Dalam perekrutan pegawai pun misalnya, ayah juga tidak ragu untuk memberikan kepercayaan dan mempertimbangkan rekomendasi para anak buah setempat. Misalnya ketika salah seorang pegawai senior yakni Pak Suparno merekomendasikan Asikin, seorang pemuda yang baru lulus SMP untuk bekerja di Kantor Pos Babat.
Asikin, dengan ukuran badannya yang belum sepenuhnya bertumbuh ini sering menjadi bahan gurauan diuantara teman2 sekerjanya. Selain bertubuh mungil kalau di telepon pun suaranya merdu (mirip suara gadis).
Sampai – sampai salah seorang pegawai Kantor Pos Tuban sangat kesemsem dengan suara Asikin (dia benar2 mengira mas Asikin adalah seorang gadis manis, ayu dan lembut). Mengetahui akan hal tesebut, teman2 sekerja Asikin pun memaksa mas Asikin untuk mengaku sebagai seorang wanita yang bernama ‘Sri’. Segenap harapan dan gambaran ’mas dari Tuban’ tersebut tentang seorang gadis nan ideal pun selalu diberikan dengan senang hati oleh teman2 Asikin). Apabila Asikin tengah menerima telepon dari Tuban, mereka akan turut berkeliling mendengarkan di sekitarnya, dengan tertawa ditahan sambil memberikan instruksi dan petunjuk.
Tapi, setelah aku tanya Ibuku, tidak diketahui dengan jelas bagaimanakah akhir dari ’kisah cinta sejenis’ ini.
No comments:
Post a Comment