Wednesday, June 18, 2014

Melawan Arus di Komunitas Relawan Jokowi

Entah kenapa seorang teman memasukkan saya ke komunitas relawan Jokowi di Facebook, meski pada awalnya keberatan, lama-lama akhirnya saya mencoba menikmati berada dalam komunitas tersebut. Namun kadang-kadang kuping terasa panas mendengar maki2an yang diarahkan ke Prabowo dan pendukungnya. Bagi saya akhirnya masuk dalam komunitas ini adalah untuk menguji apakah Prabowo dengan semua tuduhan padanya layak atau tidak untuk menjadi presiden.  



Menariknya, saya mengamati, selalu seakan akan ada jawaban yang muncul manakala ada issue yang dilontarkan. Jawaban tersebut bisa dalam bentuk  fakta yang kemudian terungkap atau kejadian yang entah bagaimana menjawab tuduhan-tuduhan tersebut seperti yang baru-baru ini terjadi, misalnya ambruk-nya panggung Jokowi, atau mendadak mesranya Prabowo dan Siti Hediati, berikut beberapa yang saya coba catat;


01. Isteri Prabowo

Soal istri ini menjadi salah satu yang cukup sering diserang. Komunitas selalu mengatakan bahwa bagaimana mau mengurus negara, sedangkan  mengurus keluarga saja tidak bisa.  Namun kita lihat beberapa saat kemudian Siti Hediati menyambut kedatangan Prabowo dengan senyum mesra saat mengunjungi makam Soeharto. Bahkan saat debat capres 2 yakni 15/6/2014 Siti Hediati dan Didit putra tunggal Prabowo justru menunjukkan dukungannya pada Prabowo. Prestasi Didit yang sudah diakui internasional juga menunjukkan bahwa buah pernikahan mereka berhasil menjadi "orang", satu hal yang menjadi indikator keberhasilan keluarga. Silahkan lihat di link berikut;

http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2060195/prabowo-dan-mantan-istri-cipika-cipiki-di-kompleks-makam-soeharto


02. Penegakan HAM

Dalam debat Capres 1 tanggal 9/6/2014, JK menyerang Prabowo soal issue HAM, namun dengan cantiknya Prabowo mengingatkan dalam kondisi khusus, sebagai prajurit, kepentingan orang banyak lah yang lebih utama. Tak lama kemudian gantian Jendral H yang dicecar banyak orang terindikasi terkait kasus Talangsari, lalu mempertanyakan tanggung jawab Jendral W terindikasi sebagai penanggung jawab peristiwa 1998, Jendral S terindikasi terkait pelecehan wartawati Bulutangkis, dan Jendral M terindikasi terkait kasus pembunuhan Munir. Jawaban Prabowo meski dinilai banyak orang emosionil, sepertinya akan banyak meraih suara dari komunitas TNI. Momen ini juga merupakan momentum yang sangat pas, untuk menjelaskan secara gamblang sudut pandang Prabowo melihat kasus ini. Klarifikasi berikutnya bahkan tidak tanggung-tanggung, bukan cuma alumni Trisakti, bahkan keluarga korban Trisakti pun mendukung Prabowo. Silahkan lihat di link berikut;


http://news.okezone.com/read/2011/06/10/337/466641/pembantaian-di-talangsari

http://www.tempo.co/read/news/2012/09/09/078428296/Muchdi-Prawiro-Pranjono-dalam-Kematian-Munir

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/03/29/n36syg-bondan-maknyus-bela-prabowo-salahkan-wiranto

http://www.minihub.org/siarlist/msg03007.html

http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/06/15/keluarga-korban-tragedi-trisakti-98-dukung-prabowo-hatta


03. Jebakan TPID

Dalam debat capres 2 tanggal 15/6/2014, Jokowi yang berusaha menjebak Prabowo dengan singkatan ala pemerintah daerah dan sempat melontarkan DAU dan DAK yang ternyata masih diketahui oleh Prabowo. Gagal dengan jebakannya, Jokowi kembali menjebak Prabowo dengan singkatan TPID, Prabowo dengan jujur menjawab bahwa dia tidak tahu, dan sempat menjadi bahan tertawaan di socmed. Ironisnya Jokowi sendiri ternyata salah saat menyebutkan TPID adalah Team Pengawasan Inflasi Daerah singkatan sebenarnya adalah "Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah". Jika Jokowi fair, seharusnya dia cukup menanyakan "Bagaimana pendapat Pak Prabowo mengenai penanganan inflasi di daerah ?". Namun ternyata saat debat capres berikutnya dengan topic ketahanan negara, meski Prabowo menguasai istilah/singkatan umum di dunia militer, beliau menunjukkan kebesaran jiwanya dengan tidak menggunakan cara yang sama untuk memojokkan Jokowi.  Silahkan lihat di link berikut; 

http://www.bi.go.id/id/moneter/koordinasi-pengendalian-inflasi/pokjanas/Contents/Default.aspx  


04. Ekonomi Kreatif dan Arogansi Prabowo

Masih dalam debat capres 2 tanggal 15/6/2014, saat ditembak mengenai ekonomi kreatif, meski terlihat Prabowo agak sedikit gelagapan, beliau dengan cerdik lantas menunjuk putranya yang terkenal sebagai desainer internasional, dan satu dari sedikit orang yang dipercaya turut merancang BMW Seri 7. Situasi ini menunjukkan meski terkesan tak paham, namun Prabowo justru lewat putranya sendiri sudah membuktikannya, hasil nyata ekonomi kreatif, sementara Jokowi masih sebatas wacana. Silahkan lihat di link berikut;

http://www.worldcarfans.com/112061145209/bmw-individual-7-series-by-indonesian-designer-didit-hediprasetyo


Bahkan bukan cuma itu, Prabowo juga mengakui ide Jokowi, menyalami-nya dengan antusias serta menyatakan persetujuannya, meski team penasihat Prabowo memberikan nasihat untuk selalu berbeda dengan Jokowi. Tindakan ini menurut pakar komunikasi Effendi Ghazali, adalah contoh teknik "stealing the moment" yang sangat baik sekaligus menghapus tuduhan arogansi dan otoriternya seorang Prabowo.

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/15/269585233/Peluk-Jokowi-Prabowo-Saya-Setuju-dengan-Anda


05. Kartu Sehat (Bukti) vs Slogan Kosong Prabowo (Janji)
Prabowo juga dituduh hanya bisa berjanji dan tak bisa membuktikan apa-apa, sebaliknya dalam Debat Capres 2 tanggal 15/6/2014, Jokowi mengeluarkan dua kartu  andalannya untuk tiga pertanyaan yang berbeda. Kartu ini jugalah yang sempat digunakan saat Pemilihan Gubernur, dan sukses mendongkrak suara, meski gagal saat pemilihan gubernur Jawa Barat manakala Rieke menggunakan formula yang sama. Jokowi sendiri tak tahu persis bedanya dengan BPJS dan sepertinya tidak dianalisa benar bagaimana system tersebut sekarang berjalan. Padahal seperti yang sering disebut Jokowi berkali kali yang penting, system-nya. Silahkan lihat di link berikut;


http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/05/130520_jakartahealth_indonesia.shtml


Semoga segera dibenahi, dan dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi rakyat yang sangat memerlukan layanan kesehatan.  


06. Panggung Ambruk

Saat panggung Rhoma Irama jatuh, disusul mobil rombongan Prabowo tabrakan di Sulawesi, komunitas relawan Jokowi lagi-lagi mencibir bahwa ini adalah pertanda sial bagi Prabowo. Ehh tidak berapa lama panggung Jokowi juga roboh dan bahkan Jokowi sendiri sempat jatuh. Silahkan lihat di link berikut; 

http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/06/17/1957560/lantai.panggung.ambruk.jokowi.dan.nelayan.jatuh?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp


07. Issue Pemecatan

Lalu muncul lagi issue pemecatan, dan bahwa Prabowo tidak layak karena pernah dipecat. Tak lama kemudian muncul kabar bahwa JK pun ternyata dipecat oleh Gus Dur karena terindikasi mengabaikan perintah (ke luar negeri tanpa izin), terindikasi Korupsi (meski masih perlu pembuktian secara hukum) serta nepotisme (saat itu bahkan sempat beredar singkatan SDM, yakni semua dari Makassar). Pemecatan JK adalah resmi, berbeda dengan pemecatan Prabowo yang ternyata dibantah Istana. Menurut Istana, Prabowo dihentikan dengan hormat, sedangkan dokumen DKP lebih merupakan surat rekomendasi saja yang menurut mantan Kasum Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo cacat karena hanya ditanda tangani satu jendral bintang empat saja yakni Subagyo HS dan dirilis sebelum mahmil dilakukan, sedangkan untuk pangkat selevel Prabowo seharusnya diperlukan tiga jendral bintang empat untuk merilis rekomendasi DKP tersebut.Silahkan lihat di link berikut;


http://pemilu.sindonews.com/read/873005/113/dipecat-gus-dur-punya-informasi-kuat-jk-terindikasi-korupsi

http://www.jpnn.com/read/2014/06/11/239632/Mantan-Kasum-TNI-Tegaskan-Prabowo-Bukan-Dipecat-


08. Putra/Kader Terbaik Korupsi

Saat SDA ketua PPP, yang dijuluki Prabowo salah satu Putra Terbaik Bangsa, terindikasi korupsi dan lalu menjadi urusan KPK, kembali komunitas menyerang Prabowo karena didukung orang-orang bermasalah alias koruptor. Namun KPK lantas juga menggebrak Walikota Palembang sebagai tersangka korupsi, yang merupakan aktivis PDI dan sempat juga dinyatakan sebagai salah satu kader terbaik PDI-P. Silahkan lihat di link berikut; 

http://www.rmolsumsel.com/read/2014/02/22/2439/1/PDIP:-Romi-Herton-Tetap-Kader-Terbaik-

http://www.rmolsumsel.com/read/2014/06/16/7987/1/Romi-Herton-dan-Istrinya--Jadi-Tersangka-


09. Kewarganegaraan Ganda

Prabowo, juga pernah di issue-kan memiliki kewarganegaraan ganda, namun akhirnya penjelasan KPU bisa mengklarifikasi hal tsb. 


http://kanalsatu.com/id/post/24392/kpu_tegaskan_prabowo_tak_berkewarganegaraan_ganda/kpu_tegaskan_prabowo_tak_berkewarganegaraan_ganda


10. Prestasi Prabowo

Komunitas juga menyerang prestasi Prabowo yang dinilai nihil, jika yang dilihat adalah terkait pemerintahan, jelas saja relatif nihil, sebagaimana prestasi militer Jokowi yang sama saja nihilnya. Secara umum yang diperlukan adalah kapasitas leadership dan managerial, karena di level tertentu hal-hal inilah yang lebih diperlukan. Silahkan lihat di link berikut;


http://id.wikipedia.org/wiki/Prabowo_Subianto


11. Rencana Pembunuhan Jokowi

Muncul sebuah account yang menggunakan bahasa kaku dengan kutipan kalimat sbb “Ada calon presiden yang memiliki ambisi sangat besar untuk berkuasa dan akan melakukan apa saja demi ambisinya, termasuk membunuh. Anda semua pasti tahu siapa calon presiden yang saya maksud. Calon presiden tersebut telah berusaha merayu saya sebagai wakilnya”, dst  namun tak lama kemudian Abraham Samad membantah dia memiliki account tersebut. Silahkan lihat di link berikut;


http://politik.news.viva.co.id/news/read/494008-diserang-akun--abraham-samad--di-twitter--gerindra-tak-gentar


12. Sterilisasi Prabowo

Issue bahwa "senjata" Prabowo di amputasi Fretilin juga mengemuka. Ini juga sering menjadi bahan ejekan di komunitas relawan Jokowi. Hemm apakah orang-orang ini tidak tahu bahwa, seorang prajurit yang berperang membela bangsa dengan mempertaruhkan jiwa dan raga adalah pahlawan, tidak selayaknya saat kembali mereka dilecehkan hanya karena mereka cacat, itupun jika benar cacat. Namun jika ternyata tidak seperti itu, bukankah ini merupakah fitnah pada ybs. Khusus kasus ini, biarlah waktu yang akan menjawab. Prabowo sendiri dalam orasinya mengangkat penting-nya perhatian pada kaum disabilitas. Silahkan lihat di link berikut;

http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/05/25/n64b8z-tim-dokter-pastikan-tak-ada-disabilitas-pada-dua-pasang-kandidat


13. Pengurus Kuda
Istilah pengurus kuda,  mulai menjadi trend sejak acara debat Mata Najwa antara Adian Napitupulu dengan Achmad Yani. Adian menjawab-nya setelah diminta oleh Najwa untuk agar masing-masing kubu membeberkan kelebihan capres di kubu lawannya. Namun lagi-lagi mata kita terbuka saat membaca bahwa Prabowo memelihara kuda bukan cuma untuk kesenangan pribadi, melainkan demi team Polo Indonesia yang dengan bebasnya berlatih bersama kuda-kuda di lahan yang disiapkan oleh Prabowo. Uniknya anak-anak muda yang mewakili Indonesia di kejuaraan internasional tersebut justru anak-anak kampung namun mampu mengalahkan Negara-Negara lain dan mengharumkan nama bangsa. Silahkan lihat di link berikut;http://www.tribunnews.com/sport/2014/01/19/indonesia-juara-turnamen-polo-berkuda-se-asia 


14. Hutang Triliyunan Prabowo
Seperti biasa tak ada klarifikasi dari Prabowo yang memang lebih sering memilih diam, mengenai issue hutang-nya yang konon mencapai belasan trilyun, sehingga di kubu Relawan Jokowi, capres/cawapres terkaya adalah Jokowi sebaliknya Prabowo termiskin karena menggunungnya hutang yang dia miliki. Namun klarifikasi administrasi dari KPK 26/6/2014 membuktikan hal yang sebaliknya, Jokowi ternyata capres cawapres dengan hutang terbanyak, sekaligus capres/cawapres termiskin. Berikut pengumuman KPK


1. Utang Capres Prabowo Rp 28.993.970, total harta kekayaan Rp 1.670.392.580.402 dan USD 7.503.134;
2. Utang Capres Jokowi Rp 1.936.939.782, total harta kekayaan Rp 29.892.946.012 dan USD 27.633;
3. Utang cawapres Hatta Rp 157.901.040. total harta kekayaan Rp 30.234.920.584 dan USD 75.092; dan,
4. Utang cawapres JK Rp 19.660.000, total harta kekayaan Rp 465.610.495.057 dan USD 1.058.564.



Dari data tersebut, Prabowo memiliki kekayaan 862,39 x lebih banyak di banding Jokowi, namun hutang Jokowi 66,8 x lebih banyak dibanding Prabowo. Silahkan lihat di link berikut http://www.merdeka.com/pemilu-2014/jokowi-capres-paling-miskin-dan-banyak-hutang.html


Pada pilpres kali ini, masih banyak hal menarik lainnya seperti Implementasi Demokrasi Kasus Lurah Susan vs Kasus Wagub Ahok, Kontroversi Perlu Tidaknya Latihan Sebelum Debat, Misteri Pelukan Tak Berbalas, Kertas Contekan Berubah Ukuran, Esemka China atau Esemka Indonesia ?, Tol Laut vs Pelabuhan Laut, BPJS vs Kartu Sehat, Misteri Kebocoran Anggaran, Dualisme HKTI, dll namun akan kita bahas dalam tulisan berikutnya saja. Link yang saya jadikan referensi juga bisa jadi tak semuanya akurat, namun karena tidak hanya satu link yang memuat berita sama, saya berharap dapat memberikan gambaran yang mendekati fakta sebenarnya.


Akhir kata, Prabowo sama sekali bukanlah sosok sempurna, demikian juga Jokowi, namun merekalah yang kebetulan saat ini menjadi kandidat "terbaik" yang dimiliki Indonesia, suka tidak suka, mau tidak mau salah satu dari mereka akan memimpin Indonesia lima tahun kedepan, mari kita sukseskan pemilihan ini dengan menghormati siapapun pilihan Rakyat Indonesia. Lalu kita awasi kinerja mereka dengan terus memberi masukan bagi kebaikan bersama.

4 comments:

Lestari Aji said...

Sy apresiasi tulisan anda yg menurut sy obyektif. Teruslah utk tetap berbagi informasi secara santun spt ini, biarlah pembaca yg menilai tanpa anda harus mempengaruhinya. Tq bgt tulisannya.Salam utk kelg

irones said...

Nice curhat :)
Izin share om Husni.


Irones

irones said...

Nice Curhat :)

Irones

Lina Alwi said...

Masyarakat Indonesia memang belum siap unuk berdebat dengan jernih dan cerdas ...
Masih pada level memaki dengan licik