Wednesday, June 11, 2014

Anies Baswedan

Siapa tidak kenal Nurcholis Madjid alias Cak Nur, meski dia dituduh sebagai tokoh liberal, saya memilih berprasangka baik dan tetap menaruh hormat pada beliau. Saya juga sempat membaca beberapa buku-nya. Menulis buku yang begitu banyak juga merupakan bukti bahwa Cak Nur bukan tokoh sembarangan.  Tahu bahwa beliau lantas menjadi Rektor Paramadina, semakin menambah bobot beliau sebagai ilmuwan Islam. Sepeninggalnya beliau, saya sempat berpikir tak akan ada lagi pengganti setara beliau. Namun munculnya Anies Baswedan (Selanjutnya kita singkat dengan AB) membuat kekuatiran kita kehilangan tokoh sekelas Nurcholis Madjid terobati.

Prestasinya yang diakui dunia dan sempat dianggap sebuah lembaga dunia World Economic Forum tahun 2009 sebagai "Young Global Leaders" dan lalu masuk sebagai 1 dari 20 tokoh dunia pilihan Foresight sebuah majalah Jepang, tahun 2010,  membuat saya semakin kagum. Saya masih mengikuti jejak beliau ketika merapat ke Partai Demokrat dan menjadi salah seorang peserta konvensi. Namun entah salah strategi atau bagaimana, konvensi tak juga dilakukan sebelum Pemilihan Legislatif, dan ketika suara Demokrat terbukti menurun karena hantaman berkali kali kasus korupsi, konvensi yang akhirnya dimenangkan Dahlan Iskan kehilangan bobot.

Saya juga membeli buku Indonesia Mengajar, dan berangan-angan seandainya saja saya baru lulus kuliah, alangkah indahnya dapat mengikuti program ini. Kalimat bernas ala AB "Satu Tahun Mengajar Seumur Hidup Memberi Inspirasi.", turut memberi nyawa bagi program mulia ini.

Namun AB akhirnya, memilih bermanuver dari Partai Demokrat dan mendukung kubu Joko Widodo dengan PDIP, seraya mengeluarkan pernyataan "Agar orang baik memilih orang baik." Hmm ada apa dibalik pernyataan beliau, apakah dengan begitu bisa disimpulkan pemilih kubu Prabowo adalah bukan orang baik ? Prabowo bukan manusia sempurna demikian juga Joko Widodo, bukankan di kedua kubu masing-masing ada Jendral terindikasi pelanggar HAM seperti misalnya kasus pelanggaran HAM Talangsari, kasus kerusuhan 1998, kasus pelecehan wartawati Bulu Tangkis,  kasus pembunuhan Munir  atau jika mengacu ke kasus korupsi, di partai-partai pendukung keduanya masing-masing memiliki pelaku korupsi. Jadi orang baik mana yang AB maksud ?

Anies yang sebelum bergabung dengan Joko Widodo, sempat menjuluki gaya blusukan Joko Widodo ini sebagai pencitraan ini, silahkan lihat di link berikut;

http://www.merdeka.com/politik/anies-baswedan-sebut-blusukan-jokowi-cuma-pencitraan.html

lalu dalam acara debat di Mata Najwa kembali mengeluarkan pernyataan sbb “Buat saya itu malah justru membuat saya makin yakin untuk tidak memilih orang yang sudah lima tahun menghabiskan uang enggak tahu berapa jumlahnya selama lima tahun berturut-turut, beriklan, untuk sebuah posisi, seakan-akan hidup itu hanya untuk jadi presiden.” Wuihh kata "entah" dan "kata "seakan-akan" cukup mengagetkan bagi saya, karena beliau hanya menduga duga namun lantas sudah mengeluarkan pernyataan abu-abu seperti ini. Mengingat latar belakang beliau yang akademik, rasanya aneh menggunakan kata tanpa kejelasan. Kenapa tidak langsung saja mengatakan misalnya "Saya memilih Joko Widodo karena track record beliau mengurus berbagai lapisan masyarakat selama lima belas tahun terakhir." Memang kita bisa melihat hal ini sebagai ambisi semata seorang Prabowo, namun bisa jadi juga karena kecintaan pada bangsa, hanya Allah SWT yang bisa menjawab.


Belum selesai heran saya lagi-lagi beliau mengeluarkan pernyataan baru "Cara berpikir yang mengatakan kekayaan bangsa adalah minyak, gas, tambang, adalah cara berpikir penjajah kolonial. Kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya." Tentu ini adalah pernyataan yang menyerang balik Prabowo dalam debat capres 9/Juni/2014. Namun beliau mungkin lupa, kekayaan minyak, gas dan tambang jika digunakan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan, dan dengan pendidikan yang baik kita dapat memiliki sumber daya manusia berkualitas yang menggunakan kekayaan alam tersebut dengan sebaik-baiknya dan membantu Indonesia berdikari. Artinya pernyataan kedua tokoh tersebut seharusnya sama sekali bukan dipertentangkan.  Karena Prabowo toh tidak mengatakan bahwa kekayaan minyak, gas dan tambang sebagai kekayaan terbesar.

Saat mengomentari pendukung Prabowo, lagi-lagi Anies mengatakan "Perilaku pendukung mewakili sifat yang didukung", dan tak lama kemudian terjadilah aksi vandalisme serta penyegelan sepihak oleh komunitas pendukung Jokowi di kantor TVOne Jogjakarta. Silahkan lihat di link berikut;

http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/07/01/259441/anies-perilaku-pendukung-mewakili-sifat-yang-didukung
http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2072209/massa-pdip-segel-kantor-tv-one-yogyakarta


Saya hormati pilihan AB, meski saya merindukan AB yang dulu sekaligus yang santun, bukankah sebagai guru bangsa seharusnya dia milik semua kelompok, semoga pernyataan2nya dapat membuat bangsa ini sejuk, bukan hanya bagi orang baik, namun juga untuk mengubah yang tidak baik menjadi baik, dan tidak membuat yang sebenarnya baik jadi merasa tidak baik.  Siapapun Presiden yang menang kita hormati sebagai pilihan rakyat serta harus kita dukung bersama-sama untuk menjadi bangsa yang lebih baik.

No comments: