Sebenarnya sudah
hampir 10 tahun yang lalu saya ingin pergi ke Pulau Komodo namun saat itu rute yang
biasa ditempuh adalah via Bali atau Lombok menggunakan jalur laut. Karena terlalu jauh dan lama, rencana ini selalu urung. Selain itu juga karena istri
masih ragu, mengira destinasi ke Pulau Komodo tidak menarik, gersang, dan hanya
terfokus pada seputar reptil. Namun setelah Labuan Bajo memiliki bandara udara
sendiri, maka destinasi ke NTT menjadi semakin populer.
Setahun lalu, Facebook
salah satu teman kantor saat ke Pulau Padar membuat keinginan saya yang sudah
lama terpendam kembali menyala, setelah menunjukkan foto-foto menarik pada
istri, dan khususnya snorkling di sekitar Labuan Bajo, istri yang memang
menggemari kehidupan bawah laut sejak snorkling pertama kali di sekitar Gili
Trawangan bertahun tahun lalu, mulai menunjukkan minat. Begitu juga Si Bungsu
yang sempat menggemari band lokal Barasuara juga semakin tertarik setelah
melihat vokalisnya juga berkunjung ke kawasan yang sama, meski sebelumnya dia
lebih memilih ke Bali. Sedangkan Si
Sulung, yang sejak dulu memang lebih menyukai destinasi lokal ketimbang luar
negeri, hanya perlu koordinasi soal waktu yang pas agar tidak menggganggu
skedul magangnya di salah satu media bisnis milik Kompas.
Karena ternyata
membutuhkan fisik yang prima, akibat banyaknya aktifitas snorkling dan
trekking, istri mensyaratkan hal lain yakni, saya harus mengurangi berat badan
minimal 10 kg. Maka sejak Januari 2017,
saya sengaja melakukan aktifitas tambahan, yakni sepeda, jalan cepat dan sesekali
lari, dengan target 200 km per bulan. Syukur akhirnya satu minggu sebelum Bulan
Ramadhan 2017 berakhir saya berhasil menurunkan berat sekitar 10 kg dari 98 kg ke 88 kg.
Setelah
mempelajari peta, saya baru menyadari Kelimutu yang biasa kita lihat di uang
Rp. 5000 an, dan Labuan Bajo juga berada di propinsi yang sama alias NTT bahkan
juga pulau yang sama alias Flores. Karena
kami sekeluarga sudah mengunjungi tempat eksotis seperti Danau Toba, Bromo,
Merapi, tentu saja melengkapinya dengan Kelimutu akan membuat cakupan petualangan
kami di Indonesia menjadi semakin luas.
Bahkan bukan cuma di uang Rp. 5000 an lama, di uang Rp. 50.000 an baru, kita bisa melihat penampakan Pulau Padar. Pada uang baru memang ada beberapa destinasi wisata yang dianggap mewakili Indonesia, selain Pulau Padar, kita juga bisa melihat Raja Ampat (Papua) , Derawan (Kalimantan Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Bromo (Jawa Timur) , Ngarai Sianok (Sumatera Barat) dan Banda Neira (Maluku)
Sedikit cerita mengenai NTT, propinsi ini memiliki total sekitar 550 pulau, dan tiga pulau terbesarnya adalah Flores, Sumba dan sebagian Timor atau Timor Barat, karena bagian timurnya sudah merupakan bagian dari Timor Leste yang memisahkan diri pada 2002. Jumlah penduduknya hanya sekitar 5 juta jiwa dan terdiri dari 8 etnis. Secara keyakinan, 55 % beragama Katolik, 35 % beragama Kristen, sekitar 10% Islam, dan sisanya memeluk agama lain. NTT dipecah menjadi 21 Kabupaten/Kota, dimana salah satunya adalah Manggarai Barat, yang menjadi lokasi tujuan utama saya dan keluarga selain Ende dan Kupang, karena disinilah terletak Taman Nasional Komodo.
Setelah mencari
tanggal yang pas dimana semua anggota keluarga bisa hadir. Semua tiket saya pesan
awal April 2017 melalui Tiket.Com, tentunya setelah berkali kali menyesuaikan
jam terbang, harga tiket serta maskapai untuk mencari kombinasi paling pas. Untuk
perjalanan 5D4N, maka berikut ini perincian dari tiket tersebut, sbb;
Senin 26/6/2017 Jakarta
– Ende (Pulau Flores Timur)
- Garuda - GA 456 jam 04:55 Jakarta - Kupang (Timor) 2 jam 55 menit
- Transit 4 jam 15 menit.
- Garuda - GA 7027 jam 1305 Kupang (Timor) - Ende (Flores Timur) 1 jam 5 menit.
- Garuda - GA 7027 jam 14:40 Ende (Pulau Flores Timur) - Labuan Bajo (Flores Barat) 50 menit.
- Wings Air - IW 1899 jam 16:00 Labuan Bajo (Flores Barat) – Denpasar (Bali) selama 1 jam 20 menit
- Lion Air- JT 33 jam 18:15 Denpasar (Bali) – Jakarta
Catatan
Jangan lupa waktu di NTT dibanding Jakarta dan Bandung
sejam lebih cepat, hal ini perlu diingat baik-baik agar jangan sampai estimasi
waktu terbang menjadi tidak akurat. Akan lebih mudah jika gadget anda diset
untuk menyesuaikan secara otomatis dengan waktu setempat. silahkan lanjut ke link berikutnya di http://hipohan.blogspot.co.id/2017/07/jelajah-nusa-tenggara-timur-part-2-dari.html
No comments:
Post a Comment