Sebagai penggemar film perang, saya merekomendasikan ini sebagai salah satu film bertema perang terbaik yang pernah saya tonton. Sama sekali tidak menyangka kalau mantan istri John Cameron yaitu Kathryn Bigelow, ternyata seorang sutradara yang juga dan mampu membuat film berkelas seperti "The Hurt Locker".
Film ini sendiri bercerita tentang seorang penjinak bom angkatan bersenjata Amerika bernama William James (diperankan oleh Jeremy Renner dengan sangat baik) yang menggantikan rekan seniornya Thompson yang lebih dulu tewas ketika gagal menjinakkan bom dalam salah satu tugasnya. Berdampingan dengan dua orang mantan rekan Thompson yang cara kerjanya berbeda terutama dalam hal filosofi akan kematian, membuat diantara mereka muncul percikan ketegangan yang juga mewarnai sepanjang film. Ketegangan ini khususnya terjadi antara prajurit Sanborn (diperankan oleh Anthony Mackie) yang sangat "strict to the rules" dengan James sang penjinak bom yang tidak kenal takut, tak perduli aturan, cuek dan sekaligus kecanduan perang.
Meski sepanjang film diwarnai ketegangan dalam menjinakkan bom, baku tembak dengan gerilyawan Irak, bom bunuh diri dengan memanfaatkan jenazah, serta pemaksaan penduduk sipil menjadi bom hidup, sayang tidak dijelaskan juga bagaimana dan apa yang melatar belakangi penduduk irak dalam melakukan perlawanan terhadap pendudukan Amerika. Sepertinya film ini memang lebih banyak bercerita dengan sudut pandang tentara Amerika, yang diwarnai adegan shoot ala adegan live, dan kamera di posisi seakan akan penonton lah pelaku sebenarnya.
Secara teknis beberapa adegan menyuguhkan gerakan lambat dengan kamera berkecepatan tinggi, sehingga semburan pasir dan batu akibat ledakan bom digambarkan dengan begitu indah sekaligus mengungkapkan kengerian dengan cantik.Yang patut disorot juga adalah akting Guy Pearce dalam memerankan Thomson, yang meski muncul sekejap tetapi menimbulkan kesan mendalam.
Film ini sendiri bercerita tentang seorang penjinak bom angkatan bersenjata Amerika bernama William James (diperankan oleh Jeremy Renner dengan sangat baik) yang menggantikan rekan seniornya Thompson yang lebih dulu tewas ketika gagal menjinakkan bom dalam salah satu tugasnya. Berdampingan dengan dua orang mantan rekan Thompson yang cara kerjanya berbeda terutama dalam hal filosofi akan kematian, membuat diantara mereka muncul percikan ketegangan yang juga mewarnai sepanjang film. Ketegangan ini khususnya terjadi antara prajurit Sanborn (diperankan oleh Anthony Mackie) yang sangat "strict to the rules" dengan James sang penjinak bom yang tidak kenal takut, tak perduli aturan, cuek dan sekaligus kecanduan perang.
Meski sepanjang film diwarnai ketegangan dalam menjinakkan bom, baku tembak dengan gerilyawan Irak, bom bunuh diri dengan memanfaatkan jenazah, serta pemaksaan penduduk sipil menjadi bom hidup, sayang tidak dijelaskan juga bagaimana dan apa yang melatar belakangi penduduk irak dalam melakukan perlawanan terhadap pendudukan Amerika. Sepertinya film ini memang lebih banyak bercerita dengan sudut pandang tentara Amerika, yang diwarnai adegan shoot ala adegan live, dan kamera di posisi seakan akan penonton lah pelaku sebenarnya.
Secara teknis beberapa adegan menyuguhkan gerakan lambat dengan kamera berkecepatan tinggi, sehingga semburan pasir dan batu akibat ledakan bom digambarkan dengan begitu indah sekaligus mengungkapkan kengerian dengan cantik.Yang patut disorot juga adalah akting Guy Pearce dalam memerankan Thomson, yang meski muncul sekejap tetapi menimbulkan kesan mendalam.
No comments:
Post a Comment