Apakah anda pernah harus menghadapi sesuatu tapi anda benar2 tidak merasa siap ? Jika sering terjadi maka pasti ada yang salah dengan diri anda, namun sebaliknya jika jarang terjadi, berarti anda orang yang selalu siap menyongsong kesempatan atau malah tidak pernah mendapat / melihat kesempatan.
Saya sendiri pernah menghadapi situasi yang cukup "ajaib" saat masih sebagai Project Manager untuk sektor IT di salah satu instansi dibawah Departemen Keuangan. Suatu hari di tengah cuaca panas dipertengahan 2006 mendadak saya di telepon oleh X salah satu petinggi di instansi tsb, dan ditegur dengan keras karena semua peserta sudah menunggu presentasi saya di gedung yang berbeda, sedangkan saya justru satu2nya oraang yang belum datang. Mendengar nada suaranya yang tinggi dan mengandung kemarahan, saya memilih bersikap tenang, meski masih belum jelas apa yg sebenarnya terjadi.
Setelah saya ingat2, ternyata saya benar2 tidak tahu acara apa yang beliau maksud, mengenai acara apa dan apa peran saya dalam acara itu. Saat berjalan kaki bersama wakil saya, ke gedung yang dimaksud, saya masih mencoba mengingat ingat apakah ada undangan mengenai forum ini sebelum-nya, namun seingat saya tidak ada pemberitahuan atau undangan apapun.
Akhirnya kamipun sampai, dengan perasaan tidak nyaman saya mengetok dan lalu membuka pintu, lalu terlihatlah sebuah ruangan besar dengan sekitar 50 peserta forum dari berbagai departemen dan kantor cabang sedang menunggu. Juga terlihat meja panelis dengan sekitar 5 pejabat tinggi berwajah "penting". Dengan suara keras namun bernada lega X berseru "Nahh ! Ini dia orang-nya, yang ditunggu tunggu , ayo silahkan Pak Husni segera presentasi". Hiks.. presentasi apa ya ? batin saya, namun saya mencoba tetap tenang. Perasaan saya saat itu persis seperti korban salah satu acara TV, "Nah Ini Dia" yang konon kabarnya terinspirasi dari Harian Pos Kota.
Wakil saya mulai terlihat gugup, namun saya minta dia melakukan setup proyektor, tp saya minta jangan terburu-buru agar saya memiliki waktu untuk menyusun strategi. Lalu sambil membuka notebook, saya pasang kuping mencari tahu pembicaraan mereka. Pelan2 saya mulai berpikir keras untuk memahami apa topik forum hari itu, sambil dengan cepat saya tuangkan menjadi poin2 dalam materi presentasi, setelah sekitar 5 slide, maka saya beranikan diri untuk presentasi.
Ekspresi wajah wakil saya terlihat cemas seakan akan nasib kami berdua tergantung pada momen ini, tetapi nasi sudah jadi bubur. Saya mencoba berjalan dengan mantap ke podium. "Bapak dan Ibu yang saya hormati, selamat siang, hari ini kita akan mencoba mendiskusikan jalan keluar untuk masalah bla, bla bla, namun daripada membuat forum ini menjadi satu arah, saya memilih untuk setup forum ini lebih ke diskusi dua arah, dan akan saya bagi dalam beberapa kelompok, yang nantinya akan kita kompilasi sebagai resolusi". Selanjutnya saya sudah mulai bisa menangani audiens, dan lalu semuanya berjalan lancar.
Lalu sengaja saya set banyak jeda, sambil setiap kali jeda saya beri kesempatan sekiranya ada masukan, sambil mengamati akan seperti apa forum ini berjalan. Lalu dari masukan2 itu saya perkaya materi forum dengan ide2 baru untuk membuat resolusi dalam forum ini, menjadi lebih komprehensif.
Tak lama, forum pun selesai, dan suatu resolusi baru telah disepakati lengkap dengan time line, dan PIC untuk masing2 task. Alhamdulillah, berkat ketenangan, saya berhasil lolos dan mengubah kesulitan menjadi kesempatan untuk berprestasi. Apa sih moral of the story-nya ?, karena kesempatan tidak pernah menunggu kesiapan, jadikan lah diri anda sebaliknya yakni sosok yang selalu siap menghadapi tantangan, dan manfaatkan setiap waktu untuk meningkatkan kualitas diri.
No comments:
Post a Comment