Suatu hari, saat masih bocah, aku menemukan kartu anggota partai tertentu dengan nama dan foto Ayah tertera didalamnya. Gambar pada kartu tersebut sungguh mengesankan. Seekor banteng yang menanduk dan mendengus garang dengan asap mengepul dari hidungnya.
Setelah terpukau beberapa saat, aku berlari menemui Ibu-ku. Saat itu aku sudah di Sekolah Dasar dan sedikit banyak aku tahu tentang pelajaran G30S PKI yang diajarkan di sekolah. Karena itu dengan setengah berteriak aku mengacung2kan kartu anggota partai itu, dan berlari menemui ibu.
"Maaaa maaa maa..papa dulu PKI yaaaa ?" Ibuku terperangah, namun begitu melihat kartu anggota partai yang ada di tanganku langsung tersenyum. "Ohh ...itu PNI amang (amang atau kadang disingkat mang adalah panggilan khas di daerah Tapanuli untuk anak lelaki. "Terus PNI itu sendiri ada dua macam amang, ada yang nasionalis dan ada yang disusupi oleh komunis" demikian lanjut Ibu.
Jadi memang daripada membuat dan membangun partai sendiri, lebih mudah menyusupi dan mengambil alih yang sudah ada. Itu adalah gejala2 umum yang terus berlangsung sampai saat ini, dan mungkin nanti.
No comments:
Post a Comment