1. Menyikapi pembullyan terhadap saksi Idham dengan FoxPro nya, saya tergerak menjelaskan sesuai background saya dalam IT sw engineering. Lalu saya coba tonton videonya secara lengkap, intinya saksi ybs mengaku mendapatkan file dengan format CSV dari IT Gerindra yang mendapatkan data tsb dari KPU.
2. Lalu ybs melakukan proses import dari format CSV (comma separated values) ke format XLS (ms Excel) lalu ke format DBF. Kenapa ? Krn ybs memang terlihat familier dengan FoxPro dan xBase (keluarga DBF). Dalam dunia IT ada banyak programmer yang menyukai tools tertentu dan tidak tertarik menggantinya krn semua yang diperlukan bisa mereka dapatkan dengan tools tsb.
3. Dengan fasilitas Excel saksi melakukan export ke berbagai file dengan format DBF yang dipisah2 dalam folder sesuai hirarki daerah dr mulai propinsi, kabupaten/kota dst. Kenapa dipilah ? Krn datanya cukup besar, dan memilah akan memudahkan saksi menguji data tsb per lokasi.
4. Kenapa FoxPro ? karena database pilpres memang sederhana, dan dalam demonya saksi menganggap FoxPro (yang naturalnya memang menggunakan DBF) cukup andal untuk menguji kelengkapan dan ke'unik'an/integritas data.
5. Aplikasinya jadul ? Iya, namun yang diuji adalah kelengkapan data dengan sampling lokasi sangat terbatas. Sebagai contoh saksi lain yang berpredikat sebagai doktor ahli fisika komputasi dari ITS menggunakan perangkat lunak robot dan menggunakan API untuk menghasilkan data berformat JSON lalu diuji dengan Delphi, yang diunduh secara berkala untuk menunjukkan kekacauan integritas data termasuk tidak adanya hasil scan C1 atau tidak konsistennya soal penjumlahan pada data Situng KPU.
6. Apakah saksi pasti salah ? Belum tentu krn KPU juga belum tentu benar dan KPU belum menjelaskan/menjawab soal keanehan data (termasuk soal data ganda) yg ditemukan saksi.
7. Masak sih IT BPN menggunakan FoxPro ? Belum ada konfirmasi apakah saksi bagian dari team IT BPN atau saksi cuma kebetulan memiliki kemampuan dalam bidang IT dan melakukan investigasi scr pribadi. Begitu juga saksi dari ITS yang juga bukan merupakan bagian dari IT BPN.
8. Kan FoxPro yang saksi gunakan bekerja dengan database dedicated yang tak terkoneksi scr internet ? Betul ! itu sebabnya dalam kasus saksi diatas dia menggunakan database offline yang menggunakan hasil import dr CSV lalu ke XLS dan akhirnya DBF.
9. Apa iya saksi bisa dengan mudahnya mendapatkan no eKTP dan KK sementara data tsb rahasia ? Dalam demo saksi menggunakan identitas dimana 4 dijit terakhir menggunakan asterik alias tetap menjaga kerahasiaan data DPT.
10. Jelas saja saksi menemukan data ganda karena dia tidak menggunakan 4 dijit terakhir dalam membandingkan no identitas. Ya itu bisa saja terjadi, namun korelasi kesamaan nama lalu kesamaan no kk, kesamaan no ktp (meski misalnya 4 dijit terakhirnya dari kedua identitas tsb) tidak dibandingkan, tetap saja merupakan keanehan yang harus dijawab KPU.
11. Jadi siapa yang benar ? Duduk bareng dan diskusi bersama antara saksi dan KPU lah yang bisa menjawab siapa sebenarnya yang salah dan siapa yang benar. Jangan lupakan fakta bahwa sd skr KPU belum menjalankan audit IT forensik.
12. Ibarat menulis puisi, kita bisa menggunakan kertas bekas bungkus belanjaan atau sutra sekalipun sebagai media, krn keindahan (baca : kebenaran) itu ditentukan itu bukan oleh medianya (baca : aplikasi) namun pemilihan kata2nya (baca : integritas data dalam merefleksikan fakta).
2. Lalu ybs melakukan proses import dari format CSV (comma separated values) ke format XLS (ms Excel) lalu ke format DBF. Kenapa ? Krn ybs memang terlihat familier dengan FoxPro dan xBase (keluarga DBF). Dalam dunia IT ada banyak programmer yang menyukai tools tertentu dan tidak tertarik menggantinya krn semua yang diperlukan bisa mereka dapatkan dengan tools tsb.
3. Dengan fasilitas Excel saksi melakukan export ke berbagai file dengan format DBF yang dipisah2 dalam folder sesuai hirarki daerah dr mulai propinsi, kabupaten/kota dst. Kenapa dipilah ? Krn datanya cukup besar, dan memilah akan memudahkan saksi menguji data tsb per lokasi.
4. Kenapa FoxPro ? karena database pilpres memang sederhana, dan dalam demonya saksi menganggap FoxPro (yang naturalnya memang menggunakan DBF) cukup andal untuk menguji kelengkapan dan ke'unik'an/integritas data.
5. Aplikasinya jadul ? Iya, namun yang diuji adalah kelengkapan data dengan sampling lokasi sangat terbatas. Sebagai contoh saksi lain yang berpredikat sebagai doktor ahli fisika komputasi dari ITS menggunakan perangkat lunak robot dan menggunakan API untuk menghasilkan data berformat JSON lalu diuji dengan Delphi, yang diunduh secara berkala untuk menunjukkan kekacauan integritas data termasuk tidak adanya hasil scan C1 atau tidak konsistennya soal penjumlahan pada data Situng KPU.
6. Apakah saksi pasti salah ? Belum tentu krn KPU juga belum tentu benar dan KPU belum menjelaskan/menjawab soal keanehan data (termasuk soal data ganda) yg ditemukan saksi.
7. Masak sih IT BPN menggunakan FoxPro ? Belum ada konfirmasi apakah saksi bagian dari team IT BPN atau saksi cuma kebetulan memiliki kemampuan dalam bidang IT dan melakukan investigasi scr pribadi. Begitu juga saksi dari ITS yang juga bukan merupakan bagian dari IT BPN.
8. Kan FoxPro yang saksi gunakan bekerja dengan database dedicated yang tak terkoneksi scr internet ? Betul ! itu sebabnya dalam kasus saksi diatas dia menggunakan database offline yang menggunakan hasil import dr CSV lalu ke XLS dan akhirnya DBF.
9. Apa iya saksi bisa dengan mudahnya mendapatkan no eKTP dan KK sementara data tsb rahasia ? Dalam demo saksi menggunakan identitas dimana 4 dijit terakhir menggunakan asterik alias tetap menjaga kerahasiaan data DPT.
10. Jelas saja saksi menemukan data ganda karena dia tidak menggunakan 4 dijit terakhir dalam membandingkan no identitas. Ya itu bisa saja terjadi, namun korelasi kesamaan nama lalu kesamaan no kk, kesamaan no ktp (meski misalnya 4 dijit terakhirnya dari kedua identitas tsb) tidak dibandingkan, tetap saja merupakan keanehan yang harus dijawab KPU.
11. Jadi siapa yang benar ? Duduk bareng dan diskusi bersama antara saksi dan KPU lah yang bisa menjawab siapa sebenarnya yang salah dan siapa yang benar. Jangan lupakan fakta bahwa sd skr KPU belum menjalankan audit IT forensik.
12. Ibarat menulis puisi, kita bisa menggunakan kertas bekas bungkus belanjaan atau sutra sekalipun sebagai media, krn keindahan (baca : kebenaran) itu ditentukan itu bukan oleh medianya (baca : aplikasi) namun pemilihan kata2nya (baca : integritas data dalam merefleksikan fakta).