Wednesday, November 06, 2013

Person In Charge

Beberapa hari lalu saya mengikuti training 1st Aid. Saat training banyak sekali dilakukan simulasi termasuk step2 ketika melakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation). Tanpa sadar salah satu teknik simulasi ternyata sangat menarik dan menyadarkan saya kenapa sering sekali suatu penugasan dalam organisasi tidak berjalan dengan semestinya.

Ternyata sebelum masuk ke fase CPR, selain melihat situasi-nya berbahaya bagi sang penyelamat atau tidak, maka yang termasuk tindakan awal yang perlu dilakukan adalah menunjuk salah satu dari kerumunan orang (yang umum terjadi jika ada incident). Apakah ada yang aneh dengan petunjuk diatas ? sementara pada kebanyakan kejadian, penolong akan berteriak begitu saja dan lalu memberikan perhatian penuh pada korban.

Oke amati baik2 instruksi diatas, dan ingat ! hanya salah satu saja, dan bukan cuma berteriak "Tolong kontak rumah sakit atau paramedis terdekat !" ke arah kerumunan orang. Hemm model seperti ini tujuan-nya adalah agar kerumunan orang yang ditunjuk tidak saling mengandalkan sehingga tidak ada yang merasa bertanggung jawab untuk memanggil paramedis terdekat.

Paralel barulah kita melakukan CPR dengan teknik DRCAB * (Danger, Respond, Compression, Airway, Breathing). Dimana artinya adalah amati apakah situasi-nya berbahaya, cek tanda2 kehidupan dari korban, lakukan gerakan kompresi ke titik tertentudi  tubuh korban, pastikan jalan napas terbuka, lalu hembuskan udara dari mulut ke mulut).

Hal ini mengingatkan saya akan akan kebiasaan dalam project management. Sering sekali diskusi untuk mencari solusi berakhir begitu saja tanpa menetapkan dead line dan siapa PIC yang ditunjuk. Lalu saat diskusi berikutnya pun tiba, tanpa benar2 ada progres yang selesai secara signifikan, karena ya itu tadi, setiap orang saling mengandalkan dan mengira sudah diselesaikan oleh yang lain-nya. Disinilah penting-nya proses penunjukan, dan dengan demikian jelas siapa penanggung jawab-nya.

Itu juga sebab-nya email yang "To"-nya menunjuk terlalu banyak orang biasanya jarang direspon. Pengalaman saya saat menjadi Project Manager di salah satu proyek British Telecom (selanjutnya kita sebut BT) menunjukkan hal yang sama. Salah seorang petinggi BT mengomentari kebanyakan proyek gagal karena tidak jelas siapa "owner" dari suatu aktifitas yang direncanakan untuk jalan.

* Pada masa lalu urutan yang digunakan adalah DRABC, namun karena detik2 kehidupan sangat berharga (golden period), maka saat ini sudah dilakukan perubahan yakni memaksa organ bekerja dengan Compression terlebih dahulu.

2 comments:

Syaila Safina said...

Pak, mungkin bisa 'lebih' dishare pengalaman selama menghandle project management.

Unknown said...

Kebiasaan bgt di Indonesia, Pak, kalo rapat ga ada deadline dan solusi serta penanggung jawab yg jelas :)