, sayang AC kamar sepertinya
bermasalah sejak semalam, dan menjadi lebih panas saat siang. Lalu saya pun check
out menjelang jam 11 siang. Kunjungan ke Garut saya akhiri dengan menyantap durian
di sekitar Alfamart Otista. Karena cuma sendirian durian seharga 65 ribu, sudah
cukup buat saya. Kejutan buat saya ternyata durian ini berasal dari Bengkulu.
Saat menuju
Limbangan, kali ini tidak saya sia-siakan untuk merekam rumah kayu di tengah
danau, dan sempat berhenti lagi untuk merekam perbukitan yang indah dan
mengingatkan saya akan pemandangan di jalur menuju Istana Pagaruyung, Sumatera
Barat. Sayang menjelang siang, cahaya matahari yang cenderung tegak lurus tidak
mendukung hasil foto yang baik.
Sambil menunggu
istri, saya memesan 10 potong Tahu
Sumedang, 1 Botol Freshtea Melati dan Es Campur di Warung Tahu Raos depan
Masjid Alun-Alun Limbangam, yang terasa segar saat panas terik. Lalu kamipun
kembali ke Bandung dan sampai menjelang jam 15:00 sore. Ah ingin rasanya
kembali ke Garut, dan menyusun itinerary yang lebih lengkap bersama keluarga, tentu saja termasuk Candi Cangkuang, Situ Bagendit, Puncak Darajat dan tentu saja Gunung Papandayan.
Juga masih ada kuliner lain yang terlewat, yakni Es Goyobod Alun-Alun, sayang baru dapat info justru setelah kembali ke Bandung. Bagi yang suka wisata ala enterpreneur, yang umum dikunjungi saat di Garut antara lain Pabrik Dodol, Pabrik Kerajinan Kulit dan tentu saja Pabrik Kerupuk Kulit.
Juga masih ada kuliner lain yang terlewat, yakni Es Goyobod Alun-Alun, sayang baru dapat info justru setelah kembali ke Bandung. Bagi yang suka wisata ala enterpreneur, yang umum dikunjungi saat di Garut antara lain Pabrik Dodol, Pabrik Kerajinan Kulit dan tentu saja Pabrik Kerupuk Kulit.
No comments:
Post a Comment