Menemani Si Bungsu menonton Bohemian Rhapsody, lalu untuk
kedua kalinya menemani istri menonton kembali setidaknya ada dua hal yang bisa
saya simpulkan. Pertama, hanya pada saat sulit kita menemukan sahabat dan cinta
sejati. Namun jika sukses diraih jangan
pernah meninggalkan mereka, karena jika itu anda lakukan, maka hanya sahabat
dan cinta palsu lah yang akan anda dapatkan.
Kedua, sebaiknya jika
berkumis cukur kumis anda sebelum menonton, karena kalau tidak, maka akan ada
perasaan tidak nyaman ditatap dengan penuh arti oleh penonton lainnya. Maklum
Freddie Mercury, Jim Hutton dan Paul Prenter tokoh dengan kelainan seksual di
masa itu seperti yang digambarkan di film, kesemuanya memiliki kumis tebal.
Hal yang
mengagumkan bagi saya tentu saja proses casting yang luar biasa, pemeran Brian
May (Gwilym Lee), Roger Taylor (Ben Hardy) benar-benar terlihat mirip. Begitu juga
John Deacon (Joseph Mazello). Wajah Joseph Mazello juga terlihat akrab, dan
baru ingat kemudian kalau dia pernah main di Jurassic Park, sebagai bocah
lelaki yang dikejar-kejar dinosaurus sepanjang film. Begitu miripnya, sehingga
ada yang mengatakan Gwilym Lee bahkan lebih mirip Brian May ketimbang Brian May
sendiri he he.
Namun mencari
aktor yang bisa memainkan Freddie Mercury tentunya tidak mudah, apalagi secara
fisik Rami Malek tidak benar-benar mirip. Untungnya Rami Malek memiliki bakat
khusus akting sehingga dia tetap bisa memainkan peran Freddie dengan luar biasa.
Keputusan Brian May mengganti kandidat Sacha Baron Cohen (yang karya2 film
sebelumnya sarat dengan komedi SARA) dan pengakuan Cohen yang ingin lebih menonjolkan
sisi kelam Freddie akhirnya tidak terwujud. Cohen konon meninggalkan proyek tsb
di tahun 2013 dengan tuduhan kalau Brian May tetap ingin menjaga nilai-nilai
baik Queen dan lebih pantas sebagai produser musik ketimbang film.
Adegan yang saya
suka, adalah saat Freddie mencoba meyakinkan Roger dan Brian, saat band mereka
kehilangan vokalis, adegan awal saat persiapan konser Live Aid yang
dipersiapkan dengan sangat detail, dialog dengan Mary Austin saat hujan turun
dengan deras dan lalu Freddie menyadari kalau apa yang disampaikan Mary Austin
benar belaka, sayangnya dia tidak kembali ke Mary Austin, cinta sejatinya (yang
menjadi inspirasi lagu legendaris Love of My Life) , namun hanya meninggalkan
Paul Sang Oportunis dan lalu jatuh ke pelukan Jim.
Film ini juga
menjelaskan bagaimana tidak nyamannya Brian, Roger dan John dengan gaya hidup pesta-pesta
Freddie yang semakin liar, bahkan juga sampai melibatkan pasangan sejenisnya
ikut menentukan sisi artistik dari album-album Queen selanjutnya. Kehidupan
Freddie yang serba bebas akhirnya berakhir karena AIDS pada 24 November 1991,
sementara pasangan terakhirnya alias Jim Hutton yang juga juga pengidap HIV sejak
terdeteksi tahun 1990, meninggal 1 Januari 2010, karena kanker paru-paru pada
usia 61 tahun.
Jangan lupa ada tokoh yang meski tak muncul, namun sangat penting untuk menghadirkan suasana studio dengan vokal khas Freddie Mercury. Siapa dia ? yakni Marc Martel, yang kualitas suaranya benar-benar mendekati Freddie. Begitu bagusnya Marc, sehingga banyak yang heran kenapa Queen formasi terakhir malah mengusung Adam Lambert. Anda bisa cek Marc Martel dalam link https://www.youtube.com/watch?v=QkCxE2Lh458 .
Apakah versi film ini dengan adanya supervisi langsung Brian May, sesuai dengan fakta ?, tidak juga ternyata, paling tidak ada sekitar 6 fakta yang tak sesuai dengan apa yang digambarkan dalam film. Anda bisa cek di link ini https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20181202120303-36-44595/6-fakta-yang-tidak-sesuai-cerita-di-film-bohemian-rhapsody .
Jangan lupa ada tokoh yang meski tak muncul, namun sangat penting untuk menghadirkan suasana studio dengan vokal khas Freddie Mercury. Siapa dia ? yakni Marc Martel, yang kualitas suaranya benar-benar mendekati Freddie. Begitu bagusnya Marc, sehingga banyak yang heran kenapa Queen formasi terakhir malah mengusung Adam Lambert. Anda bisa cek Marc Martel dalam link https://www.youtube.com/watch?v=QkCxE2Lh458 .
Apakah versi film ini dengan adanya supervisi langsung Brian May, sesuai dengan fakta ?, tidak juga ternyata, paling tidak ada sekitar 6 fakta yang tak sesuai dengan apa yang digambarkan dalam film. Anda bisa cek di link ini https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20181202120303-36-44595/6-fakta-yang-tidak-sesuai-cerita-di-film-bohemian-rhapsody .
Diluar kehidupan
Freddie yang saya kira tak layak dicontoh, bersama Queen mereka berhasil
merilis 15 album studio. Sampai dengan album The Game, Queen masih setia pada jalur
utama yakni rock, sayangnya sejak album Hot Space musiknya mulai agak
melenceng, meski pada beberapa bagian
masih memainkan akar musik mereka yang sebenarnya.
- Queen (1973)
- Queen II (1974)
- Sheer Heart Attack (1974)
- A Night at the Opera (1975)
- A Day at the Races (1976)
- News of the World (1977)
- Jazz (1978)
- The Game (1980)
- Flash Gordon (Original Soundtrack) (1980)
- Hot Space (1982)
- The Works (1984)
- A Kind of Magic (1986)
- The Miracle (1989)
- Innuendo (1991)
- Made in Heaven (1995)
Sayang juga,
tidak semua masterpiece mereka ada dalam film ini, padahal menurut saya The
Prophet Song, bahkan lebih baik ketimbang Bohemian Rhapsody. Akhir kata,
menyenangkan sekali menonton kisah masa lalu ini, suasana konser yang megah,
sound system yang membahana dan juga mengingatkan kita kembali pada pentingnya
tetap hidup sehat dan normal, serta senantiasa berpegang pada norma agama.
No comments:
Post a Comment