Friday, December 16, 2016

Animal Farm – George Orwell


Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mengonsumsi tanpa menghasilkan.
Ia tidak memberi susu, ia tidak bertelur, ia terlalu lemah untuk menarik bajak, ia tidak bisa lari  cepat untuk menangkap terwelu.
Namun ia adalah penguasa atas semua binatang.
Manusia menyuruh binatang bekerja, manusia mengembalikan seminimal mungkin hanya agar supaya binatang tidak mati kelaparan, dan sisanya tetap untuk manusia sendiri.
Tenaga kami untuk membajak sawah, kotoran kami untuk menyuburkan tanah, tetapi tak satupun dari kami memiliki tanah meski hanya seluas kulit kami.

Major - Sang Babi

Saya tahu sedikit tentang novel ini justru bukan karena membacanya namun karena menginterpretasi karya Pink Floyd dengan judul Animals, dimana Waters dan kawan kawan mengangkat tiga jenis hewan sebagai bintang dalam album ini, yakni Pigs, Dogs dan Sheep. Album ini juga dihiasi suara latar ketiga mahluk tersebut dan akan lebih mencekam kalau didengar di malam hari. Secara berurutan ketiga jenis hewan tersebut mewakili kelompok pengusaha, kelompok tentara dan kelompok pekerja.

George Orwell (Eric Arthur Blair) lahir 1903 di India, lalu pindah ke Inggris tahun 1907. Orwell yang memang suka menulis mulai mengasah bakatnya sejak bersekolah di Eton. Sempat bekerja di kepolisian saat bertugas di Burma, setelah mengalami kesulitan ekonomi, Orwell pindah ke Paris dan memutuskan menjadi guru serta penulis lepas. Orwell juga senpat terlibat dalam perang saudara di Spanyol di pihak republik dan sempat terluka. Novel dalam bentuk alegori (gaya bahasa yang menjelaskan sesuatu namun tidak secara harafiah) politik ini ditulis tahun 1945, dan bersama beberapa novel lain mengantarnya menjadi penulis tenar. Beliau meninggal di London tahun 1950.



Kisah ini sejatinya mengenai pemberontakan para binatang di sebuah peternakan terhadap dominasi manusia. Terinspirasi oleh orasi Major Sang Babi senior yang akhirnya mati, maka dua babi muda yakni Snowball dan Napoleon bahu membahu, memimpin rombongan binatang untuk mengalahkan manusia. 

Namun alih-alih menghancurkan kediktatoran, lambat laun dengan dipimpin Napoleon Sang Babi serta anjing-anjing penjaga buas, akhirnya Napoleon justru menjadi kediktatoran baru lengkap dengan kesadisan seperti perebutan kekuasaan dengan Snowball, lalu pembunuhan lawan politik, menjadikan dirinya sendiri sebagai pahlawan, mengubah undang-undang tujuh aturan agar menguntungkan pihak Napoleon sebagai penguasa. Perubahan tujuh aturan ini mengingatkan kita akan kotornya politik, yang mengubah ubah janji politiknya untuk mempertahankan kekuasaan. 

Konon kabarnya, yang dimaksud Orwell dalam buku ini adalah Uni Soviet. Tepatnya saat rakyat menghancurkan Kekaisaran Rusia, dan masa-masa setelahnya. Kebetulan Orwell memang dikenal sebagai pendukung sosialisme demokratis dan juga merupakan anggota komunitas partai buruh, serta juga sebagai pengeritik kebijakan Stalin (yang di dalam buku ini diduga diperankan oleh Napoleon Sang Babi).

Disamping Napoleon, analogi pemeran lain dengan situasi Uni Soviet di masa itu adalah Major sang babi tua memerankan Karl Marx, Snowball memerankan Trotsky, dan Squaler memerankan koran pemerintah alias Pravda. Sedangkan pemilik peternakan Jones memerankan Tsar Nicholas II, Frederick (pemilik peternakan tetangga) memerankan Hitler, dll.  Buku cerdas yang menarik dibaca sekaligus memperkuat teori “absolute power tends to corrupt”.









No comments: