Sebelum ke Anoi
Itam Resort, Bang Romi minta waktu menyiapkan sertifikat Kilometer 0 bagi kami
berempat, dan sambil menunggu di salah satu persimpangan di Kota Sabang,
anak-anak yang sudah kangen dengan Bandung, saya belikan Roti Bakar Bandung
yang ternyata memang dikelola seorang perantauan asal Cibiru. Senang juga berbicara dengan bahasa Sunda
dengan para perantau tangguh ini.
Setelah Subuh
saya bergegas kembali ke gazebo dipinggir laut, sayang matahari pagi tidak
muncul karena tebalnya awan, namun saya sempat menangkap momen pagi ini dengan
menjadikan pagar sebagai pengganti tripod.
Sekitar Jam 08:00
pagi tepat kami langsung menuju Pelabuhan Balohan, menempuh sekitar 16 km
dengan jalan memutar. Nampak sapi berkeliaran di jalan, seperti biasanya
sapi-sapi disini memang dibiarkan berkeliaran, kadang tidak hanya satu, bahkan
satu keluarga sapi bisa saja berdiri di tengah jalan di malam hari dengan
tampang tanpa dosa. Bang Romi mengatakan, seandainya tertabrak pun, pemilik
sapi biasanya tidak akan menuntut, karena kuatir harus mengganti kerusakan
mobil akibat membiarkan sapi berkeliaran.
Sebagai kenang-kenangan Bang Romi membantu kami mengurus sertifikat "Kilometer 0 Indonesia", dengan di tanda tangani Walikota Sabang, yakni Zulkifli H. Adam. Hemm menarik juga cara yang dilakukan Sabang dalam melayani wisatawan sudah jauh-jauh datang.
Apakah sudah
semua obyek wisata di Pulau Weh kami kunjungi ? jelas tidak, berikut ini
destinasi wisata yang sempat kami kunjungi di sekitar Pulau Weh
Rubiah Sea Garden.
Balohan Port.
Tugu Kilometer 0.
Rubiah Island.
Iboih Beach.
Gapang Beach.
Anoi Itam Beach.
Aneuk Laot Lake.
Sumur Tiga Beach.
Bukit Pulau Klah.
Bukit Pulau Klah.
Monumen Sabang Merauke.
Monumen I Love Sabang.
Kencana Cafe – Aneka Hidangan Sabang.
Murah Raya Cafe – Ikan Bakar Sabang.
Dan berikut yang tidak sempat dikunjungi
No comments:
Post a Comment