Lamartine (lengkapnya Alphonse Marie Louis Prat de Lamartine),
seorang sejarawan, politikus dan penulis terkemuka Prancis menyatakan bahwa:
"Jika keagungan adalah sebuah tujuan,
maka kecilnya fasilitas yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, serta
menakjubkannya hasil yang dicapai menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia, siapakah yang berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern
dengan Muhammad ? Tokoh-tokoh lain itu hanya membangun pasukan, hukum dan kerajaan saja, mereka hanyalah menciptakan kekuatan-kekuatan material yang akhirnya hancur bahkan di
depan mata mereka sendiri".
"Sementara Muhammad
bergerak tidak hanya dengan tentara, hukum, kerajaan, rakyat dan dinasti, tapi
jutaan manusia di dua per tiga wilayah dunia saat itu, lebih dari itu, ia telah
merubah altar-altar pemujaan berhala, sesembahan, agama, pikiran, kepercayaan serta
jiwa. Kesabarannya dalam kemenangan dan ambisinya yang dipersembahkan untuk satu
tujuan tanpa sama sekali berhasrat membangun kekuasaan,
sembahyang-sembahyangnya, dialognya dengan Tuhan, kematiannnya dan
kemenangan-kemenangan (umatnya) setelah kematiannya; semuanya membawa keyakinan
umatnya hingga ia memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma. Dogma yang
mengajarkan ketunggalan dan keghaiban (immateriality) Tuhan yang mengajarkan
siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan Tuhan palsu dengan kekuatan dan
mengenalkan Tuhan yang sesungguhnya dengan kebijakan. Seorang filosof yang juga
seorang orator, prajurit, ahli hukum, penakluk ide, pengembali dogma-dogma
rasional dari sebuah ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20 kerajaan di bumi dan
satu kerajaan spiritual, ialah Muhammad. Dari semua standar bagaimana kehebatan
seorang manusia diukur, mungkin kita patut bertanya: adakah orang yang lebih
agung dari dia?”
* Dikutip dari artikel Detik
(dengan tambahan di sana sini) saat ramadhan 2012
No comments:
Post a Comment