Lama tidak baca komik saat ke kamar si sulung saya mendadak melihat komik yang dulu pernah saya hadiahkan buat-nya. Sepertinya Dua Hippo Dinamis (DHD) menarik nih buat dibaca sekitar 1 jam, dan ternyata cukup oke, karena komik traveling seperti tiga manula karya Benny Rachmadi pun termasuk komik yang menarik bagi saya, dan bahkan bisa digunakan sebagai panduan.
Kebetulan saya memang ada niat beli "Naked Traveller" karya Trinity setelah melihat beberapa review yang cukup positif. Namun dalam karya kali ini bukan cuma Trinity yang berperan melainkan Erastiany partner-nya jalan2 dan Sheila Rooswitha. Tak disebutkan siapa sebenarnya Erastianty, namun secara implisit terkesan kalau mereka ini kakak-adik.
Dalam buku ini tak dijelaskan darimana mereka dapat duit buat jalan2, namun tiba2 saja DHD sudah berada di Turky yang dulu-nya memang dikenal sebagai Byzantium. Dari itinerary yang mereka buat terkesan sekali tidak cukup matang karena cukup banyak improvisasi di lapangan.
Tidak tanggung2 petualangan mereka bukan cuma di Instanbul (dulu Konstantinopel), namun juga Ankara, Cappadocia, yang satu sama lain berjaran ratusan kilometer dan bahkan ditempuh dengan kereta semalaman. Cukup banyak hal kocak sepanjang perjalanan, termasuk saat bugil di tempat mandi umum wanita sementara yang lain justru pakai baju mandi. Atau percaya begitu saja pada seorang penipu yang untung-nya baik hati, dan terpisah di angkutan umum.
Jika sejarah yang menjadi minat utama, Istanbul adalah jawaban-nya, namun jika alam yang menjadi minat utama, Cappadocia sepertinya lebih pas. Dalam buku ini, perjalanan ke Cappadocia dapat sekaligus melihat Fairy Chimney, wisata kuliner buah Nectarine, tempat pembuatan anggur, Caravanserai, Derinkuyu (underground city), Uchisar (istana batu), Ihlara Valley, juga wisata balon terbang, dll.
Mereka juga mencoba berbagai makanan Turky di rumah Hasan, teman si Penipu yang baik hati, seperti minuman tradisional Raki (dibuat dari biji2an), Ekmek (roti Turky, maaf jangan salah baca), Baklava (hidangan manis pencuci mulut setelah makan), dll.
Secara ilustrasi Sheila cukup mumpuni, dengan gambar yang sepertinya benar2 mencoba menggambarkan situasi sebenarnya secara detail. Sheila juga piawai menampilkan keramaian jalan serta arsitektur dalam perspektif.
IMO, komik DHD ini menarik, namun sepertinya kurang agresif dan kurang berani dilanjutkan dengan seri2 berikutnya. Covernya juga tidak memberikan kesan kalau ini adalah komik, sehingga mungkin luput dari perhatian. Kalau kita melihat komik2 Herge, jelas cover adalah hal yang sangat penting, memancing rasa ingin tahu, dan indah dengan full colour. Padahal konon sebagai graphic travelogue pertama di Indonesia, kans-nya sebagai buku laris cukup besar. Saya pribadi masih menunggu seri lanjutan-nya kalau ada, semoga saja.
Kebetulan saya memang ada niat beli "Naked Traveller" karya Trinity setelah melihat beberapa review yang cukup positif. Namun dalam karya kali ini bukan cuma Trinity yang berperan melainkan Erastiany partner-nya jalan2 dan Sheila Rooswitha. Tak disebutkan siapa sebenarnya Erastianty, namun secara implisit terkesan kalau mereka ini kakak-adik.
Dalam buku ini tak dijelaskan darimana mereka dapat duit buat jalan2, namun tiba2 saja DHD sudah berada di Turky yang dulu-nya memang dikenal sebagai Byzantium. Dari itinerary yang mereka buat terkesan sekali tidak cukup matang karena cukup banyak improvisasi di lapangan.
Tidak tanggung2 petualangan mereka bukan cuma di Instanbul (dulu Konstantinopel), namun juga Ankara, Cappadocia, yang satu sama lain berjaran ratusan kilometer dan bahkan ditempuh dengan kereta semalaman. Cukup banyak hal kocak sepanjang perjalanan, termasuk saat bugil di tempat mandi umum wanita sementara yang lain justru pakai baju mandi. Atau percaya begitu saja pada seorang penipu yang untung-nya baik hati, dan terpisah di angkutan umum.
Jika sejarah yang menjadi minat utama, Istanbul adalah jawaban-nya, namun jika alam yang menjadi minat utama, Cappadocia sepertinya lebih pas. Dalam buku ini, perjalanan ke Cappadocia dapat sekaligus melihat Fairy Chimney, wisata kuliner buah Nectarine, tempat pembuatan anggur, Caravanserai, Derinkuyu (underground city), Uchisar (istana batu), Ihlara Valley, juga wisata balon terbang, dll.
Mereka juga mencoba berbagai makanan Turky di rumah Hasan, teman si Penipu yang baik hati, seperti minuman tradisional Raki (dibuat dari biji2an), Ekmek (roti Turky, maaf jangan salah baca), Baklava (hidangan manis pencuci mulut setelah makan), dll.
Secara ilustrasi Sheila cukup mumpuni, dengan gambar yang sepertinya benar2 mencoba menggambarkan situasi sebenarnya secara detail. Sheila juga piawai menampilkan keramaian jalan serta arsitektur dalam perspektif.
IMO, komik DHD ini menarik, namun sepertinya kurang agresif dan kurang berani dilanjutkan dengan seri2 berikutnya. Covernya juga tidak memberikan kesan kalau ini adalah komik, sehingga mungkin luput dari perhatian. Kalau kita melihat komik2 Herge, jelas cover adalah hal yang sangat penting, memancing rasa ingin tahu, dan indah dengan full colour. Padahal konon sebagai graphic travelogue pertama di Indonesia, kans-nya sebagai buku laris cukup besar. Saya pribadi masih menunggu seri lanjutan-nya kalau ada, semoga saja.
No comments:
Post a Comment