Wednesday, May 25, 2016

Jalan jalan lagi ke Singapore Part#2 of 5 : Gardens by The Bay dan Clarke Quay


Tiket yang kami miliki terdiri satu tiket besar yang menghubungkan dua helai tiket kecil, masing-masing disisi kiri dan kanan. Sisi yang satu mewakili Flower Dome sedangkan sisi lainnya Cloud Forest. Barangkali tidak banyak yang tahu, destinasi nomor 1 di Singapore ini mampu meraih 20 Juta pengunjung hanya dalam 3 tahun sejak pendiriannya.  





Gambar diatas, merupakan salah satu penampakan Gardens by The Bay di Internet yang membuat kami penasaran untuk melihatnya secara langsung. Dari pintu depan, untuk menghemat stamina, kami menaiki bis terbuka dan mengingatkan saya akan Dusun Bambu yakni lokasi wisata di Lembang.






Lokasi Gardens by The Bay ini sangat dekat dengan Marina Bay, jadi saat di pintu masuk kita sudah bisa ambil beberapa foto di taman bagian depan dengan latar belakang Marina Bay. Sebenarnya sayang juga melewatkan pemandangan dari pintu masuk menuju ke Flower Dome dengan menggunakan bis terbuka, namun kami juga sadar harus menghemat stamina.





Jumlah koleksi tanaman di lokasi seluas 101 hektar ini tidak tanggung-tanggung yakni 1.000.000 tanaman, termasuk tanaman Eropa seperti Tulip yang hanya dapat tumbuh di cuaca dingin. Dengan rumah kaca raksasa seperti ini, udara bisa diset sehingga sesuai dengan kebutuhan setiap jenis tanaman. Setelah puas mengunjungi Flower Dome, bangunan rumah kaca setinggi 38 meter, kamipun menuju Cloud Forest.




Begitu kita masuk, langsung disambut dengan air terjun dan udara seperti di pegunungan. Sedih juga melihat betapa air terjun palsu ini menjadi lokasi dengan kunjungan wisatawan yang begitu tinggi, padahal air terjun aslinya dengan mudah kita temukan di banyak tempat di Indonesia. Bagi saya air terjun di Cloud Forest, terlihat tidak alami diantara pelataran logam, kabel baja dan kaca.




Lalu kami mulai merambat menaiki jembatan logam mengelilingi air terjun sampai ke tempat tertinggi. Rumah kaca Cloud Forest yang lebih tinggi dari Flower Dome sekitar 4 meter. Nampak sebuah kolam yang airnya begitu tenang, sehingga saya sempat mengira terbuat dari kaca. Tenangnya air ini menandakan struktur bangunan Cloud Forest yang kokoh. Menjelang pintu keluar nampak kumpulan stalaktit dan stalakmit, yang rasanya terlihat aneh, karena lebih mirip ruang pamer dibanding gua dimana kita biasanya menemukan obyek ini. 




Secara umum lokasi ini mengingatkan saya akan film Avatar, khususnya pohon-pohon raksasa artifisial alias Supertree Grove, dan konon kabarnya, film The Guardian of Galaxy menjadikan Gardens by The Bay menjadi inspirasi bagi Planet Xandar. Tadinya saya kira desain Garden by The Bay ada hubungannya dengan Ridwan Kamil, ternyata didesain oleh Grant Associates untuk Bay South and Gustafson Porter untuk Bay East, yang keduanya berasal dari UK. Ridwan Kamil sendiri lebih berperan untuk masterplan di  Marina Bay Waterfront.




Dari sini kami memisahkan diri dengan rombongan dan langsung menuju Clarke Quay. Diantara sungai dan jembatan cantik yang menghubungkan kedua sisi sungai, nampak banyak restoran di kiri dan kanan sungai. Perahu dengan lampu berwarna warni nampak hilir mudik melintasi sungai. Kami langsung menyeberang lewat jembatan sambil memotret sana sini, dan lalu menikmati kebab berukuran raksasa di salah satu warung di pinggir sungai. Karena tidak membawa tripod, saya menggunakan pegangan jembatan untuk mengabadikan foto ini. 



Di masa lalu Singapore River merupakan pusat perdagangan khususnya sejak Singapore mengalami cikal bakal modernisasi tahun 1819. Selama masa kolonial, perdagangan dengan kapal yang melintasi sungai ini,  menggunakan Clarke Quay sebagai gudang. Tahun 1977 sampai dengan 1987, Pemerintah Singapore membersihkan Singapore River dan resmi dibuka tahun 1993. 10 tahun setelahnya difasilitasi tempat bagi para penyewa yang membuka berbagai restoran yang dihubungkan dengan pedestrian yang nyaman bagi para turis.Ada festival rutin dan live music yang semakin membuat tempat ini menarik khususnya di malam hari.  

Lanjut ke Part #3 http://hipohan.blogspot.co.id/2016/05/jalan-jalan-lagi-ke-singapore-part3-of.html

2 comments:

denzzz said...

haha bagi saya kalimat ini keren om "Bagi saya air terjun di Cloud Forest, terlihat tidak alami diantara pelataran logam, kabel baja dan kaca. "

Husni I. Pohan said...

Betul sekali, perlu belajar banyak dari Singapore bagaimana mengemas paket wisata, lahhh air terjun palsu, lalu gua palsu dengan stalaktit dan stalakmit tempelan saja bisa mereka jual.