Friday, March 07, 2014

Sedekah Pemancing Rezeki #2


Beberapa saat lalu saya menerima cerita kiriman teman di Group WhatsApp mengenai petani Jagung yang berhasil meningkatkan kualitas jagungnya dengan membantu  proses penyerbukan berjalan dengan lebih baik. Petani ini membuka rahasianya berkali kali juara kontes tanaman, yakni dengan selalu membagikan bibit jagung terbaiknya pada petani disekitarnya. Dia mengatakan angin menerbangkan serbuk sari dari bunga bunga jagung yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang lainnya. Jika tanaman tetangganya berkualitas buruk, serbuk sari yang dia terima akan berkualitas buruk juga. Dengan demikian menolong tetangga adalah menolong dirinya sendiri juga.

Lalu teman yang lain cerita bagaimana dalam sebuah acara pelatihan, semua peserta diberi balon berwarna sama dan lalu menulis namanya masing-masing dengan spidol pada balon. Setelah itu semua balon digabung dengan balon lainnya dipindahkan ke ruangan lain. Lalu sang trainer meminta semua peserta masuk ke ruangan lain tersebut dan kali ini untuk mencari balon-nya masing-masing. Ternyata proses itu sangat sulit dilakukan, satu sama lain terlihat panik, dan bertabrakan, rebutan serta saling mendorong. Akan tetapi ketika instruksi diubah menjadi semua peserta cukup mengambil satu balon dan lalu mencari pemilik sebenarnya, maka dengan cepat semua peserta kembali mendapatkan balon milik mereka.

Pengalaman Yadi Sudjatmiko di website Jamilazzaini, seorang lulusan STM yang kini menikmati kemakmuran merefleksikan hal yang sama. Beliau saat ini merupakan seorang spesialis di bidang pemasangan peralatan di perut bumi pada lokasi pengeboran di Oman, dengan gaji yang bahkan mengalahkan sarjana teknik berpengalaman. Yadi mengatakan lokasi kerjanya memang tak terlihat (karena di perut bumi) namun soal gaji sebaliknya alias sangat terlihat. Semua itu didapatkan dengan prinsip yang sangat sederhana, jika anda ingin dilayani oleh Allah, maka layanilah sesama manusia dengan sepenuh hati. Yadi yang berprinsip selalu bangun pagi sebelum orang lain bangun ini, mulai berusaha memberikan layanan terbaik bagi sesama, setelah sempat menjadi room boy di sebuah hotel di Kalimantan, dan lalu sempat menjadi supir. 

Sejak masih bekerja di Pusat Komputer salah satu Institut Teknik di Bandung, saya memiliki tugas sampingan yakni mengajar beberapa mata kuliah seperti Programming Language, Algorithm, Database Design dan System Design. Pindah ke Jakarta, lagi-lagi saya mendapatkan tugas tambahan mengajar Software Engineering / Design Tools, serta Project Management. Di perusahaan sekarang tugas tambahan saya adalah mengajar Communication, Problem Solving and Decision Making, Leadership and Managerial, serta Project Management Tools. Sementara 1x seminggu saya mengajar di Magister Management UI sejak setahun terakhir mata kuliah ERP/eBusiness serta Strategic Operations.  Uniknya meski mengajar, ternyata yang terjadi justru saya banyak belajar dari pengalaman setiap peserta, dan menjadi lebih baik secara keilmuan. Sesungguhnya ilmu itu tiada habisnya semakin diberikan maka semakin banyak yang kita dapatkan.

Jadi mirip seperti kata Kennedy yang sedikit saya modifikasi, “Jangan tanyakan apa yang dapat diberikan sesama pada mu, namun tanyalah pada dirimu apa yang bisa kau berikan bagi sesama mu”, namun tentu saja versi asli kata-kata Kennedy adalah “negara” dan bukan “sesama”. Selamat memberi, melayani dan berbagi, serta silahkan baca tulisan saya sebelumnya terkait topik yang sama dengan cerita yang berbeda di

http://hipohan.blogspot.com/2014/01/sedekah-pemancing-rezeki.html

No comments: