Hari-hari ini kejahatan online semakin menggila, meski kita
sukses menghindar, namun hal ini bisa saja menimpa orang-orang disekitar kita.
Kakak perempuan saya tertipu beberapa tahun lalu, ATM nya terkuras dengan modus
cek transfer namun yang sebenarnya terjadi kakak saya lah yang secara tidak
sadar melakukan transfer ke rekening pelaku.
Saya sendiri juga nyaris jadi korban dan dapat dibaca di link berikut http://hipohan.blogspot.com/2017/09/nyaris-tertipu.html.
Dan kini giliran anak perempuan saya alias Si Bungsu yang akhirnya menjadi
korban.
Bagaimana ceritanya ? Si Bungsu yang memang penggemar John
Mayer, karena kehabisan tiket di bukalapak tertarik membeli tiket via Instagram
akun executive.tix, atas rekomendasi temannya yang menggunakan jasa akun tsb
dalam membeli tiket group K-Pop aka blackpink. Sebagaimana teman sebayanya,
pada usia tsb, teman memang lebih dipercaya ketimbang orang tua. Setelah
mengecek akun tsb, saya curiga dengan tiadanya komentar dari pembeli, dan followernya
yang cuma sekitar 50. Namun Si Bungsu tetap ngotot untuk membeli lewat akun tsb.
Di lain pihak ibunya keberatan dia nonton konser tanpa didampingi orang tua
atau saudara di Jakarta, akhirnya diputuskan untuk membeli dua buah tiket,
untuk Si Bungsu dan saya.
Karena Si Bungsu tetap ngotot, membeli lewat akun tsb, saya
sampaikan bahwa, jika ternyata kemudian akun tsb adalah penipu, maka Si Bungsu
harus mengganti dengan tabungannya sendiri, dan kami deal. Setelah Si Bungsu menyampaikan
permintaan ke akun tsb, dan terjadilah kronologis sbb;
- Sesuai info akun IG @executive.tix harga tiket IDR 1.500.000 jt per orang untuk tipe Green
- Si Bungsu memesan 2 tiket via akun IG @executive.tix
- Si Bungsu melakukan transfer DP IDR 1.500.000, dan karena mobile banking milknya sedang bermasalah sinyal, lalu transfer pada 25 Januari 2019 dengan menggunakan rekening temannya norek BCA 0213324010 a/n Fiky ke norek BCA 7620921879 a/n Mulyana, anehnya dengan berbagai cara, akun @executive.tix menunda penyerahan tanda terima.
- Akun @executive.tix mendadak minta kirim IDR 1.500.000 juta lagi, pada tanggal 28 Januari 2019, dari norek Permata 004129559212 a/n Avicenna Nadhifa ke norek BCA 4400092112 a/n Mochamad Bagus Febriyant, namun kemudian dia mengatakan bahwa ternyata peminat konser John Mayer sangat luar biasa, dan dalam waktu yang sangat mepet dia mendadak minta lsg ditransfer segera. Namun beberapa saat kemudian dia lalu mengatakan tiket Green gagal didapat.
- Akun @executive.tix lalu menawarkan tiket Blue yang lebih mahal seharga IDR 2.500.000, jadi total dua tiket menjadi IDR 5.000.000, namun dengan posisi yang lebih dekat ke panggung.
- Karena akun @executive.tix mengaku merasa bersalah gagal mendapatkan tiket Green, dia mengatakan dua tiket seharga IDR 5.000.000 juta cukup dibayar IDR 4.000.000 juta saja, jadi harusnya kurang IDR 1.000.000 juta lagi.
- Akun @executive.tix mengatakan ternyata dia mengalami keterbatasan dana, dan minta ditransfer tambahan IDR 1.500.000 juta pada tanggal 30 Januari 2019, dari norek Permata 004129559212 a/n Avicenna Nadhifa ke norek BCA 3310546690 a/n Bim Praastyo dan berjanji akan mengembalikan IDR 500.000 lagi saat memberikan tiket fisiknya.
- Akun @executive.tix mengatakan ternyata dia mengalami keterbatasan dana lagi, dan minta ditransfer tambahan IDR 500.000, pada 1 Februari 2019 dari norek Permata 004129559212 a/n Avicenna Nadhifa ke norek BCA 0201551420 a/n Suhairi.
- Lalu transfer terakhir tambahan IDR 250.000 pada 6 Februari 2019 dari norek Permata 004129559212 a/n Avicenna Nadhifa ke norek BCA 1660253200 a/n Alfiansah, seraya berjanji akan mengembalikan IDR 1.250.000 lagi saat memberikan tiket fisiknya di lokasi konser.
- Si Bungsu yang sangat ingin menonton konser tsb, seakan akan terhipnotis, berusaha memenuhi semua keinginan akun IG excutive.tix Sehingga akhirnya total yang sudah ditransfer Si Bungsu via Permata dan BCA temannya, sebesar IDR 5.250.000 dalam 5x transfer.
