Tuesday, August 20, 2019

Jalan2 ke Patahan Lembang Part #4 dari 4


Setelah puas menikmati pemandangan dari ketinggian, kami melanjutkan perjalanan ke Batu Loceng, Sunten Jaya,  kampung yang berbatasan dengan hutan dan tebing dari Patahan Lembang. Perjalanan menurun terus sampai dengan kampung, kami harus tetap berhati-hati, karena sebagian adalah jalan batu. Istri sempat keram disini, dan kami tertinggal rombongan cukup jauh. Betha memilih turun ke sisi jurang untuk menghindari pertemuan dengan kawanan “orc”, saat perjalanan ke Batu Loceng 






Menjelang lohor setelah berjalan sekitar 1,3 km dari Patahan Lembang,  kami sampai di salah satu mesjid di Batu Loceng, istirahat dan melepas lelah lanjut dengan wudhu dan membersihkan diri ala kadarnya dengan air pegunungan yang sangat sejuk. Karena memang dari masjid sekitar sudah terdengar suara adzan. Mas Epsi salah satu anggota rombongan spontan langsung mengaktifkan sound system untuk adzan, dan kami lanjutkan dengan shalat berjamaah. Aneh juga hanya ada kami berlima dan seorang pemuda yang kebetulan lewat yang shalat disini tanpa satupun warga lokal. 

Setelah shalat, kami melanjutkan perjalanan menuju terminal angkot Sunten Jaya di Kampung Patrol.. jaraknya sekira kurang dari 500 meter. Lalu mampir sebentar ke tempat riset budidaya BSF (Black Soldier Fly) yakni lalat tentara hitam, yang lebih mirip tawon namun dalam versi mini dan ramping. Namanya lalat, tetapi BSF ini jauh dari seperti bentuk lalat seperti pada umumnya. Umumnya digunakan untuk membersihkan sampah dan mengubahnya menjadi kompos. Atau digunakan sebagai pakan ikan dan ayam.

Lama menunggu di Patrol, ternyata pada hari tsb ada banyak angkot yang disewa oleh manajemen The Lodge, gara-gara bis wisata yang menuju The Lodge harus berhenti karena sedang ada proyek pengerasan jalan. Untung ada angkot yang tidak keberatan mengantar kami ke The Lodge untuk kemudian meneruskan perjalanan ke Dago. Kakek supir angkot mengatakan dia bersedia mengantar kami jika dia tidak disewa oleh manajemen The Lodge, namun saat sampai di The Lodge,  karena memang disewa, Sang kakek minta maaf pada kami, dan akhinya kami turun setelah membayar IDR 20.000 meski sempat ditolak Sang Kakek. 

Saya cek Galaxy Watch saya, dan baru sadar, hiking di lokasi turun naik seperti ini indikator step dalam perangkat lunak SHealth, menunjukkan sekitar 21.557 step. Step sebanyak itu artinya sekitar 12 sd 13 km kalau berjalan di jalan datar. Namun indikator jarak SHealth, cuma menunjukkan sekitar 7,3 km. Artinya jarak langkahnya memang jadi lebih pendek di area turun/naik, dan sempat kaget melihat heart rate saya sempat mencapai 158. 

Kami lanjut dengan angkot lain yang kami sewa IDR 120.000 untuk mengantar kami kembali ke PUSAIR Dago.  Berapa biaya perjalanan kali ini, per orang kurang lebih sekitar IDR 50.000, namun kenikmatannya bertahan berbulan2. Kami lalu berpisah di Pasar Simpang seraya berharap dapat bertemu lagi kelak dalam keadaan sehat dan dengan petualangan baru.



No comments: