Tuesday, March 10, 2020

Mengenang Paman – Bahasa Inggris dan Kartu Pos dari Newcastle


Menjelang kuliah di Newcastle upon Tyne, Inggris, paman seperti biasa ke rumah kami di Bandung, seingat aku antara antara tahun 1980 sd 1982. Kali ini paman membawa sekumpulan buku dan kaset untuk belajar bahasa Inggris. Radio-Tape JVC yang biasa paman pakai saat di rumah kami, buat mendengar lagu-lagu The Beatles seperti lagu kesukaan beliau Michelle, kini digunakan untuk mendengarkan pelajaran. Paman juga membawa sekumpulan novel dengan jumlah kata yang dibatasi, misal edisi 1000 kata, edisi 3000 kata, edisi 5000 kata, dll. Buku-buku ini untuk memudahkan belajar bahasa Inggris dengan menggunakan kosa kata terbatas.  

Salah satu buku itu menggambarkan sosok pemuda Indian, berambut panjang dengan senjata lengkap sedang duduk setengah jongkok di depan genangan air. Aku sering lama2 memandangi cover ini sembari membayangkan barangkali seperti inilah sosok Winnetou yang diceritakan dalam rangkaian novel karya Karl May. Buku-buku ini memang akhirnya setelah dibaca habis oleh paman, diberikan pada kami dengan anjuran untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing. 

Paman memang sosok yang tak pernah berhenti belajar, mungkin itu sebabnya aku dan abangku selalu diminta Ibu untuk meniru sosok paman.  Beberapa masa setelah meninggalkan Bandung, paman pun akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mengambil Master of Philosophy di Newcastle upon Tyne. Paman memulai sekolah tahun 1985 dan selesai 1987 dengan gelar M.Phil.  Beberapa bulan kemudian, kami sekeluarga dikirimi paman, foto beliau dengan latar belakang kampus, dengan latar rerimbunan pepohonan yang asri,  dengan sosok paman berkumis tebal serayatersenyum lebar menggunakan kostum musim dingin. 

Tahun 1997 sd 2001 Paman kembali sekolah di USM (Universiti Sains Malaysia) mengambil PhD. Saat paman ke Bandung beberapa tahun lalu, paman menasehati aku untuk mengambil S3. Jelas bukan hal yang mudah, namun nasihat paman selalu terngiang2 di benakku, entah kapan bisa aku realisasikan. 

Meski aku tak sempat mengecap pendidikan di Eropa atau Amerika, inspirasi dari paman untuk bersekolah di luar, akhirnya berhasil dicapai abangku yang mendapatkan kesempatan mengikuti jejak paman, mengambil master di Kentucky State University  US setelah menyelesaikan kuliahnya di Manajemen Universitas Padjadjaran. 

Menurut paman, genetik guru memang ada pada leluhur kami, sebagaimana nasihat beliau pada putra bungsunya Al Ghazali untuk mengikuti jejak leluhur menjadi pengajar, akupun karena nasihat paman akhirnya 7 tahun terakhir mulai mengajar di Magister Ekonomi UI Salemba, dan setelah pindah ke Bandung per 2019 mulai mengajar di Binus@Bandung. 

No comments: