Suatu hari Ali melihat baju zirahnya yang sudah lama hilang dipakai seorang penduduk yang kebetulan beragama kristen. Ali tidak tahu kenapa baju itu ada pada orang tsb namun ia yakin sekali kalau baju itu adalah milik-nya. Namun karena orang itu menolak memberikan, maka Ali mengajukan kasus itu ke pengadilan yang kebetulan hakim-nya dia tunjuk sendiri.
"Apakah betul baju itu milik-mu ?", tanya hakim, "Ini bajuku, dan meski Ali, amirul mukminin atau khalifah dia tidak berhak menuduhku", jawab orang itu. "Apakah khalifah punya bukti ?", tanya hakim, "Ali tertawa, ya dia benar aku tidak punya bukti", jawab Ali. "Apakah khalifah punya saksi ?" tanya hakim, "Ada, anakku Hasan", jawab Ali. "Seorang anak tidak dapat menjadi saksi bagimu" jawab hakim. Namun Ali tidak mau menyerah dan sanggah-nya "Apakah sabda Rasulullah, bahwa Hasan adalah calon penghuni surga, tidak bisa menjamin ?", jawab hakim "Tetap Hasan tidak bisa jadi saksi".
Akhirnya hakim memutuskan Ali kalah dalam perkara ini. Orang itu kemudian berbalik hendak pulang, namun belum jauh ia berbalik lagi, dan berkata "Sesungguh-nya ini adalah hukum para Nabi, aku dituduh oleh khalifah, dibawa ke hakim yang dia tunjuk sendiri, namun dia ternyata kalah, jika demikian aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan rasul-nya". "Baju ini betul baju milik khalifah, aku mengikuti pasukan saat kau pergi ke Shiffin, dan aku mengambil beberapa barang dari kendaraan-mu" lanjutnya. Namun jawab Ali "karena kau telah mengakui Islam, ambillah baju itu untukmu".
Ada banyak cerita tentang karakter Ali yang menjadi khalifah selama empat tahun sembilan bulan, termasuk tidak mau-nya dia mengambil gaji yang menjadi hak-nya dari Baitul Mal, meski sudah disahkan sejak zaman Abu Bakar. Bahkan dia pernah harus menjual pedang-nya hanya untuk membeli sarung. Begitu pula selimutnya sangat tipis dan penuh tambalan.
Diluar rasa keadilan dan tak perdulinya dia pada dunia, Ali adalah sosok haus ilmu.Nabi pernah mengatakan, jika aku gudang ilmu, maka Ali-lah gerbang-nya. Kata2nya mengalir indah bagaikan puisi namun tetap sarat makna. Misalnya sbb;
Ilmu berbisik pada amal,
Dan amal mesti menjawab-nya,
Jika tidak, ilmu menjadi sia-sia.
Lain kali Ali mengatakan nasihat bagi orang sombong, sbb;
Tak ada yang bisa dibanggakan anak cucu Adam, di awalnya hanyalah setetes mani, dan di akhirnya sesosok bangkai, tak dapat memenuhi rezeki-nya sendiri, dan tak dapat mengindari musibah bagi diri-nya.
Ali adalah anak2 pertama yang memeluk Islam di usia 10 tahun-an, dan dia dijuluki Karramallahu wajhah, karena tak pernah bersujud di hadapan berhala. Ali juga dikenal sebagai sosok yang menggantikan Nabi di tempat tidurnya denga mengenakan baju Nabi, saat Nabi dan Abu Bakar hijrah. Hal ini dilakukan untuk menipu para durjana yang ingin membunuh Nabi. Hal ini menunjukkan karakter-nya yang pemberani.
Pada zaman Ali, nyaris tidak ada lagi pembebasan daerah baru,Ali lebih fokus pada penegakan keadilan, dan lalu memindahkan ibu kota ke Kufah (sekarang dikenal sebagai Irak). Hal ini dia lakukan karena dia kurang mendapat dukungan di Madinah sekaligus lebih strategis untuk memantau Syria. Namun Constantine putra Heraklius tercatat pernah mengirim ribuan pasukan dalam armada besar, yang akhirnya ditimpa badai, dan hanya menyisakan sedikit pasukan, terdampar di Sisilia dan lalu dihabisi penduduk Sisilia yang tidak suka penjajahan Romawi.
Ali mengalami situasi yang sulit setelah terbunuh-nya Utsman, sikap-nya yang dianggap kurang tegas, menyebabkan Ali konflik dengan Muawiyah yang juga gubernur Syria. Pada era-nya lah terjadi perang antar sesama muslim, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelum-nya. Termasuk perang dengan Aisyah, yang sebenarnya sudah diingatkan Nabi, namun Aisyah lalai. Namun Aisyah akhirnya menyadari kesalahan-nya dan bertobat menjelang ajal-nya.
Ali pernah diramalkan oleh Nabi, bagaimana hidup-nya berakhir, jadi beliau sangatlah siap jika memang hal itu harus terjadi. Saat shalat Fajar Ali keluar sebagaimana kebiasaan-nya membangunkan orang. Tiba2 terlihat kilatan pedang, dan terdengar suara "Wahai Ali, hukum milik Allah, bukan milik-mu ataupun milik2 sahabatmu !", lalu terlihat kilatan pedang dan kilatan pedang lagi. Namun ternyata serangan sang pengecut itu tak langsung membunuh Ali, dan dia berkata "Jika aku mati, maka bunuhlah dia. Jiwa dibayar dengan jiwa. Jika kalian membunuhnya, jangan melebihi batas dan tidak boleh menyiksa-nya karena Rasulullah SAW melarang perbuatan semacam itu meski hanya pada seekor anjing liar. Namun jika aku hidup aku akan melihat apa yang dapat kuperbuat terhadap-nya". Ali sempat memberikan wasiat lain, dan lalu diakhirinya denga "Tidak ada Tuhan Selain Allah", dan menghembuskan nafas-nya yang terakhir
"Apakah betul baju itu milik-mu ?", tanya hakim, "Ini bajuku, dan meski Ali, amirul mukminin atau khalifah dia tidak berhak menuduhku", jawab orang itu. "Apakah khalifah punya bukti ?", tanya hakim, "Ali tertawa, ya dia benar aku tidak punya bukti", jawab Ali. "Apakah khalifah punya saksi ?" tanya hakim, "Ada, anakku Hasan", jawab Ali. "Seorang anak tidak dapat menjadi saksi bagimu" jawab hakim. Namun Ali tidak mau menyerah dan sanggah-nya "Apakah sabda Rasulullah, bahwa Hasan adalah calon penghuni surga, tidak bisa menjamin ?", jawab hakim "Tetap Hasan tidak bisa jadi saksi".
Akhirnya hakim memutuskan Ali kalah dalam perkara ini. Orang itu kemudian berbalik hendak pulang, namun belum jauh ia berbalik lagi, dan berkata "Sesungguh-nya ini adalah hukum para Nabi, aku dituduh oleh khalifah, dibawa ke hakim yang dia tunjuk sendiri, namun dia ternyata kalah, jika demikian aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan rasul-nya". "Baju ini betul baju milik khalifah, aku mengikuti pasukan saat kau pergi ke Shiffin, dan aku mengambil beberapa barang dari kendaraan-mu" lanjutnya. Namun jawab Ali "karena kau telah mengakui Islam, ambillah baju itu untukmu".
Ada banyak cerita tentang karakter Ali yang menjadi khalifah selama empat tahun sembilan bulan, termasuk tidak mau-nya dia mengambil gaji yang menjadi hak-nya dari Baitul Mal, meski sudah disahkan sejak zaman Abu Bakar. Bahkan dia pernah harus menjual pedang-nya hanya untuk membeli sarung. Begitu pula selimutnya sangat tipis dan penuh tambalan.
Diluar rasa keadilan dan tak perdulinya dia pada dunia, Ali adalah sosok haus ilmu.Nabi pernah mengatakan, jika aku gudang ilmu, maka Ali-lah gerbang-nya. Kata2nya mengalir indah bagaikan puisi namun tetap sarat makna. Misalnya sbb;
Ilmu berbisik pada amal,
Dan amal mesti menjawab-nya,
Jika tidak, ilmu menjadi sia-sia.
Lain kali Ali mengatakan nasihat bagi orang sombong, sbb;
Tak ada yang bisa dibanggakan anak cucu Adam, di awalnya hanyalah setetes mani, dan di akhirnya sesosok bangkai, tak dapat memenuhi rezeki-nya sendiri, dan tak dapat mengindari musibah bagi diri-nya.
Ali adalah anak2 pertama yang memeluk Islam di usia 10 tahun-an, dan dia dijuluki Karramallahu wajhah, karena tak pernah bersujud di hadapan berhala. Ali juga dikenal sebagai sosok yang menggantikan Nabi di tempat tidurnya denga mengenakan baju Nabi, saat Nabi dan Abu Bakar hijrah. Hal ini dilakukan untuk menipu para durjana yang ingin membunuh Nabi. Hal ini menunjukkan karakter-nya yang pemberani.
Pada zaman Ali, nyaris tidak ada lagi pembebasan daerah baru,Ali lebih fokus pada penegakan keadilan, dan lalu memindahkan ibu kota ke Kufah (sekarang dikenal sebagai Irak). Hal ini dia lakukan karena dia kurang mendapat dukungan di Madinah sekaligus lebih strategis untuk memantau Syria. Namun Constantine putra Heraklius tercatat pernah mengirim ribuan pasukan dalam armada besar, yang akhirnya ditimpa badai, dan hanya menyisakan sedikit pasukan, terdampar di Sisilia dan lalu dihabisi penduduk Sisilia yang tidak suka penjajahan Romawi.
Ali mengalami situasi yang sulit setelah terbunuh-nya Utsman, sikap-nya yang dianggap kurang tegas, menyebabkan Ali konflik dengan Muawiyah yang juga gubernur Syria. Pada era-nya lah terjadi perang antar sesama muslim, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelum-nya. Termasuk perang dengan Aisyah, yang sebenarnya sudah diingatkan Nabi, namun Aisyah lalai. Namun Aisyah akhirnya menyadari kesalahan-nya dan bertobat menjelang ajal-nya.
Ali pernah diramalkan oleh Nabi, bagaimana hidup-nya berakhir, jadi beliau sangatlah siap jika memang hal itu harus terjadi. Saat shalat Fajar Ali keluar sebagaimana kebiasaan-nya membangunkan orang. Tiba2 terlihat kilatan pedang, dan terdengar suara "Wahai Ali, hukum milik Allah, bukan milik-mu ataupun milik2 sahabatmu !", lalu terlihat kilatan pedang dan kilatan pedang lagi. Namun ternyata serangan sang pengecut itu tak langsung membunuh Ali, dan dia berkata "Jika aku mati, maka bunuhlah dia. Jiwa dibayar dengan jiwa. Jika kalian membunuhnya, jangan melebihi batas dan tidak boleh menyiksa-nya karena Rasulullah SAW melarang perbuatan semacam itu meski hanya pada seekor anjing liar. Namun jika aku hidup aku akan melihat apa yang dapat kuperbuat terhadap-nya". Ali sempat memberikan wasiat lain, dan lalu diakhirinya denga "Tidak ada Tuhan Selain Allah", dan menghembuskan nafas-nya yang terakhir
No comments:
Post a Comment