Bagi saya jelas sekali keganjilannya, akun @executive.tix ini
tidak punya stok tiket dan tidak punya uang pula, sementara Si Bungsu sudah
transfer total IDR 5.250.000, dan Si Bungsu sama sekali tidak memiliki tanda
terima kecuali lima slip transfer karena pada saat yang sama Si Bungsu melakukan
pergantian HP, sehingga percakapan via Line, datanya sempat tak lagi bisa
diakses. Saya jadi ingat, strategi pada beberapa kasus penipuan, yang bahkan
juga ada dalam kurikulum sales, dimana situasi memang sengaja dibuat mepet,
agar si pembeli tak lagi dapat berpikir sehat.
Saya lagi-lagi berkomentar pada Si Bungsu, bahwa masa sih
penjual tiket meminjam duit segala ?, lantas serah terimanya kok dilakukan di
lokasi konser ?. Saya sampaikan pada Si Bungsu, bahwa dalam suasana crowded tidak mudah berjanji dengan
seseorang, apalagi sinyal HP dalam situasi padat begitu, sering sekali menjadi sulit didapat. Namun Si Bungsu
tetap ngotot, ya sudahlah, kadang-kadang memang nasihat saja tidak cukup,
barangkali Si Bungsu akan dapat pelajaran yang lebih baik jika sendiri yang
merasakan.
Si Bungsu lantas mengatakan, dia sudah cukup sering
transaksi dengan online seller di IG, dan bukankah saya sendiri juga melakukan
pembelian tiket DisneySea Tokyo via online ?. Saya mencoba menjelaskan situasinya berbeda
karena transaksi yang biasa dia lakukan di IG sebelumnya, relatif kecil seperti
sepatu, parfum ataupun compact disc, sementara saya saat membeli tiket
DisneySea, menggunakan provider diantara pembeli dan penjual. Meski saya bayar
di depan, namun provider akan menahan pembayaran ke penjual, sampai dengan saya
melakukan konfirmasi penerimaan barang dimaksud.
Selang beberapa minggu kemudian setelah total transfer
sebesar IDR 5.250.000 tsb, Si Bungsu mulai mengeluh dia kesulitan mengontak
akun tsb. Lalu saya coba bantu, namun akun tsb tetap tidak mau merespon call, sementara
whatsapp saya hanya dibaca, begitu juga DM saya via IG. Akhirnya sekitar H-4,
dia menjawab, bahwa semua akan dia selesaikan H-2. Karena akun tsb sudah
merespon, saya mengatakan pada anak bahwa lebih baik saya pergi duluan ke
Jakarta, untuk memastikan tiket sudah bisa diserahterimakan ketimbang ketemu akun
tsb di lokasi konser. Sehingga rencana awal pergi berdua diubah, dan anak akan
menyusul ke Jakarta dengan kereta. Maka anak pun memesan tiket kereta, untuk
berangkat ke Jakarta sekitar jam 11:00 pada hari konser, dan saya akan
menjemputnya di Gambir dengan kedua tiket ditangan.
Eh lagi2, akun tsb kembali sulit dikontak, dan masuk ke H-1,
meski terlihat dia membaca pesan saya, via whatsapp, namun dia tidak
membalasnya sama sekali. Apa identitas pelakunya ?, ybs menggunakan akun
@executive.tix di IG, akun rubyfr24 di line, nomor XL 087776072329, norek BCA 7620921879 a/n Mulyana, norek BCA 4400092112 a/n Mochamad Bagus
Febriyant, norek BCA 3310546690 a/n Bim Praastyo, norek BCA 0201551420 a/n Suhairi, dan norek BCA 1660253200 a/n Alfiansah. Browsing yang saya lakukan,
sepertinya dia pernah berjualan di shopee dan sempat dibicarakan di kaskus karena terindikasi
terlibat dalam kasus penipuan. Saya
sudah melaporkan hal ini ke XL, dan XL bisa melacak posisi HP tsb, dan saya diminta
melapor via 588 yang langsung saya lakukan.
Aksi berikutnya saya call customer service BCA untuk
pemblokiran norek tsb dengan syarat FC pelapor, bukti transaksi, kronologis dan
surat pernyataan blokir dengan meterai IDR 6000 dan ttd serta saya lengkapi juga dengan surat dari kepolisian. Lalu dikirim ke halobca@bca.co.id dan dengan ukuran maks pelaporan
2,75 MB serta fisik dokumen diberikan ke kantor BCA yang disepakati. Untuk
setiap norek BCA harus ada masing-masing 1 set dokumen. Lalu saya diberikan ID
laporan 2103169097 (berubah menjadi ID 2102999498) untuk rekening kedua dan ID laporan 2103168205 untuk
rekening ketiga, ID laporan 2102931045 untuk rekening keempat dan ID laporan 2102930953 untuk rekening kelima. Rekening kesatu karena melibatkan pihak ketiga, yang merupakan teman Si Bungsu untuk sementara belum bisa diproses. Bagaimana hasilnya ? ya kita akan lihat seperti apa, yang jelas
moral of the storynya, hati-hatilah berbelanja secara online.
1 comment:
Sebuah pengalaman yg sangat berharga
Post a Comment