Hari sangat cerah, lautpun terlihat tenang, perahu langsung menuju Pulau Tegal Mas, menempuh sekitar 6,5 km, akhirnya kami pun sampai di Pulau Tegal Mas. Agak kaget melihat ternyata ada 3 gugusan penginapan yang dibangun di atas laut, karena sejauh ini yang banyak di ekspos di Instagram cuma satu. Gugusan pertama yang terdekat dengan dermaga terlihat sedang direnovasi, lalu gugusan kedua yang rencananya kami gunakan dan dikenal dengan nama Villa Lombok Laut dan gugusan yang terakhir yang sayangnya menggunakan banyak bangunan beton sehingga kurang artistik. Disamping itu ada belasan villa di darat yang sepertinya kurang terawat dan lama tidak digunakan.
Pulau ini merupakan pulau pribadi yang dimiliki oleh Thomas Aziz Riska (kebetulan mirip dengan nama guide kami) , dan mulai dijadikan destinasi wisata sejak 2017. Salah satu keunggulannya, pada salah satu sisi pantainya kita bisa langsung menikmati snorkling. Cukup mengagetkan di pulau kecil ini ternyata kami dijemput pickup, dan lebih kaget lagi melihat pulau ini memiliki truk, hemm kok bisa ya pulau kecil memiliki berbagai kendaraan, meski tidak ada jalan aspal sama sekali.
Ternyata kami terlalu cepat datang, dan tidak bisa langsung istirahat karena skedul check in nya jam 12:00, alhasil kami cuma bisa duduk kepanasan sekitar 2 jam di front office, sayangnya freezer Ice Cream Campina yang ada di front office juga habis, untung si sulung inisiatif membeli beberapa kelapa, yang langsung kami teguk. Karena memang tidak ada jaringan PLN, pulau ini menggunakan genset yang diletakkan diseberang front office, dan bersuara cukup bising, sehingga agak merusak ketenangan alami pulau. Di dinding belakang front office nampak foto pemilik pulau bersama KASAD TNI-AD, yang ternyata sempat singgah sebelum kedatangan kami.
Villa Lombok Laut ini sepertinya kawasan penginapan kedua yang dibangun, setelah gugusan pertama yang sedang direnovasi. Meski di Instagram terlihat indah, sepertinya kualitas bangunannya kurang rapi sebagaimana villa Andreas di Pahawang. Dibagian tengah gugusan villa ada semacam kolam yang dikelilingi semacam jaring hitam yang menutupi sekumpulan hiu kecil dan kura-kura. Setelah check in lalu makan siang, yang mana menunya justru ayam goreng, lalu tidur sebentar, sekitar jam 15 kamipun berangkat menuju Pulau Mahitam.
Pulau Mahitam ini bisa ditempuh dengan jarak sekitar 5 km dari Pulau Tegal Mas, pulaunya bersih, indah dan memiliki keunikan yakni pantainya memanjang sampai ketengah laut, sehingga dari kejauhan wisatawan yang bermain di area ini, seakan akan berjalan di permukaan laut. Sayang saya dronemnya saya tinggalkan di villa Lombok Laut, padahal pulau ini sangat indah jika terlihat dari ketinggian.
Dari sini kami kembali pulang dan singgah sebentar di Pulau Pasir Timbul Sari Ringgung yang unik karena dari kejauhan tidak terlihat pulaunya, namun justru terlihat jelas ada masjidnya. Disini kami istirahat sebentar dan menikmati minuman ringan. Kalau diperhatikan, pulau ini sebenarnya semacam gugusan pasir yang berada tengah laut, selain semacam warung kecil dan masjid, disini juga ada penginapan yang terdiri dari beberapa kamar. Lokasi pulau ini tepat berada di tengah2 antara Pulau Mahitam dan Pulau Tegal Mas.
Malam hari kami makan di resto Pulau Tegal Mas, dan baru menyadari, kamilah satu2nya tamu yang menginap. Sepanjang makan malam, kucing pulau berdatangan dan berkeliaran mengeong di sekitar kami dan sebagian bahkan naik ke meja, alhasil makan malamnya benar2 rusuh. Setelah makan kami shalat di masjid terapung yang bersih, berkarpet tebal dan sangat sejuk karena dilengkapi beberapa AC. Suara kayu yang berderak serta lantai masjid yang berjarak sekitar 50 meter dari bibir pantai mengalun menjadikan shalat kali ini berkesan.
Pagi harinya saya berjalan-jalan melihat gugusan villa ketiga, nampak dua buah speed boat dengan perlengkapan selam, ternyata pemilik pulau alias Pak Thomas dan teman2nya sedang berada di lokasi untuk menyelam. Pak Thomas menyapa saya dengan ramah, setelah basa basi sebentar saya kembali ke villa untuk mengajak keluarga sarapan.
Setelah sarapan dan kembali diganggu gerombolan kucing agresif, kami snorkling di pantai. Tadinya saya pesimis dengan pemandangan bawah lautnya, karena begitu berenang ke tengah, ada berbagai macam sampah plastik di dasar pantai, mulai dari bekas kemasan minyak goreng, sampai bungkus mie instan. Sepertinya ini jadi pekerjaan rumah bagi pengelola pulau. Namun begitu sampai ketengah, pemandangan bawah lautnya lumayan bagus, termasuk “rumah” ikan badut alias Nemo dalam film Finding Nemo karya rumah produksi animasi Pixar. Setelah puas berenang, ada gentong besar berisi air dingin tawar yang sangat segar Ketika kami gunakan untuk berbilas.
No comments:
Post a Comment