Kebanyakan orang, jika ukurannya adalah
sebagai karyawan, puncak karirnya adalah bekerja di multi national company
(MNC). Jika suatu perusahaan sudah bisa dikategorikan
sebagai MNC, maka umumnya sudah menggunakan standar internasional. Semakin
banyak lokasi atau negara dimana perusahaan tersebut berkantor maka akan semakin
berkelas. Berkelas di sini, dari sudut
pandang karyawan tentu saja berbanding lurus dengan kompensasi yang diberikan,
baku atau tidaknya prosedur, kejelasan spesifikasi pekerjaan, kelengkapan
perangkat kerja yang diperlukan, fasilitas dll. Saya tidak akan berpanjang lebar cerita soal
fase interview, bisa cek di link
Bagi saya bekerja di perusahaan sekarang
sebenarnya bukan pekerjaan pertama saya dengan MNC, pada tahun 2008 saya sempat
bekerja bagi British Telecom yang memerlukan sosok yang dapat memonitor proyek
mereka di Indosat. Saat itu selama setahun saya sempat mencicipi suasana
internasional. Salah satu nama yang saya ingat antara lain Kevin Mc Cormick yang
menjabat sebagai GM South East Asia Operations, saat itu saya harus memberikan
laporan rutin kepada beliau.
Bicara soal "berkelas” dalam hal ini tentu
saja masih bisa diperdebatkan, karena secara “kasta”, menurut Kiyosaki, kasta enterpreneur
dan lalu kasta investor adalah tingkatan yang lebih tinggi dibanding kasta karyawan
yang kalau dimaksimalkan mungkin bisa sampai ke kasta profesional. Jadi jangan
terlalu berbangga menjadi karyawan meski sekelas MNC, karena berbeda dengan
enterpreneur atau investor yang sudah berada di level kebebasan finansial, maka
karyawan masih harus bekerja keras untuk mendapatkan kompensasi.
Secara pribadi, hal yang saya rasakan saat
2 tahun terakhir bekerja di MNC yang bergerak di bidang IT, meski gaji naik 30%
dari perusahaan sebelumnya, ternyata secara bonus perusahaan lama setidaknya di
tahun pertama sama sekali tidak kalah. Bisa jadi karena di perusahaan lama
level saya saat itu sudah mencapai GM sementara di perusahaan skr selevel
Country Manager. Kenapa hal itu bisa
terjadi ? secara umum biasanya perpindahan dari perusahaan lokal ke MNC adalah
penurunan level secara jabatan, meski secara kompensasi yang berlaku justru
sebaliknya.
Hal menarik lainnya adalah pada aplikasi
Linkedin tawaran pekerjaan yang datang pada
saya malah melonjak lebih tinggi dibanding sebelumnya. Sepertinya head hunter
memang memilih jebolan MNC tertentu dan secara otomatis, bekerja di MNC seakan
akan membuka peluang yang lebih besar bagi kita untuk pindah ke MNC lainnya.
Beberapa tawaran cukup menarik saya terima seperti bekerja di Inggris atau dari
perusahaan MNC lainnya seperti Sa*sung, Del*itte Consulting ataupun Len*vo,
namun bagi saya pekerjaan saat ini sudah cukup menantang sebagai aktualisasi
diri, jadi memang tidak semata mata demi penghasilan.
Kesimpulan
Ke Part 2 : http://hipohan.blogspot.co.id/2016/04/suka-duka-bekerja-di-multi-national_84.